Rabu, 06 Februari 2013

PENGORBANAN

-->
TERIMA KASIH IBU

Minggu Pagi ini cuaca sangat cerah sangat nyaman untuk bersatai, tetapi tidak untuk Rizky yang terlahir dari keluarga yang miskin. Sejak kecil Rizky memang sudah terbiasa untuk membantu orang tuanya yang bekerja sebagai pemulung atau biasa kita kenal dengan sebutan “Tukang Beling”. Meskipun sejak kecil dia sering membantu orang tuanya dengan mencari barang-barang bekas atau plastik, koran, botol soda, kardus dan yang lainnya dia tetap sekolah pada pagi hari. Yaa dia lah Rizky. Banyak cita-cita yang ingin dia raihnya meskipun ia tau bahwa keadaan ekonomi keluarganya tidak dapat memenuhi apa yang ia harapkan. Hari demi hari Rizky menjalani hidupnya dengan penuh harapan agar keluarganya selalu tercukupi. Tidak hanya menjadi pemulung Rizky pun mempelajari seni musik dengan belajar menggunakan alat musik gitar. Setiap pulang memulung Rizky selalu menyempatkan belajar bergitar dengan teman dan para pengamen jalanan. Bapak dan ibu Rizky tidak mengetahui bahwa anaknya belajar memainkan gitar. Dengan keinginan yang kuat Rizky ingin sekali memiliki sebuah gitar sendiri. Hal itu juga didukung oleh teman-temannya. Sedikit demi sedikit Rizky menabung sampai suatu hari ketika uang yang Rizky kumpulkan sudah cukup untuk membeli gitar satu kejadian yang benar-benar tidak pernah disangka maupun dibayangkan olehnya terjadi. Kejadian itu adalah pada saat bapaknya meninggal dunia dikarenakan pembuluh darah yang ada di otaknya pecah. Dunia seperti runtuh dihadapannya saat itu Rizky baru berumur 10 tahun dan baru duduk di kelas 5 SD. Rizky melihat air mata ibunya yang tidak berhenti mengalir terlihat sekali bahwa beliau sangat kehilangan. Pada saat itu lah Rizky berjanji akan membahagiakan orang tua satu-satunya. Uang yang sudah dikumpulkan untuk membeli sebuah gitar akhirnya digunakan sebagai acara penguburan bapak tercintanya. Tahun pun berganti, sekarang Rizky sudah sangat mahir memainkan gitar, Meskipun dia masih tidak memiliki gitar sendiri. Sepeninggalan bapaknya Rizky selalu menjadi lebih mandiri walau pun di sekolah dia tidak terlalu pintar tetapi dia sengat cerdas dalam sebuah pemikiran fiksi. Dengan keahlainnya memainkan gitar Rizky menjadi pengamen yang cukup terkenal dikalangan teman-teman pengamennya. Terkadang Rizky selalu berpikiran bahwa Allah tidak adil kepadanya karena selalu memberikannya cobaan yang selalu berat dari ekonomi keluarga dan duka cita kepergian bapaknya. Memang kita sebagai manusia hanya bisa menerima sekenario yang sudah ALLAH takdirkan kepada kita. Rizky sekarang berada di kelas 3 SMA Negeri yang memang biayanya gratis tetapi tetap saja untuk kebutuha sehari-hari selalu pas-pasan tidak seperti teman-temannya yang selalu berpakaian rapi, bagus, keren, modis sangat berbanding terbalik dengan Rizky yang memiliki baju seragam hanya satu stel itu pun berwarna kusam dan kuning karena terlalu lamanya bajunya. Senin pagi pukul 06 : 00 WIB seharusnya Rizky sudah berangkat sekolah tetapi karena sang ibu sedang sakit dia pun harus menunggu sejenak ibunnya di rumah barulah pada pukul 06:30 ia berangkat. Hari ini memang sedang diadakan upacara bendera  suasana sangat ramai di halaman sekolah tetapi tidak dengan Rizky yang merasakan kesepian di luar pintu gerbang karena terlambat masuk sekolah. Memang takdir sudah diatur tidak disangka seorang siswi perempuan pun juga ada yang terlambat. Siswi perempuan itu bernama Tania, ia adalah teman dari semasa SD sampai SMA Rizky. Wajahnya sangat cantik penampilannya sederhana dan cara bicaranya pun sopan sudah lama sesungguhnya Rizky memendam rasa suka kepadanya tetapi karena berbeda status sosial dan kasta Rizky selalu menghindar untuk mendekatinya. Tetapi, pada saat ini Rizky tidak dapat menghindar karena mereka hanya berdua dan di posisi yang sama yaitu terlambat masuk sekolah. Untuk menunggu agar upacara bendera selesai dan gerbang dibuka mereka berdua menghabiskan waktu dengan cara mengobrol, bercanda dan curcol. Rizky merasa senang sekali tiada kepalang karena sudah lama ia mengiginkan moment seperti ini dimana mereka berdua bisa mengobrol, berdekatan sedekat ini dalam artian bercanda dan lebih mengenal satu sama lain. Perbincangan pun selesai karena upacara selesai dan gerbang pun dibuka mereka mendapatkan hukuman berlari mengitari lapangan sebanyak 5 putaran lapangan basket. Tak terasa sekolah pun berakhir dan Rizky pulang dengan hati gembira tetapi terbesit dibenaknya bagaiman keadaan ibunya. Meskipun sedang sakit ibunya selalu menyempatkan bekerja dengan membereskan rumah. Sesampai dirumah rizky menenyakan bagaiman kabar ibunya, sang ibu menjawab dengan baik padahal beliau dalam keadaan tidak baik itulah orang tua yang tidak ingin menyusahkan orang-orang yang dicintainya. Karena sang ibu menyawab baik Rizky pun melanjutka kegiatannya dengan mengamen. Dalam keramaian jalanan lampu merah di suatu sudut di jakarta Rizky bersemangat mengamen tetapi tak sengaja Rizky mengamen di sebuah mobil Honda Jazz RS ternyata didalam mobil itu ada Tania dan seorang pria, pria itu diyakini Rizky sebagai pacar Tania karena pria itu juga bersekolah disekolah yang sama dengannya.rasanya dunia runtuh kembali dihadapannya dengan rasa malu, cemburu, dan sebagainya Rizky menghentikan nyanyiannya lalu pergi tetapi Tania memanggil Rizky menoleh dan hanya Tersenyum. Satu persatu harapan itu hilang tidak kuasa Rizky melihatnya hingga meneteskan air mata. Ia pun pulang dengan membawa gitar seorang teman. Gitar itu menjadi teman dalam kesedihannya tidak satu patah kata yang keluar dari mulutnya meskipun sesungguhnya ia memang pendiam hanya sebuah petikan gitar yang dimainkannya yang beriramakan kesedihan karena sesungguhnya seorang gitaris sejati hanya mengungkapkan perasaanya didalam petikan-petikan gitar dan nada-nada yang dimainkannya yang menggambarkan suasana hatinya. Dari dalam ibunya mendengarkan petikan gitar anaknya dan menghampirinya sebagai seorang ibu dari anaknya beliau tau bahwa Rizky sedang bersedih. Keesokan harinya Rizky masuk sekolah tetapi tidak terlambat karena dia berpikiran ibunya sudah membaik. Dilihatnya Tania dengan pacarnya saling bercanda mesra membuat Rizky mengerti bahwa dia tidak akan mendapatkan Tania dengan bermodalkan mengamen. Rasa itu akan selalu dipendam olehnya meskipun sakit. Sebuah pengumuman mengejutkan disiarkan dipengeras sekolah yaitu tentang diadakannya kompetisi battle guitar nasional yang pesertanya hanya 1 siswa yang mewakili sekolahnya tetapi dengan catatan memiliki gitar listrik sendiri. Sesungguhnya Rizky sangat berminat tetapi dengan syarat itu ia mengundurkan niatnya. Sekali lagi dia galau dengan pulang kerumah wajah tertunduk dan lesu tidak bersemangat. Saat mengamen dia menceritakan kepada teman dekatnya tetapi hanya sebuah cerita tidak mengubah apa pun dalam benaknya. Dia memang salah perhitungan karena tak taunya teman dekatnya memiliki teman yang mempunyai gitar listrik dan sekali lagi Allah membuatnya senang. Keesokan hari ia membawa gitar listrik itu ke sekolah dan karena peserta yang ingin ikut mewakili sekolah itu banyak maka sekolah memutuskan untuk membuat pemilihan dengan membuat battle guitar sendiri agar pemenangnya dapat mewakili sekolah dan dengan skill diatas rata-rata Rizky memenangkannya dengan mudah. Jurinya adalah siswa siswi yang ada di sekolah dengan cara memilih siapa tunjukan tangan yang paling banyak untuk masing-masing peserta. Rizky lah orangnya yang mendapatkan tunjukan tangan yang paling banyak sampai-sampai tania menunjuk tangannya untuknya. Tak ada satu siswa yang mengira bahwa Rizky memiliki bakat itu, tak ada satupun benar-benar tak ada satu pun yang mengira bahwa seorang anak dari pemulung dan bekerja juga sebagai pengamen bisa memainkan gitar dengan nada-nada yang amat sulit dengan sangat terampil. Dari sini Rizky mulai dikenal di sekolah dengan keahliannya. Satu persatu lawan dari sekolah lain ia tumbangkan dengan skillnya. Waktu yang dinanti akhirnya tiba yaitu grand final battle guitar yang jurinya adalah gitaris terkenal di Indonesia yaitu piyu (padi), Andar( dewa 19) dan ..,,.,.(rif/). Sebenarnya ibunya sudah tau bahwa anak semata wayangnya sedang mengikuti kompetisi ggitar dan memasuki final beliau diberi tau oleh kepala sekolah. Dengan pengorbanan ibunya membelikan sebuah gitar listrik baru yang telah lama didiambakannya karena harganya yang teramat mahal. Sang ibu menjual semua apa yang dimilikinya, pada malam hari barulah gitar itu diberikan kepadanya dengan sebuah harapan dari ibunya yang menginginkan anaknya bahagia ibunya berpesan “bahwa menang ataupun kalah itu sangatlah tipis hanya saja yang membuatnya berarti adalah perjuangannya”. Rizky benar-benar terharu dengan pengorbangan ibunya yang diam-diam selalu memikirkannya. Dia teringat kembali dengan ucapannya dulu yang ingin membahagiakan ibunya. Sebelum berangkat Rizky meminta restu sang ibu agar dapat memenangkan dan membawa pulang hadiahnya.