Selasa, 24 Mei 2016

Hijrah Dari Sang Penjilat

Hijrah berasal dari bahasa arab yang dimana pengertian dalam kamus umum bahasa Indonesia adalah pemutusan pertalian Nabi Muhammad SAW dengan suku bangsa di Mekah (Nabi Muhammad SAW meninggalkan Mekah, Berpindah ke Madinah)[1]. Mengapa saya beri judul hijrah dari sang penjilat karena ada rasa dimana suatu kekecewaan yang amat menyakitkan dimana saya selalu menjalankan prosedur dan birokrasi yang menurut saya sudah saya jalankan sesuai rules yang ada disini. Saya membicarakan dimana tempat saya bekerja. Pada awalnya saya sangat senang diterima disini dan sangat gembira sampai saat semua karyawan tau bagaimana busuknya para penjilat yang ada disini. Satu persatu karyawan menceritakan hal ini sampai OB (Office Boy) yang ada disini ikut berbicara tentang hal itu. Mereka sangat sangat paham dan mengetahui soal oknum- oknum itu. Saya mulai merasa gelisah dan mulai tak tahan diri karena banyak masukan dari teman-teman di tempat kerja itu untuk mencari yang lebih jelas menejemnnya. Satu tahun setengah saya sudah berada diperusahaan ini sampai akhirnya saya juga sudah tidak tahan dengan para penjilat itu. Saya mencoba untuk melamar di perusahaan yang lebih besar, syukur Alhamdulillah saya mendapatkan posisi yang sama ditempat itu tetapi saya ingin menyelesaikan administrasi saya di perusahaan lama ini. Jujur saja saya sangat kehilangan teman-teman dan juga para senior yang ada di perusahaan lama saya mereka sudah saya anggap sebagai keluarga meskipun baru setahun lebih saya mengenal mereka. Saat akhir dari masa kerja saya, saya benar-benar baru merasakan bagaimana oknum-oknum penjilat itu mulai mengintimidasi saya dengan berbagai sindiran yang mereka lepaskan ke saya. Padahal tidak ada satu masalah pun yang saya berikan kepada mereka tetapi yaa namanya juga penjilat pasti mereka mencari kesalahan orang lain. Sungguh sangat menyakitkan jika saya mengingatnya tetapi yaa namanya juga kerja pasti ada dimana suatu konflik yang menurut kita tidak perlu ada tetapi diada-adakan oleh mereka yang mencari ketenaran. Satu minggu lagi saya berada di tempat kerja lama saya, ingin sekali meninggalkannya dengan kesan menyenangkan tanpa masalah. Sama seperti karyawan yang lain inginnya sih seperti itu tetapi kenyataan tidak memihak kami. Saya ingin hijrah dari sang penjilat sebagaimana judul yang saya buat diatas. Semoga saja saya mendapatkan berkah dan kesejahteraan yang lebih di tempat baru nanti.



[1] Kamus umum bahasa Indonesia, W.J.S Poerdarminta, Balai Pustaka, Jakarta 2002. Hal 356