TERIMA KASIH IBU
Minggu Pagi ini cuaca sangat cerah sangat nyaman untuk
bersatai, tetapi tidak untuk Rizky yang terlahir dari keluarga yang miskin.
Sejak kecil Rizky memang sudah terbiasa untuk membantu orang tuanya yang
bekerja sebagai pemulung atau biasa kita kenal dengan sebutan “Tukang Beling”.
Meskipun sejak kecil dia sering membantu orang tuanya dengan mencari
barang-barang bekas atau plastik, koran, botol soda, kardus dan yang lainnya dia
tetap sekolah pada pagi hari. Yaa dia lah Rizky. Banyak cita-cita yang ingin
dia raihnya meskipun ia tau bahwa keadaan ekonomi keluarganya tidak dapat
memenuhi apa yang ia harapkan. Hari demi hari Rizky menjalani hidupnya dengan
penuh harapan agar keluarganya selalu tercukupi. Tidak hanya menjadi pemulung
Rizky pun mempelajari seni musik dengan belajar menggunakan alat musik gitar.
Setiap pulang memulung Rizky selalu menyempatkan belajar bergitar dengan teman
dan para pengamen jalanan. Bapak dan ibu Rizky tidak mengetahui bahwa anaknya
belajar memainkan gitar. Dengan keinginan yang kuat Rizky ingin sekali memiliki
sebuah gitar sendiri. Hal itu juga didukung oleh teman-temannya. Sedikit demi
sedikit Rizky menabung sampai suatu hari ketika uang yang Rizky kumpulkan sudah
cukup untuk membeli gitar satu kejadian yang benar-benar tidak pernah disangka
maupun dibayangkan olehnya terjadi. Kejadian itu adalah pada saat bapaknya
meninggal dunia dikarenakan pembuluh darah yang ada di otaknya pecah. Dunia
seperti runtuh dihadapannya saat itu Rizky baru berumur 10 tahun dan baru duduk
di kelas 5 SD. Rizky melihat air mata ibunya yang tidak berhenti mengalir
terlihat sekali bahwa beliau sangat kehilangan. Pada saat itu lah Rizky
berjanji akan membahagiakan orang tua satu-satunya. Uang yang sudah dikumpulkan
untuk membeli sebuah gitar akhirnya digunakan sebagai acara penguburan bapak
tercintanya. Tahun pun berganti, sekarang Rizky sudah sangat mahir memainkan
gitar, Meskipun dia masih tidak memiliki gitar sendiri. Sepeninggalan bapaknya
Rizky selalu menjadi lebih mandiri walau pun di sekolah dia tidak terlalu pintar
tetapi dia sengat cerdas dalam sebuah pemikiran fiksi. Dengan keahlainnya
memainkan gitar Rizky menjadi pengamen yang cukup terkenal dikalangan
teman-teman pengamennya. Terkadang Rizky selalu berpikiran bahwa Allah tidak
adil kepadanya karena selalu memberikannya cobaan yang selalu berat dari
ekonomi keluarga dan duka cita kepergian bapaknya. Memang kita sebagai manusia
hanya bisa menerima sekenario yang sudah ALLAH takdirkan kepada kita. Rizky
sekarang berada di kelas 3 SMA Negeri yang memang biayanya gratis tetapi tetap
saja untuk kebutuha sehari-hari selalu pas-pasan tidak seperti teman-temannya
yang selalu berpakaian rapi, bagus, keren, modis sangat berbanding terbalik
dengan Rizky yang memiliki baju seragam hanya satu stel itu pun berwarna kusam
dan kuning karena terlalu lamanya bajunya. Senin pagi pukul 06 : 00 WIB
seharusnya Rizky sudah berangkat sekolah tetapi karena sang ibu sedang sakit
dia pun harus menunggu sejenak ibunnya di rumah barulah pada pukul 06:30 ia
berangkat. Hari ini memang sedang diadakan upacara bendera suasana sangat ramai di halaman sekolah
tetapi tidak dengan Rizky yang merasakan kesepian di luar pintu gerbang karena
terlambat masuk sekolah. Memang takdir sudah diatur tidak disangka seorang
siswi perempuan pun juga ada yang terlambat. Siswi perempuan itu bernama Tania,
ia adalah teman dari semasa SD sampai SMA Rizky. Wajahnya sangat cantik
penampilannya sederhana dan cara bicaranya pun sopan sudah lama sesungguhnya
Rizky memendam rasa suka kepadanya tetapi karena berbeda status sosial dan
kasta Rizky selalu menghindar untuk mendekatinya. Tetapi, pada saat ini Rizky
tidak dapat menghindar karena mereka hanya berdua dan di posisi yang sama yaitu
terlambat masuk sekolah. Untuk menunggu agar upacara bendera selesai dan
gerbang dibuka mereka berdua menghabiskan waktu dengan cara mengobrol, bercanda
dan curcol. Rizky merasa senang sekali tiada kepalang karena sudah lama ia
mengiginkan moment seperti ini dimana mereka berdua bisa mengobrol, berdekatan
sedekat ini dalam artian bercanda dan lebih mengenal satu sama lain.
Perbincangan pun selesai karena upacara selesai dan gerbang pun dibuka mereka
mendapatkan hukuman berlari mengitari lapangan sebanyak 5 putaran lapangan
basket. Tak terasa sekolah pun berakhir dan Rizky pulang dengan hati gembira
tetapi terbesit dibenaknya bagaiman keadaan ibunya. Meskipun sedang sakit
ibunya selalu menyempatkan bekerja dengan membereskan rumah. Sesampai dirumah
rizky menenyakan bagaiman kabar ibunya, sang ibu menjawab dengan baik padahal
beliau dalam keadaan tidak baik itulah orang tua yang tidak ingin menyusahkan
orang-orang yang dicintainya. Karena sang ibu menyawab baik Rizky pun
melanjutka kegiatannya dengan mengamen. Dalam keramaian jalanan lampu merah di
suatu sudut di jakarta Rizky bersemangat mengamen tetapi tak sengaja Rizky
mengamen di sebuah mobil Honda Jazz RS ternyata didalam mobil itu ada Tania dan
seorang pria, pria itu diyakini Rizky sebagai pacar Tania karena pria itu juga
bersekolah disekolah yang sama dengannya.rasanya dunia runtuh kembali
dihadapannya dengan rasa malu, cemburu, dan sebagainya Rizky menghentikan
nyanyiannya lalu pergi tetapi Tania memanggil Rizky menoleh dan hanya
Tersenyum. Satu persatu harapan itu hilang tidak kuasa Rizky melihatnya hingga
meneteskan air mata. Ia pun pulang dengan membawa gitar seorang teman. Gitar
itu menjadi teman dalam kesedihannya tidak satu patah kata yang keluar dari
mulutnya meskipun sesungguhnya ia memang pendiam hanya sebuah petikan gitar
yang dimainkannya yang beriramakan kesedihan karena sesungguhnya seorang
gitaris sejati hanya mengungkapkan perasaanya didalam petikan-petikan gitar dan
nada-nada yang dimainkannya yang menggambarkan suasana hatinya. Dari dalam
ibunya mendengarkan petikan gitar anaknya dan menghampirinya sebagai seorang
ibu dari anaknya beliau tau bahwa Rizky sedang bersedih. Keesokan harinya Rizky
masuk sekolah tetapi tidak terlambat karena dia berpikiran ibunya sudah
membaik. Dilihatnya Tania dengan pacarnya saling bercanda mesra membuat Rizky
mengerti bahwa dia tidak akan mendapatkan Tania dengan bermodalkan mengamen.
Rasa itu akan selalu dipendam olehnya meskipun sakit. Sebuah pengumuman
mengejutkan disiarkan dipengeras sekolah yaitu tentang diadakannya kompetisi
battle guitar nasional yang pesertanya hanya 1 siswa yang mewakili sekolahnya
tetapi dengan catatan memiliki gitar listrik sendiri. Sesungguhnya Rizky sangat
berminat tetapi dengan syarat itu ia mengundurkan niatnya. Sekali lagi dia
galau dengan pulang kerumah wajah tertunduk dan lesu tidak bersemangat. Saat
mengamen dia menceritakan kepada teman dekatnya tetapi hanya sebuah cerita
tidak mengubah apa pun dalam benaknya. Dia memang salah perhitungan karena tak
taunya teman dekatnya memiliki teman yang mempunyai gitar listrik dan sekali
lagi Allah membuatnya senang. Keesokan hari ia membawa gitar listrik itu ke
sekolah dan karena peserta yang ingin ikut mewakili sekolah itu banyak maka
sekolah memutuskan untuk membuat pemilihan dengan membuat battle guitar sendiri
agar pemenangnya dapat mewakili sekolah dan dengan skill diatas rata-rata Rizky
memenangkannya dengan mudah. Jurinya adalah siswa siswi yang ada di sekolah
dengan cara memilih siapa tunjukan tangan yang paling banyak untuk
masing-masing peserta. Rizky lah orangnya yang mendapatkan tunjukan tangan yang
paling banyak sampai-sampai tania menunjuk tangannya untuknya. Tak ada satu
siswa yang mengira bahwa Rizky memiliki bakat itu, tak ada satupun benar-benar
tak ada satu pun yang mengira bahwa seorang anak dari pemulung dan bekerja juga
sebagai pengamen bisa memainkan gitar dengan nada-nada yang amat sulit dengan
sangat terampil. Dari sini Rizky mulai dikenal di sekolah dengan keahliannya.
Satu persatu lawan dari sekolah lain ia tumbangkan dengan skillnya. Waktu yang
dinanti akhirnya tiba yaitu grand final battle guitar yang jurinya adalah
gitaris terkenal di Indonesia yaitu piyu (padi), Andar( dewa 19) dan
..,,.,.(rif/). Sebenarnya ibunya sudah tau bahwa anak semata wayangnya sedang
mengikuti kompetisi ggitar dan memasuki final beliau diberi tau oleh kepala
sekolah. Dengan pengorbanan ibunya membelikan sebuah gitar listrik baru yang
telah lama didiambakannya karena harganya yang teramat mahal. Sang ibu menjual
semua apa yang dimilikinya, pada malam hari barulah gitar itu diberikan
kepadanya dengan sebuah harapan dari ibunya yang menginginkan anaknya bahagia
ibunya berpesan “bahwa menang ataupun kalah itu sangatlah tipis hanya saja yang
membuatnya berarti adalah perjuangannya”. Rizky benar-benar terharu dengan
pengorbangan ibunya yang diam-diam selalu memikirkannya. Dia teringat kembali
dengan ucapannya dulu yang ingin membahagiakan ibunya. Sebelum berangkat Rizky
meminta restu sang ibu agar dapat memenangkan dan membawa pulang hadiahnya.