Mendaki Gunung Sindoro
Setelah berpisah dengan Om Bob yang sedang istirahat di pos 4 kita bergegas
naik dengan harapan sebelum jam 11 siang sudah sampai puncak. saya kira itu
adalah bukit terakhir tetapi masih ada lagi bukit selanjutnya dan begitu lagi.
"Zih berhenti dulu" Ujar Lana "saik ndi" jawab Zihan
"Eh Dance mana zih" tanya Lana "Masih di bawah". jawab
Zihan. Tak lama saya datang dan menghampiri lana "Ce lama banget lu"
tanya lana "iyaa a, liat pemandangan dulu tadi" jawab saya. memang
pemandangan yang di berikan alam Gn. Sindoro sangat indah. Mendaki gunung
adalah pengalaman yang paling menyenangkan karena entah kenal atau tidak setiap
pendaki pasti sudah saling akrab dengan kita. Kejadian yang paling membuat down
ketika kita bertanya kepada pendaki yang sudah sampai puncak dan turun
"Mas, sudah muncak" saya bertanya "sudah mas" dia menjawab
lalu saya bertanya lagi "munggah jam piro mas" lalu dia menjawab
"jam telu mas yaa kira-kira teko jam pituan". Pikir saya kalau jam
segitu berarti tidak sampai setengah jam kita sampai dong. Lalu saya bertanya
lagi "puncake neng ono bendera iku mas" dia menjawab "Udu mas
tesek adoh" saya sempat kaget karena kalau masih jauh takut belerang
semakin banyak. Saya dan teman-teman berkumpul dan berunding apakah benar yang
orang itu bicara. Sempat kami bertanya lagi ke pandaki lain jawabannya beda dia
bilang puncaknya yaa itu yang ada bendera. wah kami semakin penasaran dan benar
saja itu puncak Gn. Sindoro. Alhamdulillah kami sampai di puncak ternyata pendaki
tadi bercanda tetapi menurut saya itu membuat semangat menurun karena sesama
pendaki harus saling mensuport bukan sebaliknya.