Selasa, 14 Desember 2010

PENGERTIAN PUASA

A. PENGERTIAN PUASA

1. Lughowi dan Syar’i

Puasa yang juga dikenal dengan sebutan “syiam” atau “shaum” berasal dari bahasa arab secara lughawi syiam berarti berpantang atau menahan diri dari sesuatu termasuk dalam pengertian lughawi ini “tidak bicara dengan orang lain atau berpantang bicara” seperti termaktub dalam Al-qur’an surat maryam ayat 26.

Keduanya yang diam dan tidak bergerak disebut “shaim” demikian pula keadaan angin yang tenang dan matahari mencapai tengah-tengahnya disebut juga dengan shaum. Tersirat dalam pengertian puasa ini arti “ketenangan” dalam pengertian syar’i puasa digambarkan dalam Al-qur’ansurat Al-baqarah ayat 187 sebagai menahan hawa nafsu dari makan dan minum dan hubungan seksual dari terbit fajar sampai terbenam matahari. Pengertian ini kemudian diperjelas oleh berbagai hadits seperti : hadistdari Abu Hurairah : “ barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan zur(dusta, umpat, fitnah, segenap perkataan yang mendatangkan kemarahan Allah swt yang membuat sengketa dan onar dan tidak meninggalkan pekerjaan-pekerjaan itu maka tidak ada hajat bagi Allah swt (walaupun) ia meninggalkan makan dan minum”.

Dalam hadist Abi Hurairah yang lain disebutkan : “bukanlah puasa itu hanya dari makan dan minum, tetapi juga puasa dari perkataan kotor dan caci maki” Berdasarkan ayat Al-qur’an dan hadist Rasulullah saw. Tersebut, maka para ahli fiqh seperti tersebut dalam kitab sulubus salam memberikan pengertian secara syar’i “menahan diri dari makan dan minum dan hubungan seksual dan lain-lain yang telah diperintahkan menahan diri dari padanya sepanjang hari menurut cara yang telah diisyariatkan. Disertai pula menahan dari perkataan sia-sia (membuat) perkataan yang menyinggung perasaan dan hati dari perkataan-perkataan burukyang haram maupun yang makruh, pada waktu yang telah ditetapkan dan menurut syarat yang telah ditentukan”.

Dari pengertian secara syara tersebut dapat ditarik makna bahwa puasa atau syiam adalah suatu ibadat kepada Allah swt. Dengan syarat dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksuil lainnya perbuatan yang dapat merugikan atau mengurangi makna atau nilai dari pada puasa, semenjak terbit fajar sampai terbenam matahari.

Mengambil makna dari pengertian puasa tersebut maka Al-ghozali dalam ihya “ ulumudin membagi tingkatan puasa itu dalam tiga tingkatan yaitu puasa umum, puasa khusus, puasa khusus al-khusus. Puasa umum adalah puasa dengan hanya menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual, sedangkan puasa khusus disamping pengertian umum diatas ditambah menahan diri dari perkataan, pandangan penglihatan dan perbuatan anggota tubuh yang cenderung kepada hal yang kurang baik / tidak pantas. Adapun tingkatan ketiga puasa khusus al khusus disamping pengertrian dua diatas ditambah lagi dengan puasa hati dari segala maksud dan fikiran duniawi.

2. Puasa ibadah Universal

Ibadah puasa terdapat hamper seluruh agama, baik dalam agama samawi ataupun agama ardhi (agama budaya). Oleh karena itu ibadah puasa ini telah dikenal oleh umat-umat agama terdahulu dan juga telah dikenal dikalangan orang-orang agama budaya dahulu kala. Hal tersebut tercermin dalam firman Allah swt,surat Al-baqorah ayat 183 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Sejarah agama-agama di dunia telah membuktikan kebenaran firman Allah swt tersebut. Dari bukti sejarah ini tampaklah bahwa usia puasa telah begitu lanjut, hampir seusia dengan umat manusia.

Dalam ensiklopedia britannika disebutkan hanya agama Konghucu sajalah yang tidak mengenal aturan puasa. Sedangkan pada agama Zaratustra yang sering disebut tidak mengenal aturan puasa, tercantum pula seluruhan kepada para pendetanya untuk sekurang-kurangnya puasa lima tahun sekali. Pada agama Nasrani walaupun kini dianggap tak begitu penting menjalankan ibadah puasa. Tercatat bahwa Yesus kristus bukan saja mejalankan puasa empat puluh hari tetapi juga menjalankan pada hari penebusan. Disamping itu Yesus Kristus memerintahkan anak muridnya untuk berpuasa seperti tercantum dalam Injil Matius 6 : 16-16 yang berbunyi “ Dan apabila kamu puasa, janganlah kamu menyerupai orang munafik”.

Pada agama yahud, kewajiban puasapun tercantum secara jelas dalam kitab Taurat ysng dikenal dengan istilah puasa hari Asyura (pada hari ke sepuluh dari bulan ke tujuh).

Dari gambaran diatas tampak bahwa aturan puasa adalah aturan yang bersifat Universal dan telah dijalankan oleh berbagai umat sejak dahulu kala. Yang membedakan antara puasa-puasa tersebut hanya terletak pada segi tekanan, bentuk dan motif pelaksanaanya.

3. Makna Puasa
Pada umumnya puasa dalam agama-agama terdahulu dilakukan sebagai tanda terkabung, kemalangan dan duka cita. Oleh karena itu mereka berpuasa pada saat menerima musibah tersebut. Islam membawa makna / konsep baru tentang puasa, puasa bukan bertanda berduka cita, kemalangan atau berkabung dan bukan pula untuk pereda kemurkaan Tuhan serta memohon kasih sayangnya.

Puasa dalam Islam mempunyai makna yang mulia (khususnya puasa Ramadhan) dan dilaksanakan sekali setahun untuk selama sebulan penuh. Tidak pandang apakah orang-orang dalam berkabung ataukah Tuhan sedang memberi cobaan. Puasa dijalankan sebagai suatu ibadah kepada Allah swt untuk mencapai derajat “muntaaqin” yaitu mencapai derajat rohani yang tinggi. Puasa dalam Islam merupakan arena dan metode untuk melatih disiplin tingkat tinggi bagi jasmani,akhlak dan rohani manusia. Makna ini agak berbeda dengan makna kifarat yang disebutkan dalam Al-qur’an.

Pada puasa kifarat (tebusan) pelaksanaan puasa bukan sebagai tanda duka cita, berkabung dan kemalangan serta bukan pula untuk memohon kasih sayang atau untuk meredakan kemurkaan Tuhan, tetapi puasa kifarat ini dilakukan karena tidak dapat memenuhi ketentuan dan peraturan Allah swt dan merupakan salah satu alternative diantaranya alternative-alternatif lainnya (memberi makan orang miskin atau memerdekakan hamba sahaya).
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu :

Adalah Rasulullah saw memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda : “ Telah dating kepadamu bulan ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa didalamnya ; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik daripada seribu bulan, barang siapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa”.(HR. Ahmad dan An-Nasa’i).

Sabda Nabi :

“Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu :syahadat tiada sembahan yang haq selain Allah swt dan Muhammad adalah Rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi Haji ke Baitul Haram”.(Hadits Muttafaq’Alaih).

Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipat gandaan kebaikan, dan pengangkatan derajat. Allah swt telah menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amal-amal ibadah lainnya. Firman Allah dan Haditsyang disampaikan oleh Nabi : “Puasa iti untuk-ku dan Aku langsung membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari pada aroma kesturi”. (Hadits Muttafaq’Alaih).

Dan sabda Nabi :
“Barang siapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.(Hadits Muttafaq’Alaih).

Maka untuk mempeoleh ampunan dengan puasa Ramadhan, harus ada dua syarat berikut ini : Mengimani dengan benar akan kewajiban ini.
Mengharapkan pahala karenanya di sisi Allah Ta’ala.

Dari Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah bersabda :
“telah dating kepadamu bulan ramadhan, bulan keberkahan, Allah SWT mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapuskan dosa-dosa dan mengabulkan do’a. allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukanlah kepada Allah swt hal-hal yang baik dari dirimu . karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat dari Allah SWT di bulan ini. “(HR. Ath-Thabrani, dan para Al-Baihaqi, keduanya dari Abu Qilabah, dari Abu Hurairah, tetapi setahuku dia tidak pernah mendengar darinya”.

DARI Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda : “Umatku pada bulan Ramadhan diberi lima keutamaan yang tidak diberikan kepada umat sebelumnya, yaitu : bau mulut orang yang berpuasa lebih harum disisi Allah SWT dari pada aroma keturi, para malaikat memohonkan ampunan bagi mereka sampai mereka sampai berbuka, Allah Azza Wazza Jallah setiap hari menghiasi Surga-Nya lalu berfiraman (kepada surga),’Hampir tiba saatnya para hamba-Ku yang shalih dibebaskan dari beban dan derita serta mereka menuju kepada-Mu.’pada bulan ini para jin yang jahat diikat sehingga mereka tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya, dan diberikan kepada umat-Ku ampunan pada akhir malam”.

“eliau ditannya,’Wahai Rasulullah apakah malam ini Lilatul Qadar’ jawab Beliau :’Tidak, namun orang yang beramal tentu diberi balasannya jika menyelesaikan amalnya”.

Dalil : Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah.

Radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi bersabda : “ Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuk-Nya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnyabahkan sampai tujuh ratus kali lipt. Allah Ta’ala berfirman : “kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. Ia telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.”orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari pada aroma kesturi”.

Pada bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia dan berisi keterangan-keterangan tentang petunjuk dan pembeda antara yang haq dan yang bathil. Pada bulan ini disunatkan shalat tarawih, yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk mengikuti jejak Nabi, para sahabat dan Khulafaur Rasyidin. Sabda Nabi :
“Barang siapa mendirikan shalat malam Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala (dari Allah SWT) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(Hadits Muttafaq’Alaih).

Pada bulan ini terdapat Lailatul Qadar (malam mulia), yaitu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam dimana pintu-pintu langit dibukakan, do’a dikabulkan, dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan.

Sabda Nabi :” Barang siapa mendirikan shalat pada Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan pahala, dari Allah SWT niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. (Hadits Mutaffaq’Alaih).

Malam ini terdapat pada sepuluh malam terakhir, dan diharapkan pada malam-malam ganjil lebih kuat dari pada di malam-malam lainnya. Karena itu, seyogyanya seorang muslim yang senantiasa mengharap rahmat Allah SWT dan takut dari siksa-Nya, memanfaatkan kesempatan pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh pada setiap malam dari kesepuluh malam tersebut dengan shalat, membaca Al-Qur’anul Karim, dzikir, do’a, Istiqfar dan taubatyang sebenar-benarnya. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita, mengampuni, merahmati dan mengabulkan do’a kita. Pada bulan ini terjadi peristiwa besar yaitu Perang Badar, yang Pada keesokan harinya Allah SWT membedakan antara yang haq dan yang batil, sehingga menanglah Islam dan kaum Muslimin serta hancurlah syirik dan kaum musyirik. Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota mekkah Al-Mukaromah, dan Allah SWT memenangkan Rasul-Nya, sehingga masiklah manusia ke dalam Agama Allah dengan berbondong-bondong dan Rasulullah menghancurkan syirik dan paganisme (keberhalaan) yang terdapat diatas Makkah dan Makkah pun menjadi Negeri Islam. Pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu Neraka ditututp dan para setan diikat.

Betapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat dalam bulan Ramadhan, maka kita wajib memanfaatkan kesempatan ini untuk bertaubat kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya dan beramal shalih, semoga kita termasuk orang-orang yang diterima amalnya dan beruntung. Perlu diingat, bahwa ada sebagian orang semoga Allah SWT menunjukinya mungkin berpuasa tetapi tidak shalat, atau hanya shalat pada bulan Ramadhan saja. Orang seperti ini tidak berguna baginya puasa, haji, maupun zakat. Karena shalat adalah sendi agama Islam yang ia tidak dapat tegak kecuali dengannya.

Sabda Nabi :” Jibril dating kepadaku dan berkata ’wahai Muhammad, siapa yang menjumpai bulan Ramadhan, namun setelah bulan itu habis dan ia tidak mendapat apapun, maka jika mati ia masuk Neraka. Semoga Allah SWT menjauhkannya. Katakana : AMIN!. Akupun mengatakan AMIN”. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya)” Lihat kitab An Nasha I’hud Diniyah, him. 37-39.

Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘Anhuma, ia berkata :
“Nabi SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacaka kepadanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan kepadanya Al-Qur’an. Rasulullah SAW ketika ditemui Jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus”.
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ahmad dengan tambahan :
“dan beliau tidak pernah dimintai sesuatu kecuali memberikannya.”Dan menurut riwayat Al-Baihaqi, dari Aisyah Radhiallahu ‘Anha :” Rasulullah SAW jika masuk bulan Ramadhan membebaskan setiap tawanan dan memberi setiap orang yang meminta”.

Kedermawanan adalah sifat murah hati dan banyak memberi. Allah SWT pun bersifat Maha pemurah, Allah SWT Kedermawanan-Nya berlipat ganda pada waktu-waktu tertentu seperti bulan Ramadhan. Dan Rasulullah SAW adalah manusia yang paling dermawan, juga paling mulia, paling berani dan amat sempurna dalam segala sifat yang terupuji ; kedermawanan beliau pada bulan Ramadhan berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan lainnya, sebagaimana kemurahan Tuhannya berlipat ganda pada bulan ini.

Berbagai pelajaran yang dapat diambil dari berlipat gandanya kedermawanan Nabi SAW di bulan Ramadhan : Bahwa kesempatan ini amat berharga dan melipat gandakan amal kebaikan. Membantu orang-orang yang berpuasa dan berdzikir untuk senantiasa taat, agar memperoleh pahala seperti pahala mereka ; sebagaimana siapa yang membekali orang yang berperang maka ia memperoleh seperti pahala orang berperang, dan siapa yang menanggung dengan baik keluarga orang yang berperang maka ia memperoleh pula seperti pahala orang yang berperang. Dinyatakan dalam Hadits Zaid bin Khalid dari Nabi SAW beliau bersabda :
“Barang siapa memberi makan kepada orang yang berpuasa maka baginya seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikitpun dari pahalanya”.(HR. Amad dan At-Tirmidzi)

Bulan Ramadhan adalah saat Allah SWT berderma kepada para hamba-Nya dengan rahmat, ampunan dan pembebasan dari api Neraka, terutama pada Lailatul Qadar Allah SWT melimpahkan kasih-Nya kepada para hamba-Nya yang bersifat kasih, maka barang siapa berderma kepada para hamba Allah SWT niscaya Allah SWT maha pemurah kepadanya dengan anugerah dan kebaikan.

Balasan
Itu adalah sejenis dengan amal perbuatan. Puasa dan sedekah bila dikerjakan bersama-sama termasuk sebab masuk Surga. Dinyatakan dalam Hadits A li Radhiallahu’Anhu, bahwa Nabi SAW bersabda :
“Sungguh di Surga terdapat ruang-ruang yang bagian luarnya dapat dilihat dari dalam dan bagian dalamnya dapat dilihat dari luar.”Maka berdirilah kepada beliau. Seorang Arab Badui seraya berkata : Untuk siapakah ruang-ruang itu wahay Rasullulah? Jawab beliau :”Untuk siapasaja yang berkata baik, memberi makan, selalu berpuasa dan shalat malam ketika orang-orang dalam keadaan tidur”. (HR. at-Tarmidzi dan Abu Isa berkata, Hadits ini Gharib).

Semua kriteria ini terdapat dalam bulan Ramadhan. Terkumpul bagi orang mukmin dalam bulan ini ; puasa, shalat malam, sedekah dan perkataan baik.

Karena pada waktu ini orang yang berpuasa dilarang dari perkataan kotor dan perbuatan keji. Sedankan shalat, puasa, dan sedekah dapat menghantarkan pelakunya kepada Allah SWT. Puasa dan sedekah bila dikerjakan bersama-sama lebih dapat menghapuskan dosa-dosa dan menjauhkan dari api Neraka Jahanam, terutama jika ditambahkan lagi shalat malam. Dinyatakan dalam sebuah Hadits bahwa Nabi SAW bersabda : “Puasa itu merupakan perisai bagi seseorang dari api Neraka, sebagaimana perisai dalam peperangan.”(Hadits riwayat Ahmad, An-Nasa’I dan Ibnu Majah dari Ustman bin Abil-Ash ; juga diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shahihnya serta dinyatakan shahih oleh Hakim dan disetujui Adz-Dzahabi.) Hadits riwayat Ahmad dengan Isnad Hasan dan Al-Baihaqi.

Diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda :
“Puasa itu perisai dan benteng kokoh yang melindungi (seseorang) dari api Neraka” dan dalam Hadits Mu’adz Radhiallahu’Alaihi Wasalam bersabda:
“Sedekah dan Shalat seseorang di tengah malam dapat menghapuskan dosa sebagaimana air pemadam api”. (Hadits riwayat At-Tirmidzi dan Hadits Hasan Shanih)

Dalam puasa, tentu terdapat kekeliruan serta kekurangan. Dan puasa dapat menghapuskan dosa-dosa dengan syarat menjaga diri dari apa yang mesti dijaga. Padahal kebanyakan puasa yang dilakukan kebanyakan orang tidak terpenuhi dalam puasanya itu penjagaan yang semestinya. Dan dengan sedekah kekurangan dan kekeliruan yang terjadi dapat terlengkapi. Karena itu pada akhir Ramadhan, diwajibkan membayar zakat fitrah untuk mensucikan orang yang berpuasa dari perkataan kotor dan perbuata keji. Orang yang berpuasa meninggslkan makan den minumannya. Jika ia dapat membantu orang lain yang berpuasaa agar kuat dengana makan dan minum maka keduanya sama dengan orang yang meninggalkan syawatnya karena Allah SWT, memberika maka membantukannya kepada orang lain.

Untuk itu diisyaratkan baginya memberi hidangna berbuka kepada orang-orang yang berpuasa bersamanya, karena makanan ketika itu sangant disukainya, maka hendaknya ia membantu orang lain dengan makanan tersebut, agar ia termasuk orang yang memberi makanan yang disukai dan karenanya menjadi orang yang bersyukur kepada Allah SWT atas makanan dan minuman yang dianugrahkan kepadanya, dimana sebelumnya ia tidak mendapatkan anugrah tersebut. Sungguh nilkmat ini hanyalah dapat diketahui nilainya ketika tidak didapatkan. (lihat kitab Larhaa’Iful Ma’Arif,oleh IbnuRajab,hlm. 172-178).

PENGANTAR MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MADRASAH Pengertian Perpustakaan Madrasah Perpustakaan Madrasah adalah perpustakaan sekolah. Yang pengertian perpustakaan itu sendiri adalah sebuah ruang, sebuah gedung atau bagian dari gedung yang di gunakan untuk menyimpan buku serta terbitan dan bahan pustaka lainnya menurut tata susunan tertentu untuk kepentingan pembaca dan bukan untuk di perjual belikan. Dan menurut IFLA, perpustakaan adalah kumpulan bahan tercetak dan non tercetak atau sumber informasi dalam computer yang disusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai. Adapun menurut Sulistio Basuki, perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Dan menurut UNESCO, perpustakaan sekolah adalah kumpulan koleksi dengan ragam yang luas yang menyatu dari bahan-bahan tercetak dan bahan pandang dengar yang diseleksi dengan penuh hati-hati di organisasi dan di indeks menurut subyek agar dapat dengan mudah ditemukan kembali dan digunakan bersama dengan penyediaan layanan konsultasi dan distribusi penyediaan peralatan pokok yang di butuhkan dalam proses belajar mengajar,merangsang dan membantu belajar kelompok, belajar peroranagan dan belajar mandiri. Lebih lanjut dalam manifesto perpustakaan sekolah yang dikeluarkan oleh IFLA/UNESCO dinyatakan bahwa perpustakaan sekolah bertugas menyediakan informasi dan gagasan yang sangat diperlukan untuk dapat berguna dan berfungsi secara baik dalam masyarakat dewasa ini yaitu masyarakat informasi dan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan selain itu perpustakaan sekolah harus memberikan bekal kepada siswa berupa keterampilan belajar sepanjang hidup mengembangkan imajinasi mereka sehingga memungkinkan mereka hidup sebagai warga Negara yang bertanggung jawab. Tugas Pokok dan Fungsi Perpustakaan Madrasah 1. Prevasi, yaitu menyimapan dan menjaga kelestarian produk ilmu dan budaya di lingkungan Madrasah serta mengumpulkan dan menyimpan bahan lain. 2. Informasi, yaitu menjamin lingkungannya terinformasi dengan baik, terutama hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan pembelajaran, pelajaran, ilmu, agama dan kehidupan sehari-hari. 3. Pendidikan, yaitu ikut melaksanakan pendidikan baik untuk peserta didik di madrasah, maupun untuk pihak lain didalam dan disekitar Madrasah. 4. Dakwah, yaitu menampilkan perpustakaan Madrasah sebagai suatu unit kerja yang berada di lingkungan Madrasah yang mampu menarik lingkungannya baik peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua murid, masyarakat lingkungannya beramal shaleh dan menjauhkan diri dari perbuatan mungkar dan tercela. 5. Penelitian, yaitu melaksanakan penelitian sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan Madrasah, serta menyiapkan sarana penelitian, terutama penelitian kepustakaan atau literature. 6. Budaya, yaitu memfasilitasi kreasi budaya dengan kekuatan koleksi dan fasilitas yang di milikinya. 7. Rekreasi, yaitu menyediakan bahan bacaan, bahan audio visual yang dapat di manfaatkan oleh para pengguna untuk memuaskan kebutuhan rekreasinya. Visi, Misi dan Kebijakan Perpustakaan Madrasah 1. Visi “Terwujudnya layanan informasi perpustakaan yang handal di Madrasah menuju system pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan warga Madrasah dan lingkungannya berkembang menjadi manusia yang berkualitas, beriman, bertakwa dan berakhlak mulia sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah dengan tetap menjaga kepribadiannya”. 2. Misi • Membantu, memfasilitasi dan menyiapkan layanan perpustakaan bagi pengembang potensi peserta didik dan lingkungan Madrasah secara utuh agar mampu belajar mandiri dan terus belajar sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. • Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis, bertanggung jawab serta tidak mau bergantung pada orang lain. • Menunjang peningkatan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan Madrasah sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan nilai berdasarkan standart nasional dan global. • Meninjang dan memfasilitasi pengembangan dan pelaksanaan kirikulum Madrasah berbasis kompetensi; menunjang usaha peningkatan keprofesionalan pendidikan dan tenaga kependidikan; penyediaan informasi dan koleksi perpustakaan serta sumber belajar yang mendidik serta penyelenggaraan pelayana informasi yang terbuka dan merata. 3. Kebijakan Perpusatakaan Madrasah • Menciptakan kepastian terkumpulnya di perpustakaan Madrasah produk informasi dan budaya yang lahir di lingkungan sendiri. • Melaksanakan pengembangan koleksi yang mendukung tugas Madrasah, membantu peserta didik dalam proses belajarnya dengan melaksanakan seleksi dan pengadaan koleksi. • Menyiapkan koleksi yang tersimpan dengan baik, terorganisasi, mudah di temukan dan menyebarluaskan kepada pemakai. • Menyiapkan pemberian layanan kepada pemakai perpustakaan. • Menumbuhkan dan mengembangkan minat, kesenangan dan kebutuhan pembaca pada peserta didik, tenaga kependididkan sejak didni dan senantiasa berkembang selama hayat. • Melaksanakan pendidikan informasi literacy yang membekali peserta didik anggota perpustakaan dengan keterampilan informasi yang berguna baginya untuk menyelesaikan pendidikan dan menjalani kehidupan dalam masyarakat serta di dunia kerja setelah tamat. Unsur-Unsur Utama Perpustakaan Madrasah A. Pengguan Adalah unsur utama pada satu perpusatakaan karena untuk merekalah perpustakaan dibangun dan di kembangkan. Pengguna adalah sasaran utama diselenggarakannya perpustakaan. Pihak-pihak lain yang dapat digariskan dan ditetapkan dalam kebijakan sekolah sebagai perpusatakaan Madrasah yang akan dilayani adalah sebagai berikut: • Siswa Madrasah • Guru Madrasah • Orang Tua Siswa Madrasah • Alumni Madrasah yang bersangkutan • Masyarakat di lingkungan Madrsah • Komite Sekolah Madrasah • Berbagai organisasi yang bekerjasama dengan Madrasah baik dalam hal pendidikan dan keilmuan, maupun kebudayaan, kesenian,olah raga, pengembangan masyarakat. B. Koleksi Pada umumnya koleksi perpustakaan Madrasah dapat di bagi atas beberapa jenis, yaitu : • Koleksi refernsi, yaitu sekumpulan buku atau bahan lain yang berguna untuk mencari informasi yang di perlikan untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam kegiatan sehari-hari, dalam kegiatan belajar atau penelitian. • Koleksi non buku fisik, ialah bahan bacaan yang di kembangkan sesuai dengan kebijakan pengembangan koleksi yang di orientasikan untuk menunjang kurikulum. • Koleksi buku fisik, buku fisik tidak haram di koleksi di perpustakaan Madrasah. • Koleksi serial, yaitu majalah, surat kabar dan bahan terbitan berkala yang lain. Serial adalah bahan yang direncanakan untuk terbit terus-menerus dalam frekwensi tertentu atau tiada beraturan sampai waktu yang tidak terbatas. • Koleksi non buku, dapat berupa rekaman suara, rekaman gambar, rekaman video/film, rekaman file computer, atlas, peta globe, brosur, panflet dan lain-lain. • Koleksi deposit dan buku tandom, koleksi buku deposit adalah koleksi dari karya-karya yang lahir di lingkungan Madrasah yang dapat berupa karya tulis perorangan (siswa, guru dan pihak lain) maupun organisasi (madrasah, komite sekolah/madrasah, OSIS, organisasi orang tua siswa, organisasi alumni dan lain-lain). Buku tandom adalah yang tak dapat di pinjam kepada anggota karena jumlahnya satu atau sangat terbatas akan tetapi kegunaanya tinggi. C. Sumber Daya Manusia Unsur uatama yang ketiga untuk perpustakaa Madrasah adalah SDM. Perhatian terhadap SDM untuk perpustakaan sekolah/madrsah lebih memprihatinkan karena jarang sekali perpustakaan sekolah/madrasah memiliki pustakawan, padahal di tingkat dunia sudah lama berkembang profesi pustakawan sekolah yang bahkan meningkat menjadi pustakawan guru (teacher library). Pustakawan guru adalh pustakawan yang memiliki kopelensi mengajar selain kopelensi menyelenggarakan perpustakaan dan pelayanan informasi. D. Sistem dan Manajemen Penyelenggaraan Sistem-sistem dan manajemen perpustakaan : • Sistem simapan dan temu kembali informasi (katalogisasidan klasifikasi serta sistem pengajaran). • Sistem layanan baca. • Tata tertib perpustakaan. • Sistem layanan on-line dan lain-lain. • Manajemen koleksi. • Manajemen anggaran dan keuangan. • Manajemen sumber daya manusia. • Manajemen kerjasama, komunikasi dan koordinasi. E. Saran Saran perpustakaan meliputi gedung atau ruangan serta perlengkapan perpustakaan yang memiliki spesifikasi khusus untuk pemanfaatan di perpustakaan.

PENGANTAR MANAJEMEN PERPUSTAKAAN MADRASAH

Pengertian Perpustakaan Madrasah
Perpustakaan Madrasah adalah perpustakaan sekolah. Yang pengertian perpustakaan itu sendiri adalah sebuah ruang, sebuah gedung atau bagian dari gedung yang di gunakan untuk menyimpan buku serta terbitan dan bahan pustaka lainnya menurut tata susunan tertentu untuk kepentingan pembaca dan bukan untuk di perjual belikan. Dan menurut IFLA, perpustakaan adalah kumpulan bahan tercetak dan non tercetak atau sumber informasi dalam computer yang disusun secara sistematis untuk kepentingan pemakai. Adapun menurut Sulistio Basuki, perpustakaan sekolah yaitu perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Dan menurut UNESCO, perpustakaan sekolah adalah kumpulan koleksi dengan ragam yang luas yang menyatu dari bahan-bahan tercetak dan bahan pandang dengar yang diseleksi dengan penuh hati-hati di organisasi dan di indeks menurut subyek agar dapat dengan mudah ditemukan kembali dan digunakan bersama dengan penyediaan layanan konsultasi dan distribusi penyediaan peralatan pokok yang di butuhkan dalam proses belajar mengajar,merangsang dan membantu belajar kelompok, belajar peroranagan dan belajar mandiri. Lebih lanjut dalam manifesto perpustakaan sekolah yang dikeluarkan oleh IFLA/UNESCO dinyatakan bahwa perpustakaan sekolah bertugas menyediakan informasi dan gagasan yang sangat diperlukan untuk dapat berguna dan berfungsi secara baik dalam masyarakat dewasa ini yaitu masyarakat informasi dan masyarakat berbasis ilmu pengetahuan selain itu perpustakaan sekolah harus memberikan bekal kepada siswa berupa keterampilan belajar sepanjang hidup mengembangkan imajinasi mereka sehingga memungkinkan mereka hidup sebagai warga Negara yang bertanggung jawab.

Tugas Pokok dan Fungsi Perpustakaan Madrasah
1. Prevasi, yaitu menyimapan dan menjaga kelestarian produk ilmu dan budaya di lingkungan Madrasah serta mengumpulkan dan menyimpan bahan lain.
2. Informasi, yaitu menjamin lingkungannya terinformasi dengan baik, terutama hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan pembelajaran, pelajaran, ilmu, agama dan kehidupan sehari-hari.
3. Pendidikan, yaitu ikut melaksanakan pendidikan baik untuk peserta didik di madrasah, maupun untuk pihak lain didalam dan disekitar Madrasah.
4. Dakwah, yaitu menampilkan perpustakaan Madrasah sebagai suatu unit kerja yang berada di lingkungan Madrasah yang mampu menarik lingkungannya baik peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua murid, masyarakat lingkungannya beramal shaleh dan menjauhkan diri dari perbuatan mungkar dan tercela.
5. Penelitian, yaitu melaksanakan penelitian sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan Madrasah, serta menyiapkan sarana penelitian, terutama penelitian kepustakaan atau literature.
6. Budaya, yaitu memfasilitasi kreasi budaya dengan kekuatan koleksi dan fasilitas yang di milikinya.
7. Rekreasi, yaitu menyediakan bahan bacaan, bahan audio visual yang dapat di manfaatkan oleh para pengguna untuk memuaskan kebutuhan rekreasinya.



Visi, Misi dan Kebijakan Perpustakaan Madrasah
1. Visi
“Terwujudnya layanan informasi perpustakaan yang handal di Madrasah menuju system pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan warga Madrasah dan lingkungannya berkembang menjadi manusia yang berkualitas, beriman, bertakwa dan berakhlak mulia sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah dengan tetap menjaga kepribadiannya”.

2. Misi
• Membantu, memfasilitasi dan menyiapkan layanan perpustakaan bagi pengembang potensi peserta didik dan lingkungan Madrasah secara utuh agar mampu belajar mandiri dan terus belajar sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
• Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis, bertanggung jawab serta tidak mau bergantung pada orang lain.
• Menunjang peningkatan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan Madrasah sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap dan nilai berdasarkan standart nasional dan global.
• Meninjang dan memfasilitasi pengembangan dan pelaksanaan kirikulum Madrasah berbasis kompetensi; menunjang usaha peningkatan keprofesionalan pendidikan dan tenaga kependidikan; penyediaan informasi dan koleksi perpustakaan serta sumber belajar yang mendidik serta penyelenggaraan pelayana informasi yang terbuka dan merata.

3. Kebijakan Perpusatakaan Madrasah
• Menciptakan kepastian terkumpulnya di perpustakaan Madrasah produk informasi dan budaya yang lahir di lingkungan sendiri.
• Melaksanakan pengembangan koleksi yang mendukung tugas Madrasah, membantu peserta didik dalam proses belajarnya dengan melaksanakan seleksi dan pengadaan koleksi.
• Menyiapkan koleksi yang tersimpan dengan baik, terorganisasi, mudah di temukan dan menyebarluaskan kepada pemakai.
• Menyiapkan pemberian layanan kepada pemakai perpustakaan.
• Menumbuhkan dan mengembangkan minat, kesenangan dan kebutuhan pembaca pada peserta didik, tenaga kependididkan sejak didni dan senantiasa berkembang selama hayat.
• Melaksanakan pendidikan informasi literacy yang membekali peserta didik anggota perpustakaan dengan keterampilan informasi yang berguna baginya untuk menyelesaikan pendidikan dan menjalani kehidupan dalam masyarakat serta di dunia kerja setelah tamat.


Unsur-Unsur Utama Perpustakaan Madrasah
A. Pengguan
Adalah unsur utama pada satu perpusatakaan karena untuk merekalah perpustakaan dibangun dan di kembangkan. Pengguna adalah sasaran utama diselenggarakannya perpustakaan. Pihak-pihak lain yang dapat digariskan dan ditetapkan dalam kebijakan sekolah sebagai perpusatakaan Madrasah yang akan dilayani adalah sebagai berikut:
• Siswa Madrasah
• Guru Madrasah
• Orang Tua Siswa Madrasah
• Alumni Madrasah yang bersangkutan
• Masyarakat di lingkungan Madrsah
• Komite Sekolah Madrasah
• Berbagai organisasi yang bekerjasama dengan Madrasah baik dalam hal pendidikan dan keilmuan, maupun kebudayaan, kesenian,olah raga, pengembangan masyarakat.

B. Koleksi
Pada umumnya koleksi perpustakaan Madrasah dapat di bagi atas beberapa jenis, yaitu :
• Koleksi refernsi, yaitu sekumpulan buku atau bahan lain yang berguna untuk mencari informasi yang di perlikan untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam kegiatan sehari-hari, dalam kegiatan belajar atau penelitian.
• Koleksi non buku fisik, ialah bahan bacaan yang di kembangkan sesuai dengan kebijakan pengembangan koleksi yang di orientasikan untuk menunjang kurikulum.
• Koleksi buku fisik, buku fisik tidak haram di koleksi di perpustakaan Madrasah.
• Koleksi serial, yaitu majalah, surat kabar dan bahan terbitan berkala yang lain. Serial adalah bahan yang direncanakan untuk terbit terus-menerus dalam frekwensi tertentu atau tiada beraturan sampai waktu yang tidak terbatas.
• Koleksi non buku, dapat berupa rekaman suara, rekaman gambar, rekaman video/film, rekaman file computer, atlas, peta globe, brosur, panflet dan lain-lain.
• Koleksi deposit dan buku tandom, koleksi buku deposit adalah koleksi dari karya-karya yang lahir di lingkungan Madrasah yang dapat berupa karya tulis perorangan (siswa, guru dan pihak lain) maupun organisasi (madrasah, komite sekolah/madrasah, OSIS, organisasi orang tua siswa, organisasi alumni dan lain-lain). Buku tandom adalah yang tak dapat di pinjam kepada anggota karena jumlahnya satu atau sangat terbatas akan tetapi kegunaanya tinggi.

C. Sumber Daya Manusia
Unsur uatama yang ketiga untuk perpustakaa Madrasah adalah SDM. Perhatian terhadap SDM untuk perpustakaan sekolah/madrsah lebih memprihatinkan karena jarang sekali perpustakaan sekolah/madrasah memiliki pustakawan, padahal di tingkat dunia sudah lama berkembang profesi pustakawan sekolah yang bahkan meningkat menjadi pustakawan guru (teacher library). Pustakawan guru adalh pustakawan yang memiliki kopelensi mengajar selain kopelensi menyelenggarakan perpustakaan dan pelayanan informasi.

D. Sistem dan Manajemen Penyelenggaraan
Sistem-sistem dan manajemen perpustakaan :
• Sistem simapan dan temu kembali informasi (katalogisasidan klasifikasi serta sistem pengajaran).
• Sistem layanan baca.
• Tata tertib perpustakaan.
• Sistem layanan on-line dan lain-lain.
• Manajemen koleksi.
• Manajemen anggaran dan keuangan.
• Manajemen sumber daya manusia.
• Manajemen kerjasama, komunikasi dan koordinasi.

E. Saran
Saran perpustakaan meliputi gedung atau ruangan serta perlengkapan perpustakaan yang memiliki spesifikasi khusus untuk pemanfaatan di perpustakaan.

Senin, 13 Desember 2010

PERBEDAAN BUKU ASING DAN BUKU NASIONAL

PERBEDAAN BUKU ASING DAN BUKU NASIONAL



BUKU ASING YANG BERJUDUL :

Shenkman, Martin M.
6-hour guide to protecting your assets : how to protect your hard earned assets
from creditors and claimants / Martin M. Shenkman.
p. cm.
Includes index.
ISBN 0-471-43057-9(pbk.)


BUKU NASIONAL YANG BERJUDUL :

COKROAMIJOYO,Bintoro,1931
Manajemen Pembangunan / oleh Bontoro Tjokroamidjojo.
Cet. 2.—Jakarta : Haji Masagung, 1988.

X,209 hal.;21 cm
Indeks.
ISBN 979-412-062-6.
338.9




NO BUKU ASING BUKU NASIONAL
1 Pada buku ini tidak menggunakan hard cover tapi menggunakan soft cover. Pada buku ini menggunakan hard cover.
2 Pada judul buku ini terdapat anak judul yang menjadikan buku ini lebih menjurus ke permasalahan isi buku ini. Pada buku ini tidak terdapat / tidak menggunakan anak judul.

3 Penulisan nama pengarang dalam buku ini tidak di cantumkan nama gelar pengarang. Contoh : Martin M. Shenkman. Penulisan nama pengarang dalam buku ini dicantumkan gelar pengarang / menggunakan. Contoh : Prof.H.BintoroTjokroamidjojo.
4 Nama pengarang ditulis / dicantumkan di bagian tengah cover buku. Nama pengarang ditulis / dicantumkan di bagian paling atas cover buku dan di atas judul buku.
5 Penerbit menggunakan / mencantumkan logo penerbit dan juga nama atau perusahaan yang menerbitkan buku ini. Penerbit tidak menggunakan / tidak mencantumkan logo penerbit hanya mencantumkan nama atau perusahaan yang menerbitkan buku ini.
6 Pada cover buku penerbit tidak mencantumkan nama kota yang menerbitkan buku ini. Pada cover buku penerbit mencantumkan nama kota yang menerbitkan buku ini.
7 Pada belakang cover terdapat berbagai infotmasi lengkap tentang penerbit, alamat penerbit, no telepon penerbit, faximail, e-mail penerbit, dll. Dengan data yang sangat lengkap. Pada belakang cover penerbit hanya mencantumkan alamat penerbit saja.
8 Buku ini telah masuk dalam data Library of Congress Cataloging-in-Publication Data. Buku ini telah masuk dalam data Perpustakaan Nasional : katalog dalam terbitan (KDT).
9 Library of Congress Cataloging-in-Publication Data ini terdapat di balik cover dan di tulis di bagian paling bawah. Perpustakaan Nasional : katalog dalam terbitan (KDT) terdapat di balik cover dan di tulis di bagian paling atas.
10 Letak undang-undang tentang hak cipta buku ini terdapat di balik cover judul dan ditulis pada bagian tengah. Letak undang-undang tentang hak cipta buku ini terdapat di balik cover buku dan ditulis pada bagian bawah.
11 Pada belakang cover judul terdapat nama tempat Negara yang mencetak buku ini bukan nama kotanya. Pada belakang cover judul terdapat nama tempat kota yang mencetak buku ini bukan nama Negaranya.
12 Pada buku ini penulis juga membuat catatan tentang buku ini yang di dedikasihkan untuk istrinya. Pada buku ini penulis tidak membuat catatan tentang buku ini.
13 Pada penulisan kata pengantar dalam buku ini sangatlah singkat. Pada penulisan kata pengantar dalam buku ini sangat lengkap dan juga sangat berbobot.
14 Angka romawi diawali / ditulis pada awalan (vii). Angka romawi diawali / ditulis pada awalan (v).
15 Angka romawi pada awalan ditulis pada daftar isi bagian kanan bawah. Angka romawi pada awalan ditulis pada kata pengantar bagian kanan bawah.
16 Angka romawi berpindah tempat pada angka (viii) yang berada pada pojok kiri atas lalu ke kanan bagian atas dan sampai seterusnya. Angka romawi tidak ada yang berpindah tempat tetap pada bagian kanan bawah.
16 Angka romawi ditulis dari angka (vii – xiii). Angka romawi ditulis dari angka (v – x ).
17 Di dalam daftar isi buku ini terdiri dari 4 bagian isi buku. Di dalam daftar isi buku ini terdiri dari 14 bagian isi buku.
18 Halaman pada buku ini hingga 281 halaman. Halaman pada buku ini hingga 208 halaman.
19 Di dalam daftar isi buku ini halaman telakhir yaitu indeks dan tidak ada riwayat hidup singkat pengarang. Di dalam daftar isi buku ini terdapat indeks dan riwayat hidup singkat pengarang.
20 Pada penulisan katalog dalam terbitan tidak dituliskan cetakan ke berapa, kota terbit, penerbit , tahun terbit, sampai berapa angka romawi, berapa halaman, tinggi buku dan juga no klasifikasi buku. Pada penulisan katalog dalam terbitan buku ini sudah tercantumkan semua sesuai dengan srandar AACR.
21 Buku ini terbit pada tahun 2003 Buku ini terbit pada tahun 1988.
23 Kwalitas kertas dan juga tinta dalam buku ini sangat bagus karena kertas tidak cepat menguning dan tinta tidak cepat pudar. Kwalitas kertas dan juga tinta dalam buku ini sangat standar Karena kertas sudah menguning dan tinta sudah mulai pudar.
24 Saat akhir kata pengantar tidak mencantumkan nama pengarang, tanggal, bulan dan tahun kapan kata pengantar itu di buat. Pada akhir kata pengantar tercantum nama pengarang, tanggal, bulan dan tahun kapan kata pengantar itu dibuat.
25 Pada pencantuman nomor halaman berada diatas pojok kiri lalu kanan dan seterusnya. Pada pencantuman nomor halaman berada di bagian pojok bawah kiri lalu kanan dan seterusnya.
26 Dalam penggunaan bahasa penulisannya adalah bahasa asing atau bahasa Inggris Dalam penggunaan bahasanya dalam penulisan menggunakan bahasa nasional atau bahasa Indonesia.




PERSAMAAN BUKU ASING DAN BUKU NASIONAL

1. Memiliki cover.
2. Memiliki judul.
3. Adanya nama pengarang pada cover buku.
4. Adanya nama penerbit pada cover.
5. Adanya alamat penerbit
6. Adanya tahun terbit buku.
7. Adanya undang – undang tentang hak cipta buku.
8. Adanya katalog dalam terbitan.
9. Adanya nama kota atau nama Negara yang menjadi tempat terbitan buku ini.
10. Adanya penulisan cetakan ke berapa buku ini.
11. Adanya kata pengantar.
12. Terdapatnya angka romawi.
13. Adanya daftar isi buku.
14. Adanya indeks buku.
15. Adanya ISBN pada buku.
16. Sama – sama buku tentang ekonomi.
17. Sama – sama buku kumpulan karangan.


KOMENTAR TENTANG PERBEDAAN DAN PERSAMAAN BUKU ASING DAN BUKU NASIONAL

PERBEDAANYA :
Menurut saya, antara dua buku yang berbeda ini sangatlah wajar jika berbeda cara penulisannya karena dua buku ini tempat terbit dan penulisanya berbeda Negara dan berbeda Benua jadi aturan – aturan yang menjadi patokan penulisan buku pun jadi berbeda meskipun sudah ada ANGLO – AMERICAN CATALOGUING RULES (AACR). Hanya saja sepertinya para penulis ingin membuat buku yang berbeda agar menjadi sangat khas dari mana buku ini berasal atau dari Negara mana buku ini karena di dalam buku asing dan buku nasional sangatlah khas perbedaanya. Seperti dalam penggunaan bahasa dalam tulisannya yang satu menggunakan bahasa Indonesia dan yang satu menggunakan bahasa Inggris. Jadi tidak masalah bagi saya bila buku ini berbeda karena perbedaan itulah kita bisa belajar tentang indentifikasi buku – buku yang ada di dunia ini.


PERSAMAANYA :
Menurut saya, persamaan buku Asing dan buku Nasional tidak terlalu banyak karena antara buku ini penulisan dan penerbitannya pun berbeda jadi hanya beberapa penulisan yang sama. Dari persamaan itulah kita menjadi tau bahwa dalam membuat buku itu tidaklah mudah. Dalam persamaan buku ini sangatlah standard hanya bagian – bagian yang sederhana tetapi sangatlah penting. Jadi persamaan ini juga tidak menjadi patokan bahwa buku ini layak dibaca atau terdaftar sebagai salah satu buku yang bagus atau best seller hanya saja dengan adanya ANGLO – AMERICAN CATALOGUING RULES (AACR) yang menjadi satu peraturan tentang pengkatalogan buku se Dunia yang mengacu pada peraturan ini. Dan menurut saya, tidak ada buku yang sama persis cara penulisan atau bagian – bagian yang ada dalam buku manapun hanya ada beberapa bagian tulisan yang sama.
Demikianlah tugas – tugas saya yang saya telah buat dengan cara berfikir saya sendiri. Bila ada kesalahan mohon untuk di maklumi karena tugas – tugas ini masih dalam tahap / proses penbelajaran. Saya ucapkan Terima Kasih.

Jakarta, 8 September 2009.


( Danang Nur Cahyadi )

makalah EMPIRISME, NAVITISME, KONVERGENSI DAN KONSEP FITRAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Nama : Ai Rahmawati
NIM : 107015000700
Pendidikan IPS / 3 B

EMPIRISME, NAVITISME, KONVERGENSI DAN KONSEP FITRAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM


Aliran-aliran pendidikan telah dimaulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik, pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di Indonesia.
A. ALIRAN KLASIK DAN GERAKAN BARU DALAM PENDIDIKAN
Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme, nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
1. Aliran-aliran Klasik dalam Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Pemikiran Pendidikan di Indonesia.
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan. Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan. Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya adalah John Locke.
b. Aliran Nativisme
Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan pendidikan anak.
c. Aliran Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.
d. Aliran Konvergensi
Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk perkembangan anak itu.
e. Pengaruh Aliran Klasik terhadap Pemikiran dan Praktek Pendidikan di Indonesia
Di Indonesia telah di terapkan berbagai aliran-aliran pendidikan, penerimaan tersebut dilakukan dengan pendekatan efektif fungsional yakni diterima sesuai kebutuhan, namun ditempatkan dalam latar pandangan yang konvergensi.

B. Konsep Fitrah Pendidikan Islam
Metode dalam pendidikan islam merupakan suatu metode yang khas dan tersendiri, baik dari segi alat-alat maupun segi tujuan-tujuannya, dengan suatu bentuk yang nyata dan menarik perhatian serta membangkitkan minat untuk memiliki sumber ideologinya yang khas dalam perjalanan sejarah. Ruang lingkup dan keleluasaan system pendidikan islam tidak boleh keluar dari keterpaduan tujuan dan cara. Didalam sistem pendidikan islam terdapat satu cara dan satu tujuan untuk dapat menyatukan kepribadian yang pecah untuk dapat mencapai satu tujuan yang lurus dan bulat. Inilah keistimewaan dari system pendidikan islam yang berbeda dengan system pendidikan buatan manusia yang pada umumnya memiliki tujuan yang relative sama meskipun alat-alat yang digunakan untuk memenuhi tujuan tersebut berbeda-beda sesuai dengan pengaruh lingkungan dan kondisi sejarah, social, politik dan sebagainya.
System pendidikan buatan manusia pada umumnya bermuara dalam suatu tujuan pendidikan yaitu membentuk “ nasionalisme sejati “. Sedangkan islam, tidak mengurung dirinya pada batas-batas yang sempit itu dan tidak hanya berusaha membentuk “ nasionalis sejati “ akan tetapi berusaha untuk mewujudkan suatu tujuan yang lebih besar dan menyeluruh, yaitu membentuk “ manusia sejati”.

C. CIRI – CIRI KHAS SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
Metodologi islam dalam melakukan pendidikan adalah dengan melakukan pendidikannya menyeluruh terhadap wujud manusia, sehingga tidak ada yang tertinggal dan terabaikan sedikit pun, baik segi jasmani maupun rohani, baik kehidupannya secara fisik maupun secara mental, dan segala kegiatannya di bumi ini.
Islam mengakui wujud manusia secara utuh, tanpa mengurangi nilainya dan merusk kemampuannya sedikit pun. Islam mengakui kebutuhan-kebutuhan spiritual wujud manusia beserta segala daya yang terkandung didalamnya. Islam memberikan segala yang diperlukannya seperti akidah, nilai-nilai dan harga diri, dan menyokong daya-daya yang ada padanya untuk memperbaiki eksistensi mental dan kejelekan-kejelekan yang terdapat dalam masyarakat.
Islam tidak hanya menonjol dalam memperhatikan semua segi eksistensi manusia dan tidak mengabaikan sedikit pun berbagai macam daya yang terdapat didalamnya. Tetapi yang paling menonjol adalah bahwa islam sejalan dengan fitrah dalam hal-hal yang lebih jauh dari itu.
Islam disamping yakin akan adanya banyak segi manusia yaitu jasmani, akal dan rohaninya dengan berbagi kebutuhan daya setiap segi itu, meyakini pula kesatuan dan keterpaduan wujud manusia tersebut dan tidak mungkin dipisah-pisahkan satu dengan yang lain. Fitrah manusia berjalan menurut garis yang telah diciptkan Allah SWT. Dengan demikian jasmani, akal dan roh yang ada dalam diri manusia tidak mungkin dapat dipisah-pisahkan. Roh, akal dan tubuh, ketiganya membentuk satu wujud yang utuh, yang disebut manusia, semuanya berinteraksi secara utuh. Islam mengikuti aliran fitrah yang ada dan meyakini bahwa ada saling keterikatan antra unsur-unsur tersebut. Dengan demikian maka islam tidak setuju adanya pemisahan salah satu unsur dari unsur yang lain atau menonjolkan satu unsur dengan menekan sama sekali unsur-unsur yang lain.

D. PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Peserta didik adalah setiap manusia yang sepanjang hidupnya selalu dalam perkembangan. Kaitannya dengan pendidikan adalah bahwa perkembangan peserta didik itu selalu menuju kedewasaan dimana semuanya itu terjadi karena adanya bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pendidik. Bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh pendidik sangat dipengaruhi oleh pandangan pendidik itu sendiri terhadap peserta didik. Dalam hal ini anak ( peserta didik ) merupakan sarana dalam proses pendidikan.
Pertumbuhan dan perkembangannya yang dialami oleh peserta didik sangat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor pembawaan ( warisan ), faktor lingkungan dan faktor kematangan ( internal ). Dalam proses perkembangan seseorang, ada beberapa aliran yang menjelaskan tentang teori perkembangan, antara lain :
1. Aliran Nativisme.
Dalam aliran ini dijelaskan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa ( Arthur Sckonenhauer : 1788 – 1860 ). Faktor pembawaan ini bersifat kodrati dari lahir dan tidak dapat diubah oleh pengaruh alam sekitar. Faktor inilah yang akan membentuk kepribadian manusia.
2. Aliran Empirisme
Pada aliran ini dijelaskan bahwa perkembangan manusia itu semata-mata tergantung pada lingkngan dengan pengalaman pendidikannya ( John Locke ).
3. Aliran Konvergensi
Aliran ini adalah gabungan antara aliran empirisme dengan aliran nativisme. Didalamnya menggabungkan arti penting hereditas ( pembawaan ) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan pribadi seeorang adalah hasil proses kerjasama dua factor : warisan dan lingkungan. Aliran ini dikembangkan oleh Louis William Stern ( 0031871 – 1938 ).
Dalam proses perkembangan manusia, islam memiliki konsep-konsep yang menjelaskan proses tersebut secara gamblang. Konsep-konsep tersebut antara lain :
a. Konsep fitrah dalam diri manusia.
Fitrah merupkan suatu ketetapan Tuhan bagi setip makhluk-Nya. Tujuan dan jalan hidup manusia ditentukn oleh Allah SWT, hal ini disebut “ Hidayah Amah Ilahiyah “. Petunjuk yang ditentukan oleh Allah SWT tidak pernah menyesatkan dan keliru dalam menuntun makhluknya untuk menenpuh jalan perkembangannya. Dalam Al-Qur”an, secara fitrah manusia dijelaskan terdiri dari dua bagian : kulit dan isi. Bentuk fisik adalah kulit, sedangkan akal adalah isi. Akal yang dalam terjemahan Al-Qur’an disebut al-a”ql dalah potensi dan substansi dalam diri manusia yang dirinya berlangsung beberapa proses olah pikir, seperti berpikir, mengingat, mengambil iktibar dan sebagainya.
b. Konsep warisan dan Bi’ah ( lingkungan )
Konsep ini menerangkan bahwa keadan manusia saat ini merupakan pembwaan sejak lahir yang diperoleh dari orang tuanya. Selain faktor bawaan, perkembangan manusia juga sangat ditentukan oleh keadaan lingkungan.

E. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam yang merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang: (1) memiliki kepribadian Islam, (2) menguasai tsaqofah Islam, (3) menguasai ilmu pengetahuan (iptek) dan (4) memiliki ketrampilan yang memadai.
1. Membentuk Kepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah)
Kepribadian Islam merupakan konsekuensi keimanan seorang muslim dalam kehidupannya. Kepribadian Islam seseorang akan tampak pada pola pikirnya (aqliyah) dan pola sikap dan tingkah lakunya (nafsiyah) yang distandarkan pada aqidah Islam.
Pada prinsipnya terdapat tiga langkah dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian Islam sebagaiman yang pernah diterapkan Rasulullah Saw. Pertama, melakukan pengajaran aqidah dengan teknik yang sesuai dengan karakter aqidah Islam yang merupakan aqidah aqliyyah (aqidah yang muncul melalui proses perenungan pemikiran yang mendalam). Kedua, mengajaknya untuk selalu bertekat menstandarkan aqliyyah dan nafsiyyahnya pada aqidah Islam yang dimilikinya. Ketiga, mengembangkan aqliyyah Islamnya dengan tsaqofah Islam dan mengembangkan nafsiyyah Islamnya dengan dorongan untuk menjadi lebih bertaqwa, lebih dekat hubungannya dengan Penciptanya, dari waktu ke waktu.
Seseorang yang bersikap dan bertingkah laku (bernafsiyyah) Islami adalah seseorang yang mampu mengendalikan semua dorongan pada dirinya agar tidak bertentangan dengan ketentuan Islam. Ketika muncul dorongan untuk makan pada dirinya, ia akan makan makanan yang halal baginya dengan tidak berlebih-lebihan. Ketika muncul rasa tertariknya pada lawan jenis, ia tidak mendekati zina, namun ia menyalurkan rasa senangnya kepada lawan jenis itu lewat pernikahan. Nafsiyyah seseorang harusnya semakin lama semakin berkembang. Kalau awalnya ia hanya melakukan yang wajib dan menghindari yang haram, secara bertahap ia meningkatkan amal-amal sunnah dan meninggalkan yang makruh. Dengan semakin banyak amal sunnah yang ia lakukan, otomatis semakin banyak aktivitas mubah yang ia tinggalkan.
Seorang yang berkepribadian Islam tetaplah manusia yang tidak luput dari kesalahan, tidak berubah menjadi malaikat. Hanya saja ketika ia khilaf melakukan kesalahan, ia segera sadar bertobat kepada Allah dan memperbaiki amalnya sesuai dengan Islam kembali.

2. Mengusai Tsaqofah Islam
“Katakanlah (hai Muhammad), apakah sama orang-orang yang berpengetahuan dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan.” (Qs. az-Zumar [39]: 9).
Berbeda dengan ilmu pengetahuan (science), tsaqofah adalah ilmu yang didapatkan tidak lewat eksperimen (percobaan), tetapi lewat pemberitaan, pemberitahuan, atau pengambilan kesimpulan semata. Tsaqofah Islam adalah tsaqofah yang muncul karena dorongan seseorang untuk terikat pada Islam dalam kehidupannya. Seseorang yang beraqidah Islam tentu ingin menyesuaikan setiap amalnya sesuai dengan ketetapan Allah. Ketetapan-ketetapan Allah ini dapat difahami dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadist-hadist Rasulullah. Maka ia terdorong untuk mempelajari tafsir al-Qur’an dan mempelajari hadist. Karena al-Qur’an dan hadist dalam bahasa Arab, maka ia harus mempelajari Bahasa Arab. Karena teks-teks al-Qur’an dan hadist memuat hukum dalam bentuk garis besar, maka perlu memiliki ilmu untuk menggali rincian hukum dari al-Qur’an dan hadist yaitu ilmu ushul fiqh. Pada saat seseorang belum mampu memahami ketentuan Allah langsung dari teks Al Qur’an dan hadist karena keterbatasan ilmunya, maka ia bertanya tentang ketetapan Allah kepada orang sudah memahaminya, dengan kata lain ia mempelajari fiqh Islam.

3. Menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek)
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinyamalam dan siang terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.” (Qs. Ali-Imran [3]: 190).
Mengusai iptek dimaksudkan agar umat Islam dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT dengan baik dan optimal di muka bumi ini. Lebih dari itu, Islam bahkan menjadikannya sebagai fardlu kifayah, yaitu suatu kewajiban yang harus dikerjakan oleh sebagian rakyat apabila ilmu-ilmu tersebut sangat dibutuhkan umat, seperti ilmu kedokteran, rekayasa industri, dan lain-lain.

4. Memiliki Ketrampilan Memadai
“Siapkanlah bagi mereka kekuatan dan pasukan kuda yang kamu sanggupi.” (Qs. al-Anfaal [8]: 60).
Penguasaan ketrampilan yang serba material, misalnya ketrampilan dalam industri, penerbangan dan pertukangan, juga merupakan tuntutan yang harus dilakukan oleh umat Islam dalam rangka pelaksanaan tugasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi. Sebagaimana halnya iptek, Islam juga menjadikannya sebagai fardlu kifayah. Harus ada yang menguasainya pada saat umat membutuhkannya.


KESIMPULAN
 Pendidikan Islam harus di-reorientasikan pada konsep dasarnya, yaitu merujuk kepada pandangan hidup Islam, yang dimulai dengan konsep manusia. Karena konsep manusia adalah sentral maka harus dikembalikan kepada konsep dasar manusia yang disebut fitrah.
 Pendidikan Islam yang merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang: (1) memiliki kepribadian Islam, (2) menguasai tsaqofah Islam, (3) menguasai ilmu pengetahuan (iptek) dan (4) memiliki ketrampilan yang memadai.
 Seseorang yang bersikap dan bertingkah laku (bernafsiyyah) Islami adalah seseorang yang mampu mengendalikan semua dorongan pada dirinya agar tidak bertentangan dengan ketentuan Islam.
 Pendidikan Islam tidak hanya menekankan pada aspek kognitif (ta’lim) dan meninggalkan aspek afektif (amal dan akhlaq). Pendidikan yang terlalu intelektualistis juga bertentangan dengan fitrah. Al-Qur’an mensyaratkan agar fikir didahului oleh zikir.
 Menurut Imam al-Ghazzali adalah gila dan amal tanpa ilmu itu sombong. Dalam pendidikan Islam keimanan harus ditanamkan dengan ilmu, ilmu harus berdimensi iman, dan amal mesti berdasarkan ilmu.
 Mengusai iptek dimaksudkan agar umat Islam dapat menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah SWT dengan baik dan optimal di muka bumi ini.

METHODE OF PROCEDURE

METHODE OF PROCEDURE
0.24.It is a cardinal principle of the use of part 1 that the description of a physical item should be based in the fist instance on the chapter dealing with the class or materials to which that item belongs. For example, a printed monograph in microform (using the rules in chapter 11). There will be need in many instances to consult the chapter dealing with the original from of the item, especially when construction notes. So, using the same example, the chapter dealing with printed books (chapter2) will be used to supplement chapter 11. In short, the starting point for description is the physical form of the item in hand, not the original or any previous from in which the work has been published.
In describing serials, chapter 12 should be consulted in conjunction with the chapter dealing with the physical from in which the serial is published. So, in describing serial motion picture, both chapter 12 and 7 should be used.
0.25. An innovation of the ISBD(G) is the introduction of an area for details that are special to a particular class of material or type of publication. This area (area 3) is used in these rules for cartographic materials (see chapter 3) and for serials (see chapter12).Area 3 is not to be used for any other materials treated in this rules. In describing a serial that consist of cartographic materials (e.g., a map series), area 3 may be repeated. In such case, give the area 3 details relating to the cartographic materials before those relating to the serial.


METHODE DARI PROSEDUR

0.24.It adalah satu prinsip utama penggunaan dari [part;bagian] 1 bahwa uraian satu item phisik harus didasarkan di dalam kejadian tinju pada bab berhadapan dengan bahan-bahan atau kelas sampai yang rasa memiliki item itu. Sebagai contoh, satu monograf yang dicetak di dalam microform (menggunakan aturan-aturan di bab 11). Akan ada kebutuhan dalam banyak kejadian-kejadian untuk konsultasi bab berhadapan dengan asli dari item, terutama bila [nada/catatan] konstruksi. Sangat, menggunakan contoh yang sama, bab berhadapan dengan buku yang dicetak (chapter2) akan digunakan untuk melengkapi bab 11. Singkatnya, titik awal untuk uraian adalah phisik membentuk order untuk jangka waktu tertentu item, bukan asli atau manapun sebelumnya dari di mana pekerjaan telah diterbitkan.

Di dalam gambarkan serial, bab 12 harus berkonsultasi bersama dengan bab berhadapan dengan phisik dari di mana serial diterbitkan. Sangat, di dalam gambarkan gambar hidup serial, kedua-duanya bab 12 dan 7 harus digunakan.

0.25. Satu inovasi ISBD(G) adalah pengenalan tentang satu area untuk detil yang adalah khusus bagi kelas dari material tertentu jenis atau dari penerbitan. areaini (Area 3) digunakan di dalam aturan-aturan ini untuk bahan-bahan cartographic (lihat bab 3) dan untuk serial (lihat chapter12).Area 3 adalah untuk menjadi tidak digunakan untuk bahan-bahan lain yang diperlakukan di aturan-aturan ini. Di dalam gambarkan satu itu serial terdiri atas bahan-bahan cartographic (e.g., satu rangkaian peta), area 3 bisa diulangi. Dalam kasus yang sedemikian, memberi area 3 detil berkenaan dengan bahan-bahan cartographic sebelum [mereka/yang] berkenaan dengan serial.

MANEJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MANEJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Fungsi Sumber Daya Manusia dan Menejemen Sumber Daya Manusia
A. Pengertian Menejemen Sumber Daya Manusia
Menejemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai proses serta upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Pengertian ini mencakup mulai dari memilih siapa saja yang memiliki kualifikasi dan pantas untuk menempati posisi dalam perusahaan hingga bagaimana agar kualifikasi ini dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan serta dikembangkan dsari waktu ke waktu. Dalam struktur organisasi perusahaan, terutama perusahaan besar dan menengah, selain direktur utama, bagian yag beranggung jawab dan berfungsi mengelola urusan sumber daya manusia ini adalah bagian perusahaan. Adapun untuk perusahaan kecil-kecilan dengan jumlah SDM nya dibawah 10 orang seperti home industry, bisnis warung dsb biasanya langsung ditangani oleh sang direktur atau menejer atau bosnya.
Pada dasarnya bagian personalia adalah merencanakan konsep perekrutan, pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia yang diperlukan oleh perusahaan. Kebijakan-kebijakan yang menyangkut peraturan tenaga kerja, kualifikasi, pengrekrutan, pengembanagan karir mulai dari pengiriman tenaga kerja untuk mengikuti pelatihan-pelatihan higga melanjutkan sudi, program studi, program intensif maupun bonus bagi tenaga kerja dan lain-lain merupakan fungsi utama dari bagian personalia.
Menurut Petter S Drucker, SDM sangat memegang peranan kunci dan sangat fital bagi terwujudnya tenaga kerja yang produktif, efektif, dan efesian. Efektif disini didefinisikan sebagai tenaga kerja yang mampu melakukan pekerjaan yang benar ( doing the right thing). Setiap tenaga kerja tau dan mampu memilih, menganalisa, serta melakukan apa yang seharusnya dilakukan dalam kaitannya dengan fungsinya di dalam perusahaan dan kaitannya dengan pencapaian tujuan perusahaan. Sedangkan efisien disini dimaksudkan sebagai tenaga kerja yang mampu untuk melakukan sesuatu dengan benar (doing things right). Artinya setela tenaga kerja memahami dan mengetahui apa yang semestinya dilakukan , namun tenaga kerja juga mampu melakukanya dengan benar.
Manajemen sumber daya manusia (human resource management) adalah serangkaian aktivitas organisasi yang diarahkan pada upaya memperoleh mengembangkan, dan mempertahankan angkatan angkatan kerja yang efektif. Manajemen sumber daya manusia berlangsung dalam konteks lingkungan yang rumit dan selalu berubah serta semakin dianggap penting secara strategis.
Menurut Flippo, manajemen sumber daya manusia adalah proses perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi,pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan SDM agar tercapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan French mendefinisikan manajemen personalia sebagai proses penarikan, seleksi dan pengembangan serta pemeliharaansumber daya manusia olehorganisasi.
Inti dari semua definisi di atas segala adalah adanya suatu proses pengelolaan SDM secara optimal melalui fungsi manajemen yang terarah dan terorganisasi di mana subjek yang dikelola yaitu manusia memiliki nilai penting bagi perusahaan.

B. Proses Manajemen Sumber Daya Manusia
Yang di maksud dengan proses sumber daya manusia adalah segala proses yang berkaitan dengan upaya yang dilakukan dari mulai perencanaan sumber daya manusia, perekrutan, penandatanganan kontrak kerja, penempatan tenaga kerja, hinga pembinaan dan pengembangan tenaga kerja guna mendapatkan dan tetap memelihara tenaga kerja pada posisi dan kualifikasi tertentu serta bertanggung jawab sesuai dengan persyaratan yang diberikan kepada tenaga kerja tersebut.
Secara garis besar proses manajemen SDM di bagi ke dalam lima bagian fungsi utama yang terdiri dari:
1. Human Resource Planning, merencanakan kebutuhan dan pemanfaatan sumber daya manusia bagi perusahaan.
2. Personal Procurement, mencari dan mendapatkan sumber daya manusia termasuk didalamnya rekrutmen, seleksi dan penempatan serta kontrak tenaga kerja.
3. Personal Development, mengembangkan sumber daya manusia, termasuk didalamnya program orientasi tenaga kerja, pendidikan danpelatihan.
4. Personal Maintenance, memelihara SDM, termasuk didalamnya pemberian penghargaan, intensif, jaminan kesehatan, dan keselamatan tenaga kerja.
5. Personal utilization. Memanfaatkan dan mengoptimalkan SDM, termasuk didalamnya promosi. Demosi, transfer, dan juga separasi.



1) Perencanaan Sumber Daya manusia (Human Resource Planning )
Setiap aktivitas manajemen biasanya diawali dengan planning atau perencanaan. Sebagaimana adagium dalam teori manajemen : If we fail to plan, we will plan to fail, sekiranya kita gagal dalam merencanakan, maka kita pada hakikatnya telah merencanakan kegagalan.
Perencanaan sumber daya manusia adalah perencanaan strategis untuk mendapatkan dan memelihara kualifikasi sumber daya manusia yang diperlukan bagi organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan.
Beberapa langkah strategis sehubungan dengan perencanaan sumber daya manusia :
Langkah Pertama: Representasi dan refleksi dari rencana strategis perusahaan perencanaan SDM sudah semestinya merupakan representasi dan refleksi dari keseluruhan rencana strategis perusahaan.
Langkah Kedua: Analisa dari kualifikasi tugas yang akan diemban oleh tenaga kerja. Pada tahap ini, ada tiga hal yang biasanya dilakukan, yaitu analisa kerja atau lebih dikenal dengan analisis jabatan ( job analysis ), deskripsi kerja ( job description ) dan spesifikasi kerja atau lebih dikenal dengan spesifikasi jabatan ( job specification ). Analisis jabatan merupakan persyaratan detail tentang jenis pekerjaan yang diperlukan serta kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan untuk mampu menjalankannya. Deskripsi jabatan meliputi rincian pekerjaan yang akan menjadi tugas tenaga kerja tersebut. Sedangkan spesifikasi jabatan merupakan rincian karakteristik atau kualifikasi yang diperlukan bagi tenaga kerja yang dipersyaratkan.
Langkah Ketiga: Analisa ketersediaan tenaga kerja.
Langkah Keempat: Melakukan tindakan inisiataif.
Langkah Kelima: Evaluasi dan modifikasi tindakan.

2) Penyediaan Sumber Daya Manusia ( Personnel Procurement )
Rekrutmen adalah upaya perusahaan untuk mendapatkan tenaga kerja yang diperlukan sesuai dengan kualifikasi yang telah ditetapkan dalam perencanaan tenaga kerja. Dan seleksi adalah upaya untuk memperoleh tenaga kerja yang memenuhi syarat kualifikasi daari sekian banyak pendaftar atau calon tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan dari proses rekrutmen tadi. Penempatan adalah proses pemilihan tenaga kerja yang disesuaikan dengan kualifikasi yang dipersyaratkan serta menempatkannya pada tugas yang telah ditetapkan. Secara lebih jelas berikut ini diuraikan ketiga konsep pencaraian tenaga kerja tersebut diatas.
Rekrutmen Internal dan Rekrutmen Eksternal
Rekrutmen internal yaitu proses untuk mendapatkan tenaga kerja atau SDM yang dibutuhkan dengan mempertimbangkan tenaga kerja yang sudah ada atau yang sudah dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan rekrutmen eksternal adalah perusahaan mendapatkan tenaga kerja atau SDM yang akan ditempatkan pada suatu jabatan tertentu yang akan diperolehnya dari luar perusahaan, atau sering kali dinamakan outsourcing. Kelebihan dari rekrutmen eksternal adalah bahwa perusahaan mungkin memiliki peluang untuk mendapatkan tenaga kerja yang lebih baik dari apa yang dimiliki saat ini, atau memperoleh tenaga kerja yang akan membawa semangat baru yang akan berdampak positif bagi perusahaan. Keterbatasan dari rekrutmen eksternal ini adalah terutama dalam hal adaptasi tenaga kerja tersebut dengan lingkungan internal perusahaan.

Seleksi Tenaga Kerja
Seleksi tenaga kerja adalah langkah selanjutnya yang harus dilakukan perusahaan setelah perusahaan menetapkan jenis rekrutmen yang akan dilakukan, apakah internal maupun eksternal. Paling tidak ada beberapa hal yang biasanya dilakukan perusahaan yang terkait dengan proses seleksi, yaitu seleksi administrasi, seleksi kualifikasi, dan seleksi sikap dan perilaku. Seleksi administrasi yaitu berupa proses bagaimana perusahaan bagaimana perusahaan melakukan validasi dan verifikasi atas segala persyaratan administrative yang dipersyaratkan kepada calon tenaga kerja yang akan ditempatkan pada suatu jabatan tertentu. Seleksi administrasi ini dapat berupa validasi dan verifikasi barang aplikasi, daftar riwayat hidup, ijazah pendidikan, dan dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Seleksi kualifikasi, artinya perusahaan melakukan seleksi atas calon-calon tenaga kerja dari sisi kualifikasinya, yaitu menyangkut kesesuaian calon tenaga kerja tersebut dengan jabatan yang akan ditempatinya. Esensi dari seleksi ini adalah untuk memastikan bahwa kualifikasi calon tenaga kerja yang ada benar-benar dapat diandalkan untuk menempati jabatan yang akan ditempatinya. Seleksi yang ketiga, yaitu berupa seleksi sikap dan perilaku. Pada seleksi ini, calon tenaga kerja diuji dari sisi sikap dan perilakunya sebagai pribadi, tenaga kerja, mupun ketika bekerja secara tim.

Penempatan Tenaga Kerja
Pada fase ini perusahaan melakukan semacam program pelatihan orientasi yang bertujuan untuk mengadaptasikan tenaga kerja dengan lingkungan perusahaan. Beberapa perusahaan besar mencoba mengantisipasi proses adaptasi ini dengan membuat departemen atau posisi khusus yang dinamakan sebagai management trainee.

3) Pengembangan Sumber Daya Manusia ( Personel Development )
Manajemen sumber daya manusia mencangkup masalah-masalahyang berkaitan dengan pembinaan, penggunaan sumber daya manusia baik yang berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha sendiri (Basir Barthos, 1993). Menurut Stephen P. Robbinson “activities necessary for staffing the organization and sustaining high employee performance”, beraktifitas diperlukan untuk menilai performance seseorang dalam berorganisasi. Menurut Luis R. Gomez-Mejia,Cs.: “Human resources people work in an organization. Also called personnel”. Pengembangan kualitas sumber daya manusia menurut Mangkuprawiro (2002:135) dan Martoyo (2000:62) adalah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan teknis, kemempuan konseptual, peningkatan moral dan peningkatan keterampilan teknik manusia melalui pendidikan dan pelatihan.
Pengembangan sumber daya manusia bertujuan untuk memastika dan memelihara tenaga kerja yang tersedia tetap memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan sehingga selaras dengan perencanaan strategis perusahaan serta tujuan perusahaan dapat tercapai sebagaimana yang direncanakan.
Secara garis besar program pengembangan tanaga kerja dapat dibagi dua, yaitu on the job dan of the job. Metode On The Job bisa berupa kegiatan seperti: (1) coaching, yaitu program berupa bimbingan yang diberikan atasan kepada bawahan mengenai beberapa hal yang terkait dengan pekerjaan; (2) planned progression, yaitu program berupa pemindahan tenaga kerja kepada bagian-bagian lain melalui tingkatan-tingkatan organisasi yang berbeda-beda; (3) job rotation, yaitu program pemindahan tenaga kerja ke bagian yang berbeda-beda dab tugas yang berbeda-beda, agar tenaga kerja lebih dinamis dan tidak monoton; (4) temporary task, yaitu berupa pemberian tugas pada suatu kegiatan atau proyek atau jabatan tertentu pada periode waktu tertentu; serta (5) program penilaian prestasi atau performance appraisal. Adapun metode Off The Job yang dapat dilakukan diantaranya adalah: (1) executive development programme, yaitu berupa program pengiriman manajer atau tenaga kerja untuk berpartisipasi dalam berbagai program-program khusus diluar perusahaan yang terkait dengan analisa kasus, simulasi, maupun metode pembelajaran lainnya; (2) laboratory training, yaitu berupa program yang ditujukan kepada tenaga kerja untuk mengikuti program-program berpa simulasi atas dunia nyata yang terkait dengan kegiatan perusahaan dimana metode yang biasanya digunakan adalah berupa role playing, simulasi dan lain-lain; dan yang terakhir (3) organizational development, yaitu program yang ditujukan kepada tenaga kerja dengan mengajak mereka untuk berpikir mengenai bagaimana cara untuk memajukan perusahaan mereka.

4) Pemeliharaan Tenaga Kerja ( Personel Maintanance )
Pemeliharaan tenaga kerja sangat penting untuk dilakukan guna menjamin agar tenaga kerja yang dimiliki perusahaan terpelihara produktivitas, efektivitas, dan efisiensinya. Secara garis besar bentuk pemeliharaan tenaga kerja yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah berupa program pemberian kompensasi dan benefit. Pemberian kompensasi adalah penghargaan yang diberikan perusahaan sebagai balasan atas prestasi kerja yang diberikan tenaga kerja. Adapun Benefit adalah penghargaan selain kompensasi yang diprogramkan bagi tenaga kerja dengan tujuan agar kebutuhan tenaga kerja tetap dapat terpelihara sehingga tenaga kerja dapt tetap memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan.
Kompensasi
Kompensasi umunya terkait dengan penghargaan dalam bentuk uang atau sejenisnya yang seringkali dinamakan sebagai insentif. Pemberian kompensasi adalah yang terkait dengan upah atau pendapatan ( wage-levels ), yaitu berapa pendapatan yang yang akan diberikan kepada tenaga kerja tersebut sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya, kemudian juga adalah apa yang dinamakan sebagai struktur penggaian ( wage-structure ), yaitu tingkatan-tingkatan upah yang akan diberikn di perusahaan tersebut. Yang terakhit dari kompensasi adalah apa yang dinamakan sebagai pengupahan secara individual ( individual-wage decision ). Pengupahan secara individual ini memberikan kejelasan untuk setiap individu mengenai kompensasi yang akan diterimanya jika bekerja dengan tingkat pengorbanan yang berbeda-beda.

Benefit
Benefit adalah penghargaan dan bentuk perhatian perusahaan selain kompensasi yang diberikan atau disediakan perusahaan sebagai upaya untuk memelihara tenaga kerja tersebut agar tetap dapat memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan sekaligus menjawab apa yang menjadi kenutuhan bagi tenaga kerja. Benefit dapat berupa cuti bergaji, asuransi kesehatan dan kecelakaan kerja, poliklinik gratis bagi pihak keluarga dari tenaga kerja, dan lain-lain. Tujuan dari pemberian benefit ini sekali lagi adalah agar para tenaga kerja tersebut tetap bisa terpelihara produktivitasnya melalui pemberian penghargaan dan bentuk perhatian yang memerhatikan motif-motif yang dimiliki oleh para pekerja.

5) Pemanfaatan Sumber Daya Manusia ( Personel Utilization )
Langkah ini pada dasarnya upaya untuk memelihara tenaga kerja agar senantiasa sejalan dengan perencanaan strategs perusahaan. Perusahaan biasanya melakukan beberapa program untuk tetap memastikan tenaga kerjanya senantiasa sesuai dengan perencanaan strategis perusahaan. Di antara program tersebut adalah promosi, demosi, transfer,ataupun separasi. Promosi adalah proses pemindahan tenaga kerja ke posisi yang lebih tinggi secara structural dalam organisasi perusahaan. Demosi adalah penrunan tenaga kerja kepada bagian kerja yang lebih rendah yang biasanya disebabkan karena adanya penurunan kualitas tenaga kerja dalam pekerjaannya. Transfer merupakan upaya untuk memindahkan tenaga kerja ke bagian lain yang diharapkan tenaga kerja tersebut dapat lebih produktif setelah mengalami proses transfer. Terakhir, separasi, merupakan upaya perusahaan untuk melakukan pemindahan lingkungan kerja tertentu dari tenaga kerja ke lingkungan yang lain.

2. Mengelola Keragaman dalam Pekerjaan
Pengertian Keragaman ( The Meaning of Diversity )
Keragaman muncul ketika terdapat perbedaan antara satu anggota organisasi dengan anggota lainnya, antara satu tenaga kerja dengan tenaga kerja lainnya. Keragaman tersebut dapat berupa keragaman dari segi usia, suku bangsa, gender, status, dan lain-lain.
Dampak Keragaman ( The Impact of Diversity )
Keragaman di antara tenaga kerja sesungguhnya dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi positif sebagai keunggulan kompetitif yang akan memperkuat organisasi atau perusahaan. Dan sisi negatif, yaitu sebagai sumber konflik yang justru akan melemahkan organisasi atau perusahaan.
Keragaman Sebagai Keunggulan Kompetitif
Keragaman di antara tenaga kerja sesungguhnya dapat dilihat sebagai sebuah keunngulan kompetitif jika perusahaan memiliki sisten yang jelas dan transparan bagi seluruh tenaga kerja.
Keragaman Sebagai Sumber Konflik
Konflik dapat terjadi dikarenakan faktor etnik, kelompok informal dalam organisasi, maupun faktor-faktor lain yang terkait dengan berbagai keragaman dalam lingkungan pekerjaan dan terutama antartenaga kerja yang dimiliki perusahaan.
Mengelola Keragaman Dalam Organisasi
Ada dua hal yang bisa dilakukan agar keragaman dapat membawa organisasi atau perusahaan kea arah pencapaian tujuan, yaitu upaya yang dilakukan secara individual atau strategi individual, dan upaya yang dilakukan oleh organisasi atau pendekatan organisasi.
Strategi Individual
Perlu adanya toleransi dan pengertian dari setiap individu. Agar pengertian dan toleransi dapat terwujud, maka keterbukaan dalam berkomunikasi memegang peranan penting tercapainya pengertian dan toleransi atas keragaman yang ada.
Peran Organisasi
Di antara upaya yang dapat dilakukan adalah dengan adanya regulasi yang adil dan tidak bias gender. Regulasi yang adil akan memelihara hak-hak asasi dari setiap tenaga kerja sehingga mereka merasa aman dalam lingkungan pekerjaannya. Selain itu pula perusahaan dapat melakukan sosialisasi terus-menerus mengenai pentingnya kesadaran, pengertian, dan toleransi melalui berbagai jenis pelatihan atau kegiatan yang akan mempertemukan keragaman-keragaman yang ada dalam format kerjasama yang produktif, dan lain sebagainya.


KESIMPULAN
 Manajemen SDM merupakan proses bagaimana organisasi atau perusahaan mencari dan menempatkan orang yang tepat untuk setiap bagian yang ada didalam organisasinya.
 Sebagai bagian dari proses pengorganisasian, penempatan SDM sebagai bagian dari manajemen SDM, merupakan langkah terakhir dari pengorganisasian untuk memastikan bahwa struktur organisasi yang telah dibuat akan diiasi oleh orang-orang yang memiliki kualifikasi yang tepat.
 Secara garis besar proses manajemen SDM terdiri dari Human Resource Planning, Personnel Procurement, Personnel Development, Personnel Maintenance dan Personnel Utilization.
 Termasuk kedalam bagian dari manajemen SDM adalah mengelola keragaman yang terdapat dalam organisasi, terutama yang menyangkut keragaman diantara tenaga kerja atau SDM yang dimiliki organisasi. Dua hal yang bisa dilakukan untuk mengelola keragaman tersebut, yaitu dari sisi individual dan peran organisasi.



DAFTAR PUSTAKA

Mursanto, Tandjung, Ir. H. 1995. Sistem Manajemen Semesta. CV Dunia Bulan Bintang. Jakarta.
Tampubolon, Manahan P. Dr. MM, 2004. Manajemen Operasional ( Operations Management ). Ghalia Indonesia. Jakarta.
Trisnawat, Ernie. S. Kurniawan Syaifullah, 2005. Pengantar Manajemen. Prenada Media. Jakarta.
Yama, Indo. N. hemmy Fauzan, 2006. UIN Jakarta Press. Jakarta.

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
A. Pendahuluan
Setiap orang memiliki filsafat walaupun ia mungkin tidak sadar akan hal tersebut. Kita semua mempunyai ide-ide tentang benda-benda, tentang sejarah, arti kehidupan, mati, Tuhan, benar atau salah, keindahan atau kejelekan dan sebagainya.
1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Definisi tersebut menunjukkan arti sebagai informal.
2) Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan yang sikap yang sangat kita junjung tinggi. Ini adalah arti yang formal.
3) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
4) Filsafat adalah sebagai analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti kata dan konsep.
5) Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang langsumg yang mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat.
Dari beberapa definisi tadi bahwasanya semua jawaban yang ada difilsafat tadi hanyalah buah pemikiran dari ahli filsafat saja secara rasio.
Banyak orang termenung pada suatu waktu. Kadang-kadang karena ada kejadian yang membingungkan dan kadang-kadang hanya karena ingin tahu, dan berfikir sungguh-sungguh tentang soal-soal yang pokok. Apakah kehidupan itu, dan mengapa aku berada disini? Mengapa ada sesuatu? Apakah kedudukan kehidupan dalam alam yang besar ini ? Apakah alam itu bersahabat atau bermusuhan ? apakah yang terjadi itu telah terjadi secara kebetulan ? atau karena mekanisme, atau karena ada rencana, ataukah ada maksud dan fikiran didalam benda .
Semua soal tadi adalah falsafi, usaha untuk mendapatkan jawaban atau pemecahan terhadapnya telah menimbulkan teori-teori dan sistem pemikiran seperti idealisme, realisme, pragmatisme.
Oleh karena itu filsafat dimulai oleh rasa heran, bertanya dan memikir tentang asumsi-asumsi kita yang fundamental (mendasar), maka kita perlukan untuk meneliti bagaimana filsafat itu menjawabnya.
B. Pengertian Filsafat pendidikan Islam
Secara harfiah, kata filsafat berasal dari kata Philo yang berarti cinta, dan kata Sophos yang berarti ilmu atau hikmah. Dengan demikian, filsafat berarti cinta cinta terhadap ilmu atau hikmah. Terhadap pengertian seperti ini al-Syaibani mengatakan bahwa filsafat bukanlah hikmah itu sendiri, melainkan cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkannya, memusatkan perhatian padanya dan menciptakan sikap positif terhadapnya. Selanjutnya ia menambahkan bahwa filsafat dapat pula berarti mencari hakikat sesuatu, berusaha menautkan sebab dan akibat, dan berusaha menafsirkan pengalaman-pengalaman manusia.
Selain itu terdapat pula teori lain yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari kata Arab falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani, Philosophia: philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi, Philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran atau lazimnya disebut Pholosopher yang dalam bahasa Arab disebut failasuf.
Sementara itu, A. Hanafi, M.A. mengatakan bahwa pengertian filsafat telah mengalami perubahan-perubahan sepanjang masanya. Pitagoras (481-411 SM), yang dikenal sebagai orang yang pertama yang menggunakan perkataan tersebut. Dari beberapa kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengertian fisafat dar segi kebahsan atau semantik adalah cinta terhadap pengetahuan atau kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang menempatkan pengetahuan atau kebikasanaan sebagai sasaran utamanya.
Filsafat juga memilki pengertian dari segi istilah atau kesepakatan yang lazim digunakan oleh para ahli, atau pengertian dari segi praktis. Selanjutnya bagaimanakah pandangan para ahli mengenai pendidikan dalam arti yang lazim digunakan dalam praktek pendidikan.Dalam hubungan ini dijumpai berbagai rumusan yang berbeda-beda. Ahmad D. Marimba, misalnya mengatakan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si - terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Berdasarkan rumusannya ini, Marimba menyebutkan ada lima unsur utama dalam pendidikan, yaitu 1) Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau pertolongan yang dilakukan secara sadar. 2) Ada pendidik, pembimbing atau penolong. 3) Ada yang di didik atau si terdidik. 4) Adanya dasar dan tujuan dalam bimbingan tersebut, dan. 5) Dalam usaha tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
Sebagai suatu agama, Islam memiliki ajaran yang diakui lebih sempurna dan kompherhensif dibandingkan dengan agama-agama lainnya yang pernah diturunkan Tuhan sebelumnya. Sebagai agama yang paling sempurna ia dipersiapkan untuk menjadi pedoman hidup sepanjang zaman atau hingga hari akhir. Islam tidak hanya mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat, ibadah dan penyerahan diri kepada Allah saja, melainkan juga mengatur cara mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia termasuk di dalamnya mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur masalah pendidikan. Sumber untuk mengatur kehidupan dunia dan akhirat tersebut adalah al Qur’an dan al Sunnah. Sebagai sumber ajaran, al Qur’an sebagaimana telah dibuktikan oleh para peneliti ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran.
Demikian pula dengan al Hadist, sebagai sumber ajaran Islam, di akui memberikan perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi Muhammad SAW, telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup ( long life education ). Dari uraian diatas, terlihat bahwa Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada al- Qur’an dan al Hadist sejak awal telah menancapkan revolusi di bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang ditempuh al Qur’an ini ternyata amat strategis dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini di akui dengan jelas bahwa pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan menjadi merdeka, dan seterusnya.
Dasar pelaksanaan Pendidikan Islam terutama adalah al Qur’an dan al Hadist Firman Allah :
“ Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (al Qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benarbenar memberi petunjuk kepada jalan yang benar ( QS. Asy-Syura : 52 )”
Dan Hadis dari Nabi SAW :
“ Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia” (al Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90)”
Dari ayat dan hadis di atas tadi dapat diambil kesimpulan :
1. Bahwa al Qur’an diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridloi Allah SWT.
2. Menurut Hadist Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam.
3. Al Qur’an dan Hadist tersebut menerangkan bahwa nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam.
Bagi umat Islam maka dasar agama Islam merupakan fondasi utama keharusan berlangsungnya pendidikan. Karena ajaran Islam bersifat universal yang kandungannya sudah tercakup seluruh aspek kehidupan ini. Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya, serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya.
Corak pendidikan itu erat hubungannya dengan corak penghidupan, karenanya jika corak penghidupan itu berubah, berubah pulalah corak pendidikannya, agar si anak siap untuk memasuki lapangan penghidupan itu. Pendidikan itu memang suatu usaha yang sangat sulit dan rumit, dan memakan waktu yang cukup banyak dan lama, terutama sekali dimasa modern dewasa ini. Pendidikan menghendaki berbagai macam teori dan pemikiran dari para ahli pendidik dan juga ahli dari filsafat, guna melancarkan jalan dan memudahkan cara-cara bagi para guru dan pendidik dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan pengajaran kepada para peserta didik.
Kalau teori pendidikan hanyalah semata-mata teknologi, dia harus meneliti asumsi-asumsi utama tentang sifat manusia dan masyarakat yang menjadi landasan praktek pendidikan yang melaksanakan studi seperti itu sampai batas tersebut bersifat dan mengandung unsur filsafat. Memang ada resiko yang mungkin timbul dari setiap dua tendensi itu, teknologi mungkin terjerumus, tanpa dipikirkan buat memperoleh beberapa hasil konkrit yang telah dipertimbangkan sebelumnya didalam sistem pendidikan, hanya untuk membuktikan bahwa mereka dapat menyempurnakan suatu hasil dengan sukses, yang ada pada hakikatnya belum dipertimbangkan dengan hati-hati sebelumnya. Sedangkan para ahli filsafat pendidikan, sebaiknya mungkin tersesat dalam abstraksi yang tinggi yang penuh dengan debat tiada berkeputusan,akan tetapi tanpa adanya gagasan jelas buat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang ideal.
Tidak ada satupun dari permasalahan kita mendesak dapat dipecahkan dengan cepat atau dengan mengulang-ulang dengan gigih kata-kata yang hampa. Tidak dapat dihindari, bahwa orang-orang yang memperdapatkan masalah ini, apabila mereka terus berpikir,yang lebih baik daripada mengadakan reaksi, mereka tentu akan menyadari bahwa mereka itu telah membicarakan masalah yang sangat mendasar. Sebagai ajaran (doktrin) Islam mengandung sistem nilai diatas mana proses pendidikan Islam berlangsung dan dikembangkan secara konsisten menuju tujuannya. Sejalan dengan pemikiran ilmiah dan filosofis dari pemikir-pemikir sesepuh muslim, maka sistem nilai-nilai itu kemudian dijadikan dasar bangunan (struktur) pendidikan islam yang memiliki daya lentur normatif menurut kebutuhan dan kemajuan.
Pendidikan Islam mengidentifikasi sasarannya yang digali dari sumber ajarannya yaitu Al Quran dan Hadist, meliputi empat pengembangan fungsi manusia :
1) Menyadarkan secara individual pada posisi dan fungsinya ditengah-tengah makhluk lain serta tanggung jawab dalam kehidupannya.
2) Menyadarkan fungsi manusia dalam hubungannya dengan masyarakat, serta tanggung jawabnya terhadap ketertiban masyarakatnya.
3) Menyadarkan manusia terhadap pencipta alam dan mendorongnya untuk beribadah kepada Nya
Menyadarkan manusia tentang kedudukannya terhadap makhluk lain dan membawanya agar memahami hikmah tuhan menciptakan makhluk lain, serta memberikan kemungkinan kepada manusia untuk mengambil manfaatnya
Setelah mengikuti uraian diatas kiranya dapat diketahui bahwa Filsafat Pendidikan Islam itu merupakan suatu kajian secara filosofis mengenai masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan yang didasarkan pada al Qur’an dan al Hadist sebagai sumber primer, dan pendapat para ahli, khususnya para filosof Muslim, sebagai sumber sekunder. Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam secara singkat dapat dikatakan adalah filsafat pendidikan yang berdasarkan ajaran Islam atau filsafat pendidikan yang dijiwai oleh ajaran Islam, jadi ia bukan filsafat yang bercorak liberal, bebas, tanpa batas etika sebagaimana dijumpai dalam pemikiran filsafat pada umumnya.
C. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam
Penjelasan mengenai ruang lingkup ini mengandung indikasi bahwa filsafat pendidikan Islam telah diakui sebagai sebuah disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari adanya beberapa sumber bacaan, khususnya buku yang menginformasikan hasil penelitian tentang filsafat pendidikan Islam. Sebagai sebuah disiplin ilmu, mau tidak mau filsafat pendidikan Islam harus menunjukkan dengan jelas mengenai bidang kajiannya atau cakupan pembahasannya. Muzayyin Arifin menyatakan bahwa mempelajari filsafat pendidikan Islam berarti memasuki arena pemikiran yang mendasar, sistematik. Logis, dan menyeluruh (universal) tentang pendidikan, ysng tidak hanya dilatarbelakangi oleh pengetahuan agama Islam saja, melainkan menuntut kita untuk mempelajari ilmu-ilmu lain yang relevan. Pendapat ini memberi petunjuk bahwa ruang lingkup filsafat Pendidikan Islam adalah masalah-masalah yang terdapat dalam kegiatan pendidikan, seperti masalah tujuan pendidikan, masalah guru, kurikulum, metode, dan lingkungan.
D. Kegunaan Filsafat Pendidikan Islam
Prof. Mohammad Athiyah abrosyi dalam kajiannya tentang pendidikan Islam telah menyimpulkan 5 tujuan yang asasi bagi pendidikan Islam yang diuraikan dalam “ At Tarbiyah Al Islamiyah Wa Falsafatuha “ yaitu :
1. Untuk membantu pembentukan akhlak yang mulia. Islam menetapkan bahwa pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam.
2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Pendidikan Islam tidak hanya menaruh perhatian pada segi keagamaan saja dan tidak hanya dari segi keduniaan saja, tetapi dia menaruh perhatian kepada keduanya sekaligus.
3. Menumbuhkan ruh ilmiah pada pelajaran dan memuaskan untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu bukan sekedar sebagai ilmu. Dan juga agar menumbuhkan minat pada sains, sastra, kesenian, dalam berbagai jenisnya.
4. Menyiapkan pelajar dari segi profesional, teknis, dan perusahaan supaya ia dapat mengusai profesi tertentu, teknis tertentu dan perusahaan tertentu, supaya dapat ia mencari rezeki dalam hidup dengan mulia di samping memelihara dari segi kerohanian dan keagamaan.
5. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan. Pendidikan Islam tidaklah semuanya bersifat agama atau akhlak, atau sprituil semata-mata, tetapi menaruh perhatian pada segi-segi kemanfaatan pada tujuan-tujuan, kurikulum, dan aktivitasnya. Tidak lah tercapai kesempurnaan manusia tanpa memadukan antara agama dan ilmu pengetahuan.
E. Metode Pengembangan Filsafat Pendidikan Islam
Sebagai suatu metode, pengembangan filsafat pendidikan Islam biasanya memerlukan empat hal sebagai berikut :
Pertama, bahan-bahan yang akan digunakan dalam pengembangan filsafat pendidikan. Dalam hal ini dapat berupa bahan tertulis, yaitu al Qur’an dan al Hadist yang disertai pendapat para ulama serta para filosof dan lainnya ; dan bahan yang akan di ambil dari pengalaman empirik dalam praktek kependidikan.
Kedua, metode pencarian bahan. Untuk mencari bahan-bahan yang bersifat tertulis dapat dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang masing-masing prosedurnya telah diatur sedemikian rupa. Namun demikian, khusus dalam menggunakan al Qur’an dan al Hadist dapat digunakan jasa Ensiklopedi al Qur’an semacam Mu’jam al Mufahras li Alfazh al Qur’an al Karim karangan Muhammad Fuad Abd Baqi dan Mu’jam al muhfars li Alfazh al Hadist karangan Weinsink.
Ketiga, metode pembahasan. Untuk ini Muzayyin Arifin mengajukan alternatif metode analsis-sintesis, yaitu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis terhadap sasaran pemikiran secara induktif, dedukatif, dan analisa ilmiah.
Keempat, pendekatan. Dalam hubungannya dengan pembahasan tersebut di atas harus pula dijelaskan pendekatan yang akan digunakan untuk membahas tersebut. Pendekatan ini biasanya diperlukan dalam analisa, dan berhubungan dengan teori-teori keilmuan tertentu yang akan dipilih untuk menjelaskan fenomena tertentu pula. Dalam hubungan ini pendekatan lebih merupakan pisau yang akan digunakan dalam analisa. Ia semacam paradigma (cara pandang) yang akan digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena.
F. Penutup.
Islam dengan sumber ajarannya al Qur’an dan al Hadist yang diperkaya oleh penafsiran para ulama ternyata telah menunjukkan dengan jelas dan tinggi terhadap berbagai masalah yang terdapat dalam bidang pendidikan. Karenanya tidak heran ntuk kita katakan bahwa secara epistimologis Islam memilki konsep yang khas tentang pendidikan, yakni pendidikan Islam.
Demikian pula pemikiran filsafat Islam yang diwariskan para filosof Muslim sangat kaya dengan bahan-bahan yang dijadikan rujukan guna membangun filsafat pendidikan Islam. Konsep ini segera akan memberikan warna tersendiri terhadap dunia pendidikan jika diterapkan secara konsisten.
Namun demikian adanya pandangan tersebut bukan berarti Islam bersikap ekslusif. Rumusan, ide dan gagasan mengenai kependidikan yang dari luar dapat saja diterima oleh Islam apabila mengandung persamaan dalam hal prinsip, atau paling kurang tidak bertentangan.
Tugas kita selanjutnya adalah melanjutkan penggalian secara intensif terhadap apa yang telah dilakukan oleh para ahli, karena apa yang dirumuskan para ahli tidak lebih sebagai bahan perbangdingan, zaman sekarang berbeda dengan zaman mereka dahulu. Karena itu upaya penggalian masalah kependidikan ini tidak boleh terhenti, jika kita sepakat bahwa pendidikan Islam ingin eksis ditengah-tengah percaturan global.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hanafi, M.A., Pengantar Filsafat Islam, Cet. IV, Bulan Bintang, Jakarta, 1990.
Prasetya, Drs., Filsafat Pendidikan, Cet. II, Pustaka Setia, Bandung, 2000
Titus, Smith, Nolan., Persoalan-persoalan Filsafat, Cet. I, Bulan Bintang, Jakarta, 1984.
Ali Saifullah H.A., Drs., Antara Filsafat dan Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, 1983.
Zuhairini. Dra, dkk., Filsafat Pendidikan Islam, Cet.II, Bumi Aksara, Jakarta, 1995.
Abuddin Nata, M.A., Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I, Logos Wacana Ilmu, Jakarta, 1997










RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN UMUM
B. Ruang Lingkup
Seminar Pendidikan Umum yang dilaksanakan pada tanggal 14 – 15 Desember 1998, dengan Tema ”Pencarian Body of Knowledge Pendidikan Umum” merupakan suatu upaya untuk mempertegas kembali pentingnya Pendidikan Umum dalam proses pendidikan pada umumnya dalam konteks : (1) Pendidikan Nilai; (2) Pendidikan Kepribadian; (3) Program Studi ; (4) Mata Pelajaran MKDU; (5) Pengembangan Kepribadian Utuh; (6) Warga Negara yang Baik; dan (7) Pengembangan Sikap Ilmiah
Dari gagasan yang muncul dalam seminar dirumuskan sebagai berikut :
1. Dalam memahami Pendidikan Umum, yang pertama kali harus dibedakan adalah : pada konteks pendidikan umum manakah kita akan memahaminya. Cara memilah pendidikan umum dapat dilakukan kedalam tiga kategori, yaitu: (a) Pendidikan umum sebagai Ilmu; (b) Pendidikan umum sebagai program pendidikan (MKDU); dan (c) Pendidikan umum sebagai program studi, seperti di PPS UPI. Dari ketiga dimensi pendidikan umum dapat dikaji visi atau makna, misi dan tujuan, prinsip, struktur, isi atau muatan kurikulum dan pendekatan yang digunakan
2. Pendidikan umum sebagai ilmu, program pendidikan dan program studi meliputi dua bidang kajian inti yang membedakannya, dari bidang kajian ini, yaitu : (1) Pendidikan nilai dan (2) pendidikan kepribadian.
3. Memahami Pendidikan Umum sebagai Program pendidikan dan Program Studi dapat dilakukan dengan cara merinci tujuan, materi, metode, dan evaluasi pendidikan yang dikembangkan menjadi suatu sistem terpadu, baik dari sudut pandang agama maupun budaya. Dalam pengertian seperti itu, Pendidikan Umum harus sampai pada wilayah aksi atau tindakan yang memberi makna besar bagi peserta didik.
4. Memahami Pendidikan Umum dapat dimulai dari pengkajian definisi yang positif tentang Pendidikan Umum, yang kemudian dapat dikomparasikan antara satu dengan yang lainnya. Langkah berikutnya adalah menjabarkan definisi tersebut kedalam definisi operasional yang lebih memberikan kejelasan dan batasan tertentu tentang Pendidikan Umum. Proses derivasi definisi kedalam definisi operasional, sangat berguna dalam upaya penelitian tentang Pendidikan Umum, sehingga tekanan penelitian dapat berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya dan tetap berada dalam koridor garapan Pendidikan Umum.
5. secara historis, awal pendirian Program Studi Pendidikan Umum, di PPS IKIP sebenarnya sederhana, yaitu untuk menyiapkan dosen-dosen MKDU di Perguruan Tinggi. Dosen-dosen yang dipanggil bermacam-mcam keahliannya; ada ekonom, ahli agama, budayawan, sehingga berkembang kemudian disusun matakuliah yang terkesan ”aneh” seperti Ekonomi dan Pendidikan Umum Pancasila dalam Pendidikan Umum, IPA dalam Pendidikan Umum, dan Agama dalam Pendidikan Umum. Satu tahun lamanya tidak pernah ada yang menghiraukan matakuliah Agama dalam Pendidikan Umum, tetapi setelah itu dihilangkan dan diganti dengan matakuliah Nilai-nilai Agama sebagai Landasan Pendidikan Umum (diajarkan di S.3).
6. Menurut sudut pandang Islam tujuan pendidikan umum itu mencakup tiga tujuan mulia, yaitu untuk mencapai manusia memiliki karakterisktik : (a) Hilmun, yaitu kesanggupan atau kemampuan untuk menolak argumentasi orang bodoh dengan bahasa yang santun; (b) Woro’, yaitu tidak rakus, rendah hati, yang mampu membentangi dirinya dari perbuatan maksiat; (c) Husnul khuluq, yakni berakhlaq baik sehingga ia bisa hidup di antara manusia.
7. Adalah suatu keharusan bagi para ilmuwan Pendidikan Umum untuk memahami gejolak nilai yang terjadi dalam kehidupan. Mereka tidak boleh hanyut dalam pergumulan nilai (war of values). Mereka harus mampu menempatkan diri untuk ikut menata, membina, mengembangkan dan ikut mengendalikan nilai-nilai baik yang berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu, keahlian yang paling utama dan terpenting bagi ahli Pendidikan Umum adalah memahami dan mampu mengemban misi dalam mengembangkan kepribadian utuh dengan cara memupuk qolbu agar peserta didik memiliki keteguhan hati.
8. Perumusan batang tubuh pendidikan umum dapat dilakukan dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda antara penggagas yang satu dengan yang lainnya, seperti halnya dapat dilakukan melalui :
• Pencarian proses dan karakteristik pendidikan umum secara random, sementara ini dirumuskan dalam tujuh karakteristik pendidikan umum : (1) ide vital pendidikan umum adalah learning termasuk pada agama; (2) kognitif, afektif dan psikomotorik, (3) penerapan ilmu pendidikan dan psikologi dalam bidang studi; (4) Pendidikan umum cenderung melakukan integrated knowledge system yang sama dengan pengorganisasian trans. Disiplin; (5) Pendidikan umum sebagai problem solving lintas disiplin, dan (7) Pendidikan umum harus bisa membuat streotype berfikir dalam beberapa disiplin ilmu dan harus confident (percaya diri).
• Melalui ilustrasi pohon pendidikan umum. Cara berikutnya adalah melalui ilustrasi pohon pendidikan umum, yang memuat dan memposisikan ilmu pada kedudukannya dalam Pendidikan Umum. Cara ini tentu saja tidak dapat dilakukan apabila tidak dibekali dengan pemahaman yang luas tentang kedalam kajian disiplin-disiplin ilmu. Salah satu gambaran body of knowledge Pendidikan Umum menurut cara ini, dapat disimak dalam ilustrasi ”pohon” Pendidikan Umum sebagai berikut :

Gambar 2 Pohon Pendidikan Umum
• Melalui suatu pengkajian dengan menggunakan kerangka filosofis yang memuat tiga konsep utama yaitu : metafisika, epitemologi dan aksiologi. Metafisika berkenaan dengan antropologi, kosmologi dan ontologi. Pada konsep tersebut, harus ditemukan apa obyek materia dan oyek forma Pendidikan Umum. Epistemologi berkenaan dengan bagaimana cara menimba pengetahuan dalam Pendidikan Umum, prosesnya, dan faktor pendukungnya, agar memperoleh pengetahuan tentang Pendidikan Umum yang benar dan menemukan tentang hakikat kebenaran dan kriterianya. Aksiologi berkenaan dengan menemukan kegunaan ilmu pengetahuan dalam Pendidikan Umum, hubungan antara sistem penggunaannya dengan norma dan moral, serta hubungan antara teknik operasinal metode ilmiah Pendidikan Umum dengan norma profesional. Dari perspektif tersebut Pendidikan Umum dapat dikaji dan diisi sehingga ”bentuk” body of knowledge-nya dapat dirumuskan.
• Melalui proses rekonstruksi Pendidikan Umum berdasarkan ”ciri-ciri disiplin ilmu”, sehingga dapat ditemukan ilmu pendidikan dari Pendidikan Umum (Educology of General Education),dan struktur formal disiplin Pendidikan Umum diantara disiplin ilmu lainnya. Melalui cara ini, kajian tentang batang tubuh Pendidikan Umum dapat sampai pada suatu pengkajian tentang muatan dan alur Pendidikan Umum sebagai disiplin ilmu. Model pendekatan yang ditawarkan, dapat dilihat dalam makalah-makalah pada bab tentang Pendidikan Umum sebagai Ilmu
Tata Abdulah. 2004. Landasan dan Prinsip Pendidikan Umum (Makalah). Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI Bandung