Selasa, 01 November 2011
STRATEGI PENELUSURAN INFORMASI PADA CD-ROM TEEAL: Studi Kasus pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/pp142053.pdfhttp://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/pp142053.pdf
STRATEGI PENELUSURAN INFORMASI PADA CD-ROM TEEAL:
Studi Kasus pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
40 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 14, Nomor 2, 2005
STRATEGI PENELUSURAN INFORMASI PADA CD-ROM TEEAL:
Studi Kasus pada Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Eka Kusmayadi
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Jalan Ir. H. Juanda No. 20, Bogor 16122
ABSTRAK
Temu kembali atau penelusuran informasi semakin berkembang
dengan makin beragam dan meningkatnya kebutuhan informasi
pengguna disertai dukungan kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi. Untuk memperoleh informasi yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan pengguna perlu pengetahuan cara
berinteraksi dengan sistem dan latar belakang subjek suatu bidang ilmu. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan strategi
penelusuran yang perlu dikuasai dalam menggunakan basisdata TEEAL. Pengkajian menggunakan metode pendekatan terhadap pengguna, sistem dan formulasi pertanyaan penelusuran. Hasil kajian menunjukkan bahwa strategi untuk mendapatkan informasi yang tepat adalah dengan melakukan komunikasi
yang efektif dengan pengguna, memilih basisdata yang tepat,
menggunakan istilah standar (thesaurus), serta memahami sistem yang digunakan dan subjektivitas kebutuhan pengguna.
ABSTRACT
Information Searching Strategy on CD-ROM TEEAL: Case study
in the Indonesian Center for Agricultural Library and Technology
Dissemination
The more increasing and various users information needs the
more developing of information retrieval and search and information communication technology (ICT). To obtain accurate
information needed by users, the librarians or library officers
must have and master the ability to interact with the information
systems and to comprehend detail substantive subject knowledge.
This article aimed to reveal the information searching strategies
in using TEEAL database. The methods used is users, systems,
and query formulation approach. The result showed that the
strategies to get needed and relevant information are by making
effective communication with users, selecting accurate databases, using fixed and standard keywords, mastering the operation system, and observing user's specific information needs.
Keywords: Information searching, information need, user
services, information technology
PENDAHULUAN
Informasi kini sudah menjadi salah satu kebutuhan primer
manusia, mulai dari yang sifatnya sederhana sampai yang
kompleks, dari yang sifatnya hiburan sampai yang ilmiah.
Informasi diperlukan untuk berbagai tujuan, antara lain
untuk mengambil keputusan, memperlancar kegiatan bisnis
atau hanya sekedar memenuhi rasa ingin tahu. Oleh karena itu, berbagai cara dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut dan berbagai perilaku pencarian informasi
pun muncul.
Kegiatan penelusuran makin berkembang seiring
dengan kemajuan teknologi di bidang informasi dan
telekomunikasi, antara lain munculnya berbagai perangkat lunak penelusuran informasi dan media penyimpan
informasi. Salah satu perkembangan teknologi penelusuran informasi adalah internet. Keberadaan media ini
sudah diterima masyarakat luas dan merupakan pusat
informasi yang dapat diakses dari manapun tanpa hambatan ruang dan waktu. Kemajuan teknologi berdampak
pula pada teknik penyimpanan informasi dengan berkembangnya berbagai media, seperti hard disk, disket,
CD-ROM, CD-RW, DVD, dan optical disc.
Perkembangan kebutuhan informasi dan teknologi
penyimpanan informasi berkaitan erat. Di satu pihak,
orang membutuhkan informasi yang tepat dan berdaya
guna, di pihak lain teknologi pun mengemasnya dengan
berbagai cara. Kedua pihak ini memiliki kemajuan yang
seimbang sehingga untuk menjembataninya diperlukan
suatu sistem yang dapat memberi kemudahan. Sering kali
orang ingin mencari informasi, namun tidak mengetahui
tempat penyimpanan informasi tersebut. Sebaliknya walaupun keberadaan informasi diketahui, cara menemukan
atau menelusurnya secara efektif dan efisien dapat menjadi masalah. Sering pula terjadi kegagalan dalam pencarian informasi.Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 14, Nomor 2, 2005 41
Menurut Sulistyo-Basuki (1999), kegagalan dalam
sistem simpan dan temu kembali informasi berkaitan
dengan kriteria unjuk kerja yaitu perolehan dan
ketepatan. Kekeliruan dapat terjadi dalam bahasa dokumen, deskripsi isi, prosedur penelusuran, interaksi sistem
dengan pemakai, pemanfaatan alat telusur, serta kesalahan manusia. Kegagalan karena kurang memanfaatkan
alat telusur biasanya tidak terlalu serius. Kegagalan ini
dapat bersumber dari peralatan atau cara menggunakannya. Namun kegagalan yang menyangkut keputusan
pemakai serta interaksinya dengan sistem lebih serius
dan lebih sulit dibenahi. Dengan demikian, isu yang
tidak kalah menarik dalam era informasi adalah menemukan strategi penelusuran yang tepat untuk memperoleh informasi atau dokumen yang relevan dari tempat
penyimpanan informasi atau basisdata. Karena itu
pustakawan harus dapat menguasai dan menerapkan
strategi penelusuran agar informasi yang diperlukan
pengguna dapat disediakan dalam waktu yang singkat
dan mempunyai nilai relevansi yang tinggi.
Permasalahan dalam temu kembali informasi terjadi
pada komponen penyediaan dokumen atau sistem yang
digunakan dan pengguna informasi. Permasalahan
tersebut antara lain adalah:
1. Apabila dilakukan secara manual, upaya mendapatkan
dokumen atau informasi yang diinginkan memerlukan
waktu yang lama. Oleh karena itu, penelusuran secara
elektronis dapat menjadi alternatif untuk mendapatkan informasi yang tepat.
2. Pencarian informasi secara elektronis masih menghadapi beberapa kelemahan, antara lain tidak dapat
membedakan arti suatu kata secara spesifik, terutama
untuk homonim (sinonim dan homograf).
3. Perlu pengetahuan terhadap sistem, terutama adaptasi terhadap perangkat lunak yang digunakan, sehingga perlu pemahaman secara detail terhadap subjek dan juga sistemnya.
4. Tidak semua pengguna atau pencari informasi mengerti pemanfaatan logika Boolean.
Dalam proses temu kembali informasi, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan oleh penelusur atau intermediary, seperti kebutuhan pengguna, sistem temu kembali yang digunakan, dan strategi penelusuran yang digunakan. Di samping itu, pendekatan terhadap pengguna
juga ikut menentukan keberhasilan proses penelusuran,
sehingga upaya untuk mengenal dan mengetahui kebutuhan pengguna perlu diperhatikan.
Terdapat beberapa teori tentang strategi mengenal
kebutuhan pengguna. Vickery dan Vickery (1993) mengemukakan beberapa pendekatan yang perlu dilakukan
untuk membantu pengguna menemukan informasi yang
dicarinya, yaitu:
• Memahami ruang lingkup atau konteks informasi
yang akan ditelusur.
• Menyeleksi sumber-sumber basisdata yang mengoleksi informasi yang dicari.
• Mengidentifikasi query-query yang memungkinkan
informasi terambil.
• Mengklarifikasi query.
• Memahami istilah-istilah dan standar istilah dalam
basisdata yang dipilih.
• Membuat search statement dengan menggunakan
Boolean, truction, dan proximity.
• Melakukan akses ke basisdata.
• Menghilangkan duplikasi.
• Memeringkat hasil penelusuran untuk menentukan
dokumen yang benar-benar relevan.
• Mengevaluasi proses penelusuran.
• Mengubah atau memformulasikan kembali penelusuran.
• Menggunakan multilingual facilities.
Pendekatan tersebut mengindikasikan adanya paradigma penelusuran yang berorientasi kepada pengguna.
Paradigma ini melahirkan tiga pendekatan baru, yaitu
value approach, sense-making approach, dan anomalous states of knowledge (ASK) approach (Diao 1996).
Pendekatan-pendekatan ini berfokus pada (1) situasi
problematik pengguna, (2) pemahaman pengguna tentang kegunaan dan kriteria informasi yang diperlukan
untuk memecahkan masalah, dan (3) pengetahuan pengguna tentang (1) dan (2) dikaitkan dengan kegiatan sistem informasi.
Dervin dan Nilan (1986) mendefinisikan sensemaking sebagai perilaku internal dan eksternal yang memungkinkan individu mengkonstruksikan dan merancang kebutuhan dalam perjalanannya melintasi ruang dan
waktu. Secara konseptual, sense-making merupakan seperangkat metode yang digunakan untuk mengkaji proses penciptaan sense oleh individu-individu.
Dalam perjalanannya melintasi ruang dan waktu
tersebut terjadi kesenjangan dalam struktur pengetahuan individu untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapi. Kesenjangan inilah yang diidentifikasi sebagai
ASK. Kesenjangan tersebut mendorong individu untuk42 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 14, Nomor 2, 2005
Generators Users
image of image of
the world Text Request the world
linguistic
pragmatic
transformations
Conceptual state Information Anomalous state Conceptual state
of knowledge of knowledge of knowledge
belief, intent realisation of need
knowledge of users
transformation
Gambar 1. Hubungan anomalus state of knowledge seseorang dengan pola pencarian informasi (Belkin et al. 1982).
berperilaku mencari informasi guna memenuhi kebutuhannya. Pengaruh ASK dalam cara memperoleh informasi
diilustrasikan pada Gambar 1.
Meadow (1992) menyatakan bahwa ASK merupakan
dasar dari kebutuhan informasi pengguna. Selanjutnya,
Meadow membuat runtutan proses tersebut sampai ke
sistem temu kembali informasi, yaitu bermula dari ASK
lalu muncul kebutuhan akan informasi, formulasi query,
search parameter, retrieved record, dan berakhir di
basisdata.
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui langkahlangkah penelusuran (query) yang tepat untuk memperoleh informasi yang relevan sehingga mendapatkan
presisi yang memuaskan. Berdasarkan pembahasan
terhadap beberapa hal yang berhubungan dengan temu
kembali informasi diharapkan dapat diambil kesimpulan
tentang:
1. Strategi penelusuran yang benar sehingga dapat
dicapai proses temu kembali informasi yang efektif
dan efisien.
2. Cara mengatasi permasalahan penelusuran sehingga
faktor yang menyebabkan kegagalan penelusuran
dapat ditekan semaksimal mungkin.
3. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan apabila akan
melakukan penelitian tentang penelusuran informasi,
misalnya parameter yang harus ditentukan, variabel
yang harus diambil, faktor-faktor yang perlu dilihat,
dan metode yang sesuai.
METODE
Desain Pengkajian
Pengkajian dirancang dengan pendekatan terhadap pengguna, sistem, dan formulasi pertanyaan penelusuran.
Ada berbagai cara pengguna memperoleh informasi, yaitu
melalui surat, e-mail, telepon, faksimile atau datang
langsung ke perpustakaan. Pengguna yang dijadikan
kajian adalah peneliti yang datang ke perpustakaan Pusat
Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
(PUSTAKA), Bogor, menggunakan fasilitas penelusuran
elektronis, dan mengisi daftar isian yang disediakan.
Penentuan basisdata yang akan diamati dilakukan
melalui pengamatan pada setiap tahapan komunikasi
antara pengguna dan penelusur. Komunikasi awal terjadi
saat pengisian formulir, di mana terjadi transaksi komunikasi antara penelusur dan pengguna untuk menentukan proses penelusuran, apakah akan dilakukan sendiri
oleh pengguna atau dengan bantuan pustakawan. Transaksi komunikasi selanjutnya adalah menyatakan kebutuhan informasi yang akan dicari yang meliputi judul,
pengarang, publikasi, tahun terbit, abstrak dan sebagainya serta proses penelusuran dan strategi yang akan digunakan. Berdasarkan transaksi-transaksi komunikasi
tersebut, penelusur dapat mengidentifikasi judul penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan
sebagainya. Selama penelusuran berlangsung, penelusur terus berdiskusi tentang informasi yang dibutuhkan
↓
↓ ↓ ↓
↓
↓
↓
↓
↓
↓Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 14, Nomor 2, 2005 43
pengguna dalam upaya memperluas atau menambah
informasi yang mungkin dibutuhkan. Setelah mengetahui spesifikasi informasi yang akan dicari, langkah
berikutnya adalah memilih basisdata yang mengoleksi
informasi yang dicari. Kriteria basisdatanya adalah
subjek yang termuat dalam basisdata tersebut.
Pemilihan Basisdata
PUSTAKA memiliki beberapa jenis basisdata yang tersimpan dalam bentuk hardisk, disket maupun CD-ROM
(Tabel 1). Agar pengkajian ini tidak terlalu luas maka dalam
pengkajian hanya dibatasi pada basisdata TEEAL (The
Essential Electronic Agricultural Library). Hal tersebut
dilakukan untuk memudahkan dan memfokuskan pengkajian secara mendalam pada satu sistem temu kembali
informasi, meskipun dalam kondisi sebenarnya penelusuran informasi tidak dapat hanya mengandalkan satu sistem
temu kembali, mengingat banyaknya basisdata dan sistem
temu kembali yang ada.
Instrumentasi
Berdasarkan spesifikasi informasi yang ingin dicari dan
basisdata yang dipilih, langkah selanjutnya adalah mencocokkan istilah yang sudah ditentukan dengan thesaurus yang ada dalam basisdata. Apabila hasil penelusuran dengan istilah pertama tidak sesuai maka dilakukan penguatan ulang pertanyaan sebagaimana yang dijelaskan oleh Sulistyo-Basuki (1999).
Penguatan ulang pertanyaan dilakukan dengan
cara memperbaiki istilah telusur yang digunakan, yaitu
dengan memberikan persamaan istilah-istilah berdasarkan thesaurus (agriculture vocabulary/AGROVOC),
penghilangan kata yang bobotnya rendah, dan penggunaan istilah yang lebih luas (broader term). Berdasarkan
AGROVOC, istilah yang sama untuk genetic engineering adalah genetic manipulation, sedangkan insecticidal protein tidak ada persamaan istilahnya. Istilah lain
untuk insect adalah insecta, sedangkan untuk plant
resistance tidak mempunyai istilah luas atau persamaan
istilah. Pembobotan istilah diketahui setelah terjadi
komunikasi dengan pengguna.
Untuk mengevaluasi kegiatan penelusuran, penelusur menghitung ketepatan (precision) dari query atau
pernyataan telusur yang diperoleh. Langkah-langkahnya
adalah: (1) melakukan akses ke CD-ROM dengan memasukkan query yang telah ditentukan, (2) mencetak hasil
penelusuran ke dalam bentuk kertas yang mencakup judul, pengarang, nomor CD, nama publikasi/jurnal, tahun
terbit, abstrak dan yang lainnya, (3) memilih dokumen
yang relevan menurut penilaian penelusur sehingga
tidak semua dokumen yang diambil dari basisdata dicetak, (4) memberikan dokumen yang telah dicetak kepada
pengguna, (5) memilih dokumen yang relevan, dan (6)
menghitung ketepatan. Relevansi dihitung dengan rumus Meadow (1992) yaitu:
Jumlah dokumen
yang relevan
Presisi/relevansi = x 100%
Jumlah dokumen
yang terambil
Tabel 1. Jenis-jenis basisdata yang ada di Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.
Jenis basisdata Lingkup penelitian Bentuk media Bentuk isi
Basisdata Pertanian DN Hard disk Data bibliografi dan abstrak
Katalog Buku DN, LN Hard disk Data bibliografi
Katalog Majalah DN, LN Hard disk Data bibliografi
CCOD LN Disket Data bibliografi
AGRIS DN, LN CD-ROM Data bibliografi dan abstrak
AGRICOLA LN CD-ROM Data bibliografi dan abstrak
CARIS DN, LN CD-ROM Data bibliografi dan abstrak
TROPAG and RURAL DN, LN CD-ROM Data bibliografi dan abstrak
CROP PROTECTION COMPENDIUM LN CD-ROM Fulltext
CABI Abstracts LN CD-ROM Data bibliografi dan abstrak
BPS Statistik DN CD-ROM Fulltext
NTIS LN CD-ROM Data bibliografi dan abstrak
TEEAL LN CD-ROM Fulltext
Keterangan: DN= dalam negeri, LN= luar negeri.44 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 14, Nomor 2, 2005
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil Pengguna
Dalam pengkajian temu kembali informasi ini, penulis
mendapatkan pengguna yang sedang menulis penelitian
berjudul: Peranan dan Potensi Dietary Insecticidal
Protein dalam Rekayasa Genetika Tanaman Tahan
Hama. Untuk menyelesaikan tulisan tersebut, pengguna
memerlukan bantuan pustakawan untuk menemukan
artikel-artikel yang berhubungan dengan penelitian yang
akan ditulis, baik yang berbahasa Inggris maupun Indonesia.
Pengguna termasuk pencari informasi aktif karena
mau datang langsung ke perpustakaan sehingga dapat
terjadi komunikasi tatap muka baik sebelum maupun
selama pencarian informasi berlangsung. Dengan demikian strategi penelusuran dan evaluasinya dapat dilakukan dengan cepat sehingga keberhasilannya dapat
diketahui dengan cepat pula dan sesuai dengan keinginan pengguna. Berdasarkan deskripsi di atas, permasalahan yang muncul adalah pangkalan data apa yang
sesuai untuk mendapatkan informasi tersebut serta strategi penelusuran (query) yang tepat untuk menangkap
informasi yang relevan sehingga diperoleh presisi yang
memuaskan.
Profil Basisdata
Ada beberapa basisdata pertanian yang dapat dijadikan
sumber informasi, yaitu AGRIS, TROPAG, CABI dan
TEEAL. Basisdata AGRIS, CABI, dan TROPAG hanya
berisi deskripsi bibliografis dan abstrak serta dokumennya
sering tidak dilanggan oleh PUSTAKA, sehingga artikel
aslinya sulit ditemukan. Menurut pengguna, artikel rekayasa genetika di dalam negeri masih sangat terbatas sehingga peluang mendapatkannya sangat kecil. Berdasarkan hal itu dipilih basisdata TEEAL, karena basisdata ini
full-text sehingga artikel lengkapnya dapat dengan cepat
ditemukan. TEEAL merupakan gabungan dari beberapa
jurnal antara lain yang diterbitkan oleh AGRIS, AGRICOLA,
dan CABI. Namun demikian, basisdata AGRIS, AGRICOLA,
CABI, TROPAG, dan basisdata pertanian lainnya digunakan sebagai alternatif kedua setelah TEEAL karena
dalam basisdata tersebut mungkin terdapat beberapa
artikel yang relevan atau yang terbit sebelum atau sesudah
tahun 1993-1996.
TEEAL dikembangkan oleh The Mann Library at
Cornell University, Ithaca New York Amerika Serikat,
merupakan hasil gabungan dari jurnal-jurnal penting di
bidang pertanian, dan dipilih khusus untuk peneliti di
negara berkembang. Jurnal-jurnal dalam TEEAL disediakan melalui kesepakatan khusus dengan pemegang hak
cipta yang sekaligus melakukan pengindeksan. Lembaga
yang mendanai TEEAL adalah Yayasan Rockefeller.
Fasilitas software yang digunakan dalam TEEAL
adalah Folio dan Image View. Folio adalah software
untuk pencarian dan temu kembali informasi, sedangkan
Image View untuk melihat artikel lengkapnya. Untuk
mengoperasikannya terdapat tiga mode, yaitu Browse,
Document, dan Citation List. Mode Browse digunakan
untuk melihat tampilan melalui judul dan issues, mode
Document untuk menampilkan sitasi secara lengkap dari
dokumen dalam koleksi TEEAL, dan Citation List untuk
mengurutkan sitasi atau rekord yang ditemukan dari
proses pencarian. Informasi yang tercantum dalam
format rekord TEEAL adalah judul, pengarang, sumber,
tahun publikasi, bahasa yang digunakan, deskriptor,
abstrak, dan nomor CD.
Teknik Penelusuran Basisdata TEEAL
Ada dua jenis strategi penelusuran yang digunakan dalam
TEEAL, yaitu basic search dan advanced search. Basic
search digunakan untuk melakukan pencarian melalui
field-field tertentu, misalnya judul atau pengarangnya
saja. Pada advanced search, kata kunci hanya dimasukkan satu kali dan dapat berlaku untuk semua field.
Kosakata Terkendali
Basisdata TEEAL merupakan kumpulan rekord dari sejumlah sumber yang berbeda. Rekord diimpor dengan izin
dari pemegang hak cipta basisdata yaitu CABI, BIOSIS,
Medline, EconLit, AGRICOLA, dan AGRIS. Rekord juga
dibuat oleh staf TEEAL dan ditambahkan ke sistem. Oleh
karena itu, tidak ada standar kosakata yang digunakan
untuk pengindeksan sistem. Walaupun demikian, kode
subjek CABI ditambahkan pada tiap rekord, di samping
tersedia beberapa standardisasi untuk klasifikasi subjek
silang. Rekord BIOSIS dari 1997 tidak mempunyai kode
CABI.
Kode CABI
TEEAL mempunyai kode alfabetik/numerik yang dipolakan untuk tiap sitasi dengan lingkup yang luas dalamJurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 14, Nomor 2, 2005 45
subjek bidang pertanian. Dalam bidang ekonomi, misalnya, terdapat 32 kode yang mencakup ekonomi yang luas:
EE110 untuk agricultural economics, EE160 untuk land
use and evaluation; EE900 untuk labor and employment.
Kode-kode tersebut ditambahkan pada waktu pengindeksan. Hasil pengindeksan ini digunakan untuk mendapatkan semua subistilah yang mungkin dibutuhkan
dalam penelusuran. Kode ini dapat menghasilkan seratus
atau lebih sitasi yang memungkinkan penelusuran menjadi
lebih teliti seperti pencarian subjek yang luas dan sangat
membantu pengguna, baik pengguna baru, sudah biasa
maupun yang profesional.
Komunikasi Penelusuran
Penelusuran merupakan salah satu langkah yang harus
dilakukan oleh petugas atau pengguna perpustakaan
untuk memperoleh informasi atau artikel yang dibutuhkan.
Penelusuran dapat dilakukan oleh pengguna sendiri atau
dengan bantuan petugas. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan karena keberhasilan penelusuran
tidak hanya ditentukan oleh yang melakukan penelusuran,
tetapi juga sangat bergantung pada komunikasi antara
pengguna dan petugas. Melalui komunikasi akan terjadi
transaksi komunikasi untuk menentukan basisdata dan
sistem penelusuran yang akan digunakan, formulasi
pertanyaan telusur, penentuan subjek, dan sebagainya.
Pengguna yang sudah biasa menggunakan sistem penelusuran umumnya melakukan penelusuran sendiri karena
merasa lebih puas. Sulistyo-Basuki (1999) menyatakan,
formula penelusuran akan mempengaruhi perolehan
apabila tidak dapat meliputi semua aspek dari pertanyaan
atau apabila dirumuskan terlalu spesifik atau terlalu luas.
Komunikasi antara petugas dan pengguna memerlukan pengetahuan tentang subject specialist untuk
memilih subjek yang tepat. Petugas perpustakaan umumnya cukup kreatif dan mampu membaca pikiran pengguna serta mampu berkomunikasi dengan baik. Hal ini
terlihat dari kemampuannya menempatkan pendapat
berdasarkan sudut pandang pengguna yang meminta
jasa penelusuran, bukan berdasarkan pandangan atau
pendapat petugas penelusuran sendiri.
Komunikasi antara petugas dan pengguna juga
menentukan ketepatan dalam menganalisis subjek,
menerjemahkan pertanyaan ke dalam bahasa indeks
suatu sistem, dan memformulasikan strategi penelusuran. Pada permintaan penelusuran melalui surat atau
media lain, pengguna dan petugas tidak dapat berkomunikasi tatap muka sehingga petugas penelusuran
kurang dapat menganalisis atau menafsirkan permintaan
informasi secara tepat. Akibatnya informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan keinginan pengguna.
Komunikasi tatap muka memungkinkan terjadi wawancara. Berdasarkan wawancara tersebut petugas penelusuran dapat memutuskan langkah-langkah yang
akan diambil dalam proses penelusuran dokumen. Cara
tersebut juga dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Oleh karena itu, kejelasan atau keterincian informasi yang diminta pengguna ikut menentukan keberhasilan penelusuran karena akan mempengaruhi keakuratan dalam menentukan kata kunci.
Kejelasan pesan atau informasi hanya dapat diperoleh bila komunikasi antara penelusur dan pengguna
memiliki kesamaan, terutama pada penelusuran yang
didelegasikan. Makin jelas permintaan informasi yang
disampaikan maka peluang memperoleh informasi yang
relevan makin tinggi dan dokumen yang diperoleh makin
banyak, karena pustakawan lebih mampu mengambil
tindakan apabila terdapat permasalahan dalam penelusuran.
Karakteristik informasi atau dokumen merupakan
makna dari simbol komunikasi yang dapat digunakan
untuk keperluan penelusuran dan pemilihan dokumen.
Profil informasi tersebut antara lain meliputi subjek, tahun terbit, geografi, jenis dokumen, dan bahasa. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang
tepat, efektif dan efisien antara pengguna dengan petugas perpustakaan akan meningkatkan keberhasilan
penelusuran dan memperoleh subjek yang tepat.
Pemahaman terhadap Kebutuhan Sistem
Kebutuhan sistem yang minimal untuk TEEAL adalah: PC
486, Windows 95, RAM 16 Mb, hard disk masih memililki
free-space 300 Mb, CD-ROM drive, monitor warna, video
card yang mampu untuk 256 warna, dan laser printer 300
dpi. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dapat
digunakan konfigurasi yang optimal seperti berikut: CPU
Intel Pentium Pro (atau kompatibelnya) atau Pentium II
200 Mhz atau di atasnya, dengan atau tanpa MMX termasuk port high-speed printer, RAM 32-64 Mb, disk
drives 3.5" 1.44Mb floppy, hard drive minimum 300 Mb
free space, CD-ROM drive minimum 12x speed, monitor/
video berwarna l7 inci, 1280 x 1024 dengan 256 warna atau
19 inci, 1600 x 1200 dengan ribuan warna (24-bit), sistem
operasi Microsoft Windows 95/98/NT 4.0, versi English
language, printer laser 600 dpi, 12-16 halaman/menit,
ukuran kertas legal (8,5 x 14 inci).46 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 14, Nomor 2, 2005
Penentuan Pertanyaan atau Istilah Telusur
yang Standar
Berdasarkan transaksi komunikasi antara penelusur dan
pengguna diperoleh informasi tentang keinginan pengguna serta batasan-batasan masalah, misalnya dari segi
bahasa dan tahun terbit. Judul yang diinginkan tidak
harus persis sama dengan judul penelitian yang akan
ditulis karena dapat saja istilah yang dicari ada dalam
abstraknya. Selain informasi yang berkaitan langsung
dengan judul, ada informasi lain yang terkait dan mungkin
dibutuhkan pengguna. Dalam hal ini, penelusur dapat
menentukan atau memformulasikan istilah telusur yang
harus digunakan dalam penelusuran.
Pada kasus pengguna ingin mengetahui cara kerja
insecticidal protein dalam menghambat pertumbuhan
hama dan kemungkinan menerapkan teknik rekayasa
genetika untuk meningkatkan resistensi tanaman, spesifikasi informasi yang akan dicari atau istilah telusur
yang akan digunakan dalam proses pencarian dan bobotnya adalah genetic engineering(1), insecticidal protein(2), plant(3), insect(4), dan resistance(5). Berdasarkan identifikasi query sehubungan dengan judul penelitian tersebut diperoleh beberapa model istilah yang
mungkin dapat digunakan, yaitu:
1) (genetic AND engineering)
2) (genetic AND engineering) AND (insecticidal AND
protein)
3) (genetic AND engineering) AND (insecticidal AND
protein) AND insect AND plant AND resistance
4) (genetic AND engineering) OR (genetic AND manipulation) AND (insecticidal AND protein) AND
(insect) AND (plant) AND resistance
5) (genetic AND engineering) OR (genetic AND manipulation) AND (insecticidal AND protein) AND
(insect OR insecta) AND (plant OR plants) AND
resistance
6) (genetic AND engineering) OR (genetic AND manipulation) AND (insecticidal AND protein) AND
(insect OR insecta) AND (plant OR plants)
7) (genetic AND engineering) OR (genetic AND manipulation) AND (insecticidal AND protein) AND
(insect OR insecta)
8) (genetic AND engineering) OR (genetic AND manipulation) AND (pesticides OR pesticide)
9) (genetic AND engineering) OR (genetic AND manipulation) AND (pesticides OR pesticide) AND
(insect OR insecta) AND (plant OR plants)
10) (genetic AND engineering) OR (genetic AND manipulation) AND (pesticides OR pesticide) AND
(insect OR insecta)
Dalam mengidentifikasi query, langkah yang dilakukan adalah melihat thesaurus bidang pertanian
(AGROVOC). Dengan thesaurus ini dapat dikendalikan
istilah-istilah yang digunakan dalam penelusuran, baik
untuk melihat persamaan istilah atau perluasan istilah.
Contoh penggunaan persamaan istilah adalah genetic
manipulation dengan genetic engineering, sedangkan
untuk perluasan istilah adalah insecticidal protein
dengan pesticide. Selain itu, diperhatikan pula daftar
kata-kata hasil pengindeksan secara otomatis oleh
sistem, misalnya penggunaan plants dan plant.
Setelah komunikasi dan penentuan pertanyaan
telusur dilakukan, langkah selanjutnya adalah memasukkan pertanyaan telusur tersebut ke dalam sistem penelusuran yang digunakan dalam TEEAL. Cara yang digunakan untuk menemukan informasi yang diinginkan
dari basisdata TEEAL adalah strategi advance, karena
strategi tersebut mampu melacak semua istilah yang ada
dalam setiap field basisdata sehingga menghemat waktu
dan tenaga. Selain itu, pengguna tidak mengharuskan
agar informasi yang diinginkan ada pada field tertentu
misalnya judul. Selanjutnya penelusuran dilakukan berulang dengan cara yang sama untuk setiap model istilah
yang digunakan.
Perolehan Dokumen
Hasil penelusuran yang diperoleh berdasarkan model
istilah yang digunakan disajikan pada Tabel 2. Pada model
istilah pertama, penggunaan istilah tunggal memberikan
pengertian atau materi yang terlalu luas dan jumlah dokumen yang ditemukan cukup banyak. Pengguna keberatan menggunakan artikel yang terlalu luas sehingga
penelusuran dipersempit dengan menggunakan model
istilah kedua. Dengan menggunakan model istilah kedua,
Tabel 2. Jumlah dokumen yang relevan dari basisdata TEEAL
berdasarkan model istilah yang digunakan.
Jumlah artikel Jumlah artikel
Model istilah terambil relevan Keterangan
(buah) (buah)
1 438 - Terlalu
banyak
2-7 7 6
8 80
9 50
10 3 0Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 14, Nomor 2, 2005 47
bidang bahasan menjadi lebih sempit sehingga hanya
diperoleh tujuh artikel tentang rekayasa genetik dengan
menggunakan insektisidal protein.
Penggunaan persamaan istilah, baik yang berasal
dari AGROVOC maupun dari hasil pengindeksan otomatis dari mesin (penggunaan kata plant dan plants), tidak menemukan jumlah dokumen yang baru atau yang
lebih detail (model istilah ketiga sampai keenam). Namun
bukan berarti tujuh dokumen tersebut memberikan relevansi yang tepat bagi pengguna, karena pengguna harus
membaca abstrak atau artikel lengkapnya lebih dulu
sebelum memutuskan dokumen tersebut relevan atau
tidak.
Ditemukannya jumlah dokumen yang sama, walaupun sudah diberi pembobot plant, insect dan resistance, disebabkan istilah-istilah tersebut memang ada
pada tujuh dokumen tersebut, walaupun mungkin frekuensinya berbeda. Kondisi tersebut tidak dapat dijadikan pedoman untuk menyimpulkan cukup menggunakan pembobot insecticidal protein saja tanpa mempertimbangan istilah plant, insect dan resistance. Hal itu
dibuktikan pada penelusuran dengan model istilah ke-8
hingga ke-10. Pada ketiga model tersebut, jumlah dokumen yang ditemukan berbeda dengan menggunakan
pembobot yang berbeda. Pemberian bobot dengan dua
istilah, yaitu insect dan plant menunjukkan hasil yang
lebih banyak daripada hanya dengan istilah insect atau
insects.
Menurut pengguna, model istilah ke-8 sampai ke-10
tidak sesuai dengan yang diinginkan, karena pestisida
mempunyai arti yang berbeda dengan insecticidal
protein. Oleh karena itu, hasil penelusuran dengan model istilah ke-8 sampai ke-10 tidak digunakan.
Relevansi/Presisi Dokumen
Berdasarkan hasil penilaian pengguna, jumlah dokumen
yang dianggap sesuai dengan yang dibutuhkan untuk
menunjang bahan tulisan ada enam jenis. Dokumen tersebut dihasilkan dari penelusuran dengan menggunakan
model istilah ke-2 sampai ke-7 (Tabel 2). Berdasarkan
jumlah dokumen yang diambil oleh pengguna yaitu enam
dokumen dari rekord yang terpanggil sebanyak tujuh
buah, maka persentase presisi yang diperoleh dari proses
penelusuran ini adalah 85,7%.
Cara Mendapatkan Dokumen/Artikel Lengkap
Basisdata TEEAL mempunyai format full-text sehingga
untuk mendapatkan artikel aslinya dapat diperoleh dengan cara mencetaknya secara langsung dari tampilan
View. Artikel lengkap dari suatu dokumen dalam basisdata TEEAL dihubungkan secara langsung melalui field
nomor CD atau nama jurnalnya. Dengan cara mengklik
kedua field tersebut dapat dilihat artikel lengkapnya
dengan bantuan Viewer. Dari tampilan tersebut dapat
dilakukan pencetakan dengan memilih menu perintah File
dan Print.
KESIMPULAN DAN SARAN
Strategi yang dapat ditempuh untuk mendapatkan informasi yang relevan adalah memilih jenis basisdata yang
tepat, melakukan komunikasi efektif antara pengguna dan
petugas perpustakaan, menentukan pertanyaan telusur
yang standar, melakukan penguatan ulang pertanyaan
telusur, dan meminta pengguna untuk menilai hasil yang
diperoleh. Komunikasi yang efektif antara pencari informasi dan penelusur akan menentukan strategi penelusuran yang digunakan dan waktu yang dibutuhkan untuk
penelusuran informasi serta relevansi dokumen yang
diperoleh. Pemilihan basisdata menentukan keberhasilan
penelusuran untuk mendapatkan subjek yang relevan
dengan yang diinginkan pengguna.
Teknik pemberian persamaan istilah standar (thesaurus), penambahan atau pembuangan istilah atas dasar bobot istilah, serta perluasan atau penyempitan
istilah yang digunakan dapat membantu menemukan
dokumen yang relevan bagi pengguna. Untuk dapat melakukan penelusuran dengan baik, pemahaman terhadap
sistem yang digunakan sangat penting, seperti pengetahuan akan indeks yang digunakan sistem dan kosakata
disiplin ilmu tertentu. Penilaian relevansi sangat dipengaruhi oleh subjektivitas pengguna sehingga pengguna tidak dapat diperlakukan dengan cara yang sama.
Pada perpustakaan yang memiliki banyak basisdata,
informasi dapat diperoleh dari berbagai basisdata. Oleh
karena itu, penguasaan penelusur terhadap berbagai
sistem temu kembali informasi perlu ditingkatkan. Karakteristik software yang digunakan dan basisdata yang
dimiliki perpustakaan perlu dipelajari dengan sebaikbaiknya.48 Jurnal Perpustakaan Pertanian Vol. 14, Nomor 2, 2005
DAFTAR PUSTAKA
Belkin, N.J., R.N. Oddy, and H.M. Brooks. 1982. ASK for
information retrieval : part I. Background dan theory.
Journal of Documentation 38(2): 52-56.
Dervin, B. and M. Nilan. 1986. Information needs dan uses.
Annual Review of Information Science and Technology
(ARIST) V. 21. [n.l] : Knowledge Industry Publication,
Inc.
Diao, A.L. 1996. Metode penelitian kualitatif dalam penelitian tentang kebutuhan perilaku pemakai informasi.
Dalam Prosiding Seminar Sehari Layanan Pusdokinfo
Berorientasi Pemakai di Era Informasi. Depok 16 Maret.
Depok: Universitas Indonesia.
Meadow, C.T. 1992. Text information retrieval systems. New
York: Academic Press, Inc.
Raitt, D.I. (Ed.) 1984. An introduction to on-line infor-mation
system. Oxford: Learned Information.
Sulistyo-Basuki. 1999. Teknik dan jasa dokumentasi. Jakarta:
Gramedia.
Vickery, B. dan A. Vickery. 1993. Online search interface
design. Journal of Documentation 49(2): 103-107.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar