“KERJASAMA PENGATALOGAN”
DISUSUN OLEH:
ABDULRAHMAN SALEH
(108025000008)
THORIKHO AMANDO
(108025000042)
SEPTIAN NURHAKIM (108025000058)
ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
6 / B
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga
makalah Sistem Jaringan
Informasi tentang ”Kerjasama Pengatalogan” dapat
terselesaikan sesuai dengan waktunya.
Dalam mata kuliah Sistem Jaringan
Informasi, akan dibahas tentang bagaimana dan apa saja bentuk kerjasama yang
ada di perpustakaan. Banyak jenis kerjasama yang dilakukan di perpustakaan,
seperti kerjasama pengadaan bahan pustaka, pengolahan, pelayanan sampai
kerjasama pengatalogan. Kerjasama pengatalogan merupakan salah satu kerjasama
yang unik, oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas tentang apa itu
kerjasama pengatalogan dan bagaimana caranya serta bagaimana kerjasama
pengatalogan di dunnia dan di Indonesia.
Terima kasih pada dosen mata kuliah Sistem
Jaringan Informasi “Nuryudi, MLS” yang telah memberikan tugas ini kepada kami, karena
dengan tugas ini, kami menjadi lebih mengerti tentang Sistem Jaringan
Informasi yang dalam makalah ini lebih spesifik materinya yakni tentang
Kerjasama pengatalogan. Kami mendapatkan informasi dan data-data pada makalah ini
dari referensi buku dan dari internet.
Mungkin dalam pembuatan makalah
ini masih terdapat banyak kesalahan, kami sebagai penulis mohon maaf serta
mohon kritik dan sarannya agar makalah atau tulisan berikutnya dapat lebih baik.
Jakarta, 04 April 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Para pustakawan
dalam pengatalogan tentu sudah tidak asing lagi dengan AACR2 (Anglo
American Cataloguing Rules- edisi ke-2). Selama ini, AACR2 sudah dianggap
sebagai “buku suci”-nya para pustakawan, terutama dalam menentukan
aturan-aturan pengatalogan bahan perpustakaan di tempat kerjanya masing-masing.
Usaha awal memberikan
jasa pengatalogan terpusat dipelopori oleh Library of Congress di AS serta
British National Bibliography di Inggris. Library of Congress bekerjasama
dengan perpustakaan di Amerika Utara melancarkan proyek menguji keterlaksanaan
sistem Machine Readable Catalogue (MARC) pada tahun 1966.
Usaha pemberian Jasa
pengatalogan ini bertujuan untuk menunjang pelayanan di perpustakaan agar user
lebih mudah dalam menulusur bahan pustaka di Perpustakaan. Pengatalogan ini
terus berkembang dari zaman ke zaman, dimulai dari pembuatan katalog kartu
hingga saat ini mulai dilakukan pembuatan katalog terkomputerisasi.
Hubungan Pengatalogan
dengan kerjasama yang ada dalam sebuah perpustakaan adalah agar dalam
pelaksanaan kerjasama antar perpustakaan dalam pengadaan bahan pustaka dapat
dilakukan lebih mudah. Serta terjadi keseragaman antar perpustakaan dalam hal
pembuatan katalog. Banyaknya perbedaan dalam pembuatan katalog disebabkan
perkembangan katalog dan kebijakan dari perpustakaan itu sendiri dalam
pembuatan katalog.
Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang bagaimana
perkembangan pembuatan katalog serta bagaimana sebenarnya kerjasama
pengatalogan di Perpustakaan.
2. TUJUAN
Adapun Tujuan dari
dibuatnya makalah ini adalah:
a.
Agar kita dapat mengatahui perkembangan pengatalogan di
Perpustakaan di Dunia dan di Indonesia
b.
Untuk mengetahui bagaimana melaksanakan kerjasama
pengatalogan di Perpustakaan
3. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini
kami akan menjawab beberapa pertanyaan, yakni:
a.
Apa dan bagaimana sebenarnya kerjasama pengatalogan?
b.
Bagaimana pelaksanaan kerjasama pengatalogan di Dunia dan
di Indonesia!
BAB II
PEMBAHASAN
1. Makna kerjasama Pengatalogan dan bagaimana awal
munculnya kerjasama pengatalogan
Perpustakaan memerlukan katalog adalah untuk menunjukkan ketersediaan koleksi
yang dimilikinya. Untuk itu, perpustakaan memerlukan suatu daftar yang berisikan
informasi bibliografis dari koleksi yang dimilikinya. Daftar tersebut biasanya disebut
katalog perpustakaan. Hunter (1991, 1) menyatakan bahwa katalog adalah suatu
daftar dari, dan indeks ke, suatu koleksi buku dan bahan lainnya. Katalog memungkinkan
pengguna untuk menemukan suatu bahan pustaka yang tersedia dalam koleksi
perpustakaan tertentu. Katalog juga memungkinkan pengguna untuk mengetahui di
mana suatu bahan pustaka bisa ditemukan. Dengan demikian, katalog adalah suatu
sarana untuk menemubalikkan suatu bahan pustaka dari koleksi suatu perpustakaan.
Sedangkan Kerjasama pengatalogan di sebuah
perpustakaan adalah kerjasama dalam hal menyeragamkan pembuatan katalog yang
ada antar perpustakaan yang bekerja sama untuk memudahkan dalam kerjasama yang
berhubugan dengan koleksi, seperti pengadaan koleksi. Munculnya Kerjasama
pengatalogan ini disebabkan karena adanya kerjasama dalam bentuk pengadaan
bahan pustaka atau karena sesuatu hal yang berhubungan dengan kerjasama
koleksi.
2. Sekilas Bagaimana Kerjasama
Pengatalogan di Dunia
British
national bibliography menggunakan format baru MARC mulai tahun 1971, kemudian
mengembangkan nya menjadi sistem terpasang pada tahun 1977. Pengembangan sistem
terpasang tersebut bersamaan dengan pembentukan BLAISE (british library
aoutomated information service) oleh brtihs library bibliography service
division. BLAISE kini menyimpan berkas MARC mencakup seluruh katalog kumulasi
brtihs national bibliography mulai tahun 1950 dan library of congres mulai
tahun 1968. Berkas MARC terpasang tersebut juga mencakup data prapublikasi, di
peroleh dari kegiatan catalog-in-publication (CIP). Keempat berkas diolah
menurut ketentuan anggo american catolouging rules serta dapat ditelusur secara
terpasang. Adapun keempat berkas tersebut ialah UK MARC,curent; UK MARC
retrospective; US MARC curunt dan US MARC retrosvective. BLAISE juga membuat
pangkalan data mencakup risearce brithis universitis, poliytehenis and
colleges, brithis education index dan conference index mencakup sekitar 125.000
pertemuan sejak tahun 1964.
BLAISE (brtihs library autometed information service)
juga menawarkan berbagai jasa untuk perpustakaan. Perpustakaan yang memiliki
komputer sediri dapt membeli pita magnetis MARC atau melanggan selektive record
service (retrosvektive maupun muktahir) yang memasok cantuman komputer khusus
untuk digunakan dalm sitem masing-masing.fasilitas terpasang memungkinkan
penelusuran mencakup berbagai akses seperti pengaran, judul, penerbit, majalah,
tahun publikasi dan bahasa. Penelusuran berdasarkan subjek dilakukan dengan
menggunakan kosakata terkendali seperti MeSH (medical subjek hedings) atau
dewey (terutama dari indekx nya), BLAISE menyediakan LOCAS (local katalog
service) bagi perpustakaan yang baik yang tidak memiliki fasilitas komputer
local. Locas bersumber pada pangkalan data MARC mapu memenuhi kebutuhan local
sesuai dengan permintaan, tersedia dalam berbagai media seperti COM (computer
output of micrroform), kertas, kartu, pita magnetis.
Dengan adanya perkembangan pembuatan katalog ini, maka
kerjasama yang dilakukan oleh perpustakaan di dunia pada umumnya menggunakan
Teknologi komputer. Penggunaan komputer ini sudah sangat biasa digunakan oleh
perpustakaan di negara-negara maju.
Katalog
Terkomputerisasi
Tujuan utama katalog terkomputerisasi adalah membuat
suatu sistem pengkatalogan yang sesuia dengan pemanfaatan dan peruntukannya.
Sumber-sumber pembuatan katalog terkopurisasi didapatkan dari :
a.
Katalog manual local yang berbentuk lembaran atau kartu
tercetak.
b.
Sestem akuisisi bahan pustaka terkompurisasi, dimana
oprator sistem selain melakuakan pemesanan juga membuat katalog.
c.
Fail yang telah dibuat oleh kataloger, baik telah
berformat MARC maupun belum.
d.
Penggabuangan (integrasi)faiol database catalog antar
perpustakaan.
e.
Membeli katalog komersial berformat MARC.
f.
Hasil catalog terkompuerisasi dapat diakses melalui
online publik acess catalogue (OPAC) atau situs web.
Dampak dari pengkatalogan trekomputerosasi adalah :
a.
Setiap recod dari katalog menjadi pusat bibliografi dari
sitem menejemen perpustakaan.
b.
Kemampuan pertukaran katalog antar perpustakaan memaksa
etiap perpustakaan untuk memakai setandar konfensional atau sama, seperto :
AACR, DDC, LC, ISBD.
c.
Ketersediaan data biblio grafis terpasang menjadi lebih
beragam dan lengkap karna adanya pengabungan atau pertukaran metadata antar
perpustakaan, kerjasama dalm akuisisi, penyimpanan dan sirkulasi bahan pustaka
antar perpustakaan.
d.
Ruang perpustakaan dapat dimanfaatkan lebih banyak untuk
layaanan pengguna, dibandingkan untuk penyimpanan, karna kolesi digital hanya
memerlukan sedikit ruangsimpan dan sedikit memakai pealatan penunjang semacam
rak buku dan laci katalog.
e.
Format katalog yang berbeda dapat dipilih untiuk lokasi
katalog yang berbeda, sehingga memungjinkjan format recod yang yang berbeda
aces ke subset data base berbeda dan perbedaan bentuk fisik katalog
f.
Prosedur pengkatalogan menjadi lebih tersetruktur karna
adanya format atau setandart yang baku (lihat pada from pengisian INDOMARC).
g.
Format katalog dapat tampil di layar komputer sesuai
dengan keinginan pustakawan dan
pengguna, melalui online public acess catalogue (OPAC) atau situs web.
Kerjasama Penyusunan Katalog Induk
Pengertian Katalog Induk (Union Catalogue) sangat berkaitan
erat dengan kerjasama pengatalogan (Coorperative Catalouging). Coorperative
Catalouging sesuai dengan istilahnya merupakan kerjasama antar perpustakaan
dalam pengerjaan katalog dan hasilnya dalah katalog induk. Jadi secara ringkas
dapat dikatakan bahwa katalog induk merupakan hasil kerjasama dalam pengerjaan
katalog oleh beberapa perpustakaan atau penyatuan dari beberapa katalog
perpustakaan. Berikut adalah contoh katalog induk yaitu, Katalog Induk Thailand
dan Katalog Induk Lousiana yang dapat diakses melalui internet dengan alamat: http://uc.thailis.or.th dan http://search.louisilibraries.org.
Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menyusun katalog induk
adalah :
1)
Tujuan dan hubungannya dengan katalog induk yang telah
ada.
2)
Wilayah yang akan dicakup
3)
Bahan perpustakaan yang dicakup
4)
Penjajaran Entri
5)
Data Bibliografi yang dimuat
6)
Penyusunan dan revisi
7)
Bentuk fisik
Fungsi Katalog
Induk menurut Charles Ammi Cutter adalah :
1)
Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang
diketahui dari pengarang, judul atau subjeknya
2)
Menunjukkan apa yang dimiliki suatu perpustakaan oleh
pengarang tertentu, pada subjek tertentu, dalam jenis literatur tertentu.
3)
Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya atau
berdasarkan karakternya (bentuk sastra atau berdasarkan topik).
Fungsi Katalog induk dalam mempermudah penyalinan katalog
(copy catalouging) bukan ditunjukkan untuk kepentingan pengguna perpustakaan
secara langsung, melainkan untuk kepentingan para pustakawan khususnya
pengatalog dan pengkalsifikasi.
3. Bagaimana Kerjasama Pengatalogan di Indonesia
Untuk Indonesia, kerjasama
pengatalogan dilakukan di berbagai tempat, yang utama ialah upaya penyeragaman
format katalog terbacakan mesin. Untuk keperluan itu, perpustakaan nasional RI
mengeluarkan INDOMARC. Indonesian Machine Readable Catalogue atau Katalog
terbacakan mesin terbitan Indonesia. Pada INDOMARC ini, setiap kali melakukan
pengatalogan, maka data buku yang akan dikatalog dimasukkan pada setiap ruas.
Adapun ruas utama INDOMARC yang penting adalah:
015 Nomor Bibliografi
Nasional
020 Nomor Buku Standar
Internasional
040 Sumber data
Katalogisasi
041 Kode Bahasa
043 Kode Bahasa
080 Universal Decimal
Classification
082 Dewey Decimal
Classification
100 Entri utama – nama
orang
110 Entri utama – Badan
Korporasi
111 Entri Utama – nama
Pertemuan
130 Entri Utama – Judul
Seragam
222 Judul Utama
240 Judul Seragam
245 Pernyataan Judul
250 Edisi
260 Keterangan penerbitan
300 Deskripsi Fisik
400 Seri
500 Catatan
600 Akses Subjek
700 Entri Tambahan
Dasar pemikiran INDOMARC ialah bila kelak semua kegiatan
deskripsi dan klasifikasi katalog dilakukan pada komputer, maka untuk
memudahkan pertukaran data bibliografi diperlukan keseragaman format. Misalnya
perpustakaan A menggunakan INDOMARC, maka untuk ruas 245 disediakan untuk judul
demikian pula perpustakaan B. Bila perpustakaan A dan B saling menukar data
bibiografi, maka pada ruas 245 yang diperlukan adalah data tentang judul dan
pernyataan pengarang. Seandainya perpustakaan B menyediakan ruas 245 untuk
edisi, jikalau tukar menukar data akan aneh. Disatu pihak, ruas 245 menyediakan
untuk judul tetapi perpustakaan lain menyediakan untuk edisi. Dengan demikian
kalau diupertukarkan, akan menimmbulkan kekacauan.
BAB III
KESIMPULAN
Kerjasama pengatalogan di sebuah perpustakaan
adalah kerjasama dalam hal menyeragamkan pembuatan katalog yang ada antar
perpustakaan yang bekerja sama untuk memudahkan dalam kerjasama yang berhubugan
dengan koleksi, seperti pengadaan koleksi. Munculnya Kerjasama pengatalogan ini
disebabkan karena adanya kerjasama dalam bentuk pengadaan bahan pustaka atau
karena sesuatu hal yang berhubungan dengan kerjasama koleksi.
Pada umumnya
kerjasama pengatalogan di dunia dan di Indonesia tidak jauh berbeda,
pelaksanaan kerjasama pengatalogan di dunia ataupun di Indonesia dilaksanakan
dalam bentuk terkomputerisasi. Jadi, kerjasama pengatalogan jarang dilakukan
dalam bentuk manual. Selain kerjasama pengatalogan terkomputerisasi, dilakukan
juga kerjasama pembuatan katalog induk untuk memudahkan kerjasama pengatalogan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam kerjasama pengatalogan terdapat
dua hal yang dapat dilakukan yakni kerjasama terkomputerisasi dan kerjasama
pembuatan katalog induk. Kerjasama pengatalogan ini juga sangat berhubungan
dengan kerjasama yang berhubungan dengan koleksi.
DAFTAR PUSTAKA
Purwono (2010). “Kerja sama dan
Jaringan Perpustakaan”. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hasugian, Jonner
(2003).“Makalah dari Katalog Manual sampai Katalog Online (OPAC)”. Sumatera
Utara: USU Digital Library.
diakses pada
sabtu 02 april 2011 jam 23.54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar