BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, tak bisa kita pungkiri bahwa
kemajuan ilmu pengetahuan dan informasi melaju dengan cepat, kemajuan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor, salah satunya ialah dari perkembangan perpustakaan di
Indonesia yang sudah semakin baik, hal ini karena perpustakaan dianggap sangat
penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Negara yang baik adalah negara yang memiliki
pendidikan dan perpustakaan yang baik. Semakin baik sebuah perpustakaan,
semakin diketahuilah betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi kemajuan suatu
bangsa.
Perpustakaan sebenarnya bukan nama yang asing lagi bagi
masyarakat luas, terutama bagi mereka yang mengenyam pendidikan formal, karena
perpustakaan merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dapat menjadi sebuah
kekuatan untuk mencerdaskan bangsa. Perpustakaan mempunyai peranan penting
sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan yang sekaligus menjadi
tempat penelusuran informasi yang menyenangkan, menyegarkan, dan mengasyikkan,
oleh karena itu citra perpustakaan perlu dibangun agar dapat berkembang dengan
baik. Kegiatan yang dilakukan suatu perpustakaan sebagai sumber informasi
adalah melaksanakan urusan penyimpanan, pengolahan dan pelayanan bahan pustaka
baik tercetak maupun terekam untuk dimanfaatkan pengguna.
Perpustakaan
dikatakan sebagai salah satu perangkat penyelenggara pendidikan baik formal
maupun non formal yang berdaya upaya ikut serta mengemban misi induk diatasnya.
Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi harus sejalan dengan berdirinya
perguruan tinggi itu sendiri, begitupun dengan lembaga pendidikan lainnya.
Universitas merupakan lembaga pendidikan yang mencakup berbagai bidang
keilmuan, baik eksak maupun sosial. Hal ini tentunya akan berlainan dengan
institut atau sekolah tinggi, yang hanya mencakup satu subyek ilmu saja. Aspek
keuniversalan di universitas inilah yang kemudian harus di pahami, tidak
terkecuali oleh perpustakaan. Perpustakaan perguruan tinggi, yang banyak orang
menyebutnya sebagai jantung universitas, merupakan salah satu penyangga
kegiatan keilmuan dalam universitas. Peran vital perpustakaan perguruan tinggi
adalah pendukung pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, sebagaimana dikenal
dengan Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Perpustakaan
perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan
bawahannya, maupun lembaga yang berafilisasi dengan perguruan tinggi, dengan
tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Yang termasuk
perpustakaan perguruan tinggi ialah perpustakaan jurusan, bagian, fakultas,
universitas, institut, sekolah tinggi, politeknik, akademi, maupun perpustakaan
program non reguler.[1]
Salah satu kegiatan utama perpustakaan adalah pengolahan.
Pengolahan atau processing koleksi perpustakaan merupakan serangkaian
pekerjaan yang dilakukan sejak bahan pustaka diterima perpustakaan sampai
dengan siap dipergunakan oleh pemakai. Tujuannya
agar semua koleksi dapat ditemukan atau ditelusur
dan dipergunakan dengan mudah oleh pemakai. Pengolahan merupakan pekerjaan yang
berurutan, mekanis, sistematik dan runtut. Adapun pengolahan koleksi dilakukan
dengan manual dan komputerisasi.
Kegiatan yang berkaitan dengan pengolahan adalah
pengklasifikasian, pengkatalogan, penginputan data, dan lain-lain. Kegiatan ini
merupakan salah satu kegiatan pokok suatu perpustakaan.
Maka dengan demikian Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi
yang dimana salah satu kegiatan pokoknya adalah pengolahan. Adapun pengolahan
bahan pustaka di Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dilakukan secara manual dan komputerisasi.
B.
Pembatasan Perumusan Masalah
1.
Pembatasan Masalah
Untuk memudahkan pembahasan agar tidak terlalu meluas
dalam penulisan laporan PKL ini, penulis memfokuskan untuk membatasi penulisan
laporan PKL ini pada pembahasan topik tentang : ”Pengolahan Bahan Pustaka.”
2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka beberapa
rumusan masalah adalah sebagai berikut :
a.
Bagaimana sistem pengolahan yang ada pada Perpustakaan
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
b.
Apa saja kendala atau hambatan yang terjadi pada bagian
pengolahan?
c.
Bagaimana tahapan pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
C.
Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Adapun tujuan
dari Praktek kerja Lapangan (PKL) ini adalah :
a.
Sebagai
penambahan ilmu pengetahuan di luar kuliah dan pengalaman di dunia kerja bagi
mahasiswa yang bersangkutan.
b.
Mencoba
menerapkan antara teori yang di dapat pada bangku kuliah dengan praktek yang di
dapat pada tempat kerja yang sebenarnya.
c.
Sebagai
salah satu persyaratan memenuhi kompetensi lulusan Jurusan Ilmu Perpustakaan
sebagai calon sarjana strata satu di jurusan ini.
d.
Sebagai
salah satu mata kuliah keahlian (MKK) yang bersifat wajib dengan bobot 2 (dua)
satuan kredit semester (sks)
- Mengetahui dan memahami seluruh kegiatan pengolahan Perpustakaan
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
- Mengetahui kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
kegiatan pengolahan Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
g.
Menambah
pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yaitu tentang gambaran umum pekerjaan
perpustakaan dan peran Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
D.
Sistematika
Penulisan
Sistematika
penulisan dalam laporan PKL ini adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab
ini penulis menguraikan latar belakang, pembatasan perumusan masalah, tujuan,
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN LITERATUR
Pada bab ini berisi tentang
kajian pustaka yang berhubungan dengan tema kegiatan yaitu : definisi
perpustakaan, definisi perpustakaan perguruan tinggi, tujuan, fungsi dan tugas
perpustakaan perguruan tinggi, serta kegiatan pengolahan bahan pustaka.
BAB III
PEMBAHASAN TOPIK
MASALAH
Pada bab ini membahas mengenai proses pengolahan
bahan pustaka.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab
ini berisi kesimpulan keseluruhan penulisan laporan yang disertai saran-saran
yang membangun bagi pihak-pihak yang terkait.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A.
Pengertian
Perpustakaan
Perpustakaan
ialah mengumpulkan, menyusun, dan memelihara buku-buku dan dokumen-dokumen
pustaka dengan maksud menyediakannya bagi keperluan pengetahuan, penyelidikan,
pengajaran, dan keperluan-keperluan lain yang sejenis. Sedangkan perpustakaan
dalam pengertian sekarang ialah sebagai penyebar informasi aktif yang
dibutuhkan pengguna perpustakaan atau dengan kata lain perpustakaan adalah
suatu “service” atau “jasa” dan bukan semata-mata koleksi buku-buku
dan majalah-majalah.[2] Dengan
kata lain perpustakaan adalah salah satu alat yang vital dalam setiap program
pendidikan, pengajaran, dan penelitian (research) bagi setiap lembaga
pendidikan dan ilmu pengetahuan atau bisa disebut perpustakaan adalah inti
setiap program pendidikan dan pengajaran atau dalam bahasa asingnya “the
heart of the educational programs”.[3]
B.
Definisi
Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di
lingkungan perguruan tinggi (akademi, sekolah tinggi, universitas, institut,
politeknik) dimana para penggunanya adalah para mahasiswa, dosen, dan karyawan
suatu perguruan tinggi. Perpustakaan perguruan tinggi didirikan untuk menunjang
pencapaian tujuan perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanan tri
dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Oleh
karena pentingnya lembaga perpustakaan perguruan tinggi, maka perpustakaan
tersebut sering disebut sebagai jantungnya universitas yaitu dalam rangka
penelitian ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk
melaksanakan tugasnya itu, perpustakaan perguruan tinggi memilih, mengolah,
mengoleksi, merawat, dan melayankan koleksi yang
dimilikinya kepada para warga lembaga induknya pada khususnya dan masyarakat
akademis pada umumnya.[4]
Pada hakikatnya perpustakaan perguruan tinggi adalah
suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari suatu lembaga induknya,
yang bersama-sama dengan unit lainnya tetapi dalam peranan yang berbeda,
bertugas membantu perguruan tinggi yang bersangkutan dalam melaksanakan tri
dharmanya.[5]
C.
Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi
adalah :
1.
Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan
tinggi, lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga
administrasi perguruan tinggi.
2.
Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada
semua tingkat akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke
mahasiswa program pasca sarjana dan pengajar.
3.
Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai
perpustakaan.
4.
Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi
berbagai jenis pemakai.
5.
Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja
terbatas pada lingkungan perguruan tinggi tetapi juga lembaga industri lokal.[6]
Secara khusus tujuan diselenggarakannya perpustakaan
perguruan tinggi adalah untuk menunjang atau mendukung, memperlancar, serta
mempertinggi pelaksanaan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat di perguruan tinggi (yang dikenal dengan sebutan tri dharma
perguruan tinggi), dengan melalui pelayanan informasi yang meliputi lima aspek
yaitu :
a.
Pengumpulan informasi
b.
Pengolahan informasi
c.
Pemanfaatan informasi
d.
Penyebarluasan informasi
e.
Pemeliharaan atau pelestarian informasi[7]
Tujuan tersebut akan dapat terlaksana sebagaimana
mestinya apabila :
1.
Terjalin hubungan kerja sama yang harmonis antara
perpustakaan dengan dosen atau asisten;
2.
Diketahui tujuan instruksional dari mata kuliah yang
diasuh oleh dosen atau asisten yang bersangkutan;
3.
Diketahui secara pasti strategi mengajar, kebutuhan
perkuliahan dan penelitian para dosen atau asisten dan terjalin hubungan kerja
sama antara perpustakaan dengan mahasiswa dari masing-masing bidang studi
dengan menetapkan kebutuhan umum maupun individual sebagai persiapan
tugas-tugas kelas atau penelitian lainnya.[8]
D.
Fungsi dan Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat dirinci
sebagai berikut :
a.
Fungsi edukatif
b.
Fungsi informatif
c.
Fungsi riset
Fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat ditinjau
sedikitnya dari dua segi yaitu:
1.
Dari segi layanan, perpustakaan mempunyai enam fungsi
yaitu sebagai pusat:
a.
Pengumpulan informasi
b.
Pengolahan informasi
c.
Penelusuran informasi
d.
Pemanfaatan informasi
e.
Penyebarluasan informasi dan
f.
Pemeliharaan serta pelestarian informasi
2.
Dari segi program kegiatannya perpustakaan mempunyai
tiga macam fungsi yaitu:
a.
Sebagai pusat layanan informasi untuk program
pendidikan dan pengajaran.
b.
Sebagai pusat layanan informasi untuk program
penelitian, dan.
c.
Sebagai pusat layanan informasi untuk program
pengabdian pada masyarakat.[10]
Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah
menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah dan
merawat bahan pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas akademika
maupun masyarakat di luar kampus.
E.
Pengolahan Bahan Pustaka
Pengolahan bahan pustaka merupakan serangkaian pekerjaan
yang dilakukan sejak bahan pustaka diterima di perpustakaan sampai dengan siap dipergunakan oleh
pengguna perpustakaan. Tujuannya adalah agar semua koleksi dapat ditemukan
atau ditelusur dan dipergunakan dengan mudah oleh pemustaka. Agar
informasi atau bahan pustaka di perpustakaan dapat dimanfaatkan atau ditemukan
kembali dengan mudah, maka dibutuhkan sistem pengelolaan dengan baik dan
sistematis yang biasa disebut dengan kegiatan pengolahan (processing of
library materials) atau pelayanan teknis (technical service). Kegiatan
pengolahan bahan pustaka di perpustakaan biasanya mencakup beberapa kegiatan,
dimulai dari pembinaan dan pengembangan koleksi, inventarisasi, katalogisasi,
klasifikasi, dan kelengkapan fisik buku.[11]
Kegiatan pokok yang biasa dilakukan dalam pengolahan
meliputi penomoran induk atau nomor registrasi yang harus dicantumkan baik pada
buku induk dan pada buku yang bersangkutan. Selanjutnya
koleksi akan melewati tahap berikut untuk dikelompokan atau diklasifikasikan
dan dibuatkan katalog dengan menggunakan acuan tertentu.
Pengolahan bahan pustaka terdiri atas
kegiatan-kegiatan memproses atau mengolah bahan pustaka agar siap dipinjam
untuk dibaca atau didengar oleh masyarakat pemakai. Pengolahan bahan pustaka
terdiri atas kegiatan-kegiatan :
a)
Mengklasifikasi
b)
Mengkatalog
c)
Melakukan verifikasi data bibliografi
d)
Menentukan tajuk subjek
e)
Menentukan kata kunci
f)
Mengalihkan data bibliografi
g)
Menyunting data bibliografi
h)
Mengolah data bibliografi
i)
Membuat anotasi
j)
Membuat kelengkapan pustaka
k)
Menyusun daftar tambahan pustaka
l)
Menyusun bibliografi, indeks, dan sejenisnya
m)
Membuat kliping
n)
Membuat sari karangan
Dari semua kegiatan di atas, untuk pengolahan bahan
pustaka kegiatan yang harus dilakukan sekurang-kurangnya adalah
mengklasifikasi, mengkatalog, membuat kelengkapan pustaka dan menyusun daftar
pustaka tambahan (Perpusnas RI, 2001).[12]
Pengolahan yang terorganisasi dengan baik akan memberikan
dampak yang baik untuk kegiatan penelusuran temu kembali, karena kegiatan pengolahan
ini sangat berkaitan dengan kegiatan penelusuran yang dilakukan oleh pengguna.
Pengolahan yang sederhana dan mudah membuat para pengguna yakin akan
penelusuran yang dilakukan.
F.
Tujuan Pengolahan
Tujuan dari pengolahan yaitu agar semua koleksi dapat
ditemukan atau ditelusur dan dipergunakan dengan mudah oleh
pemustaka, karena pengolahan merupakan pekerjaan yang berurutan, mekanis,
sistematik dan runtut. Adapun pengolahan koleksi dilakukan dengan manual dan
komputerisasi.
G.
Prinsip-Prinsip Pengolahan
Adapun prinsip-prinsip dalam pengolahan bahan pustaka
adalah :
·
Mempermudah pengaturan, penataan, dan penempatan.
·
Membantu mempermudah penelusuran oleh pemakai.
·
Tersedianya sarana penelusuran.
·
Teridentifikasinya semua koleksi dengan rapi dan baik.
·
Terpenuhinya informasi sebagai kelengkapan sumber
informasi, seperti label, nomor panggil, kartu buku katalog yang disejajarkan
menurut sistem tertentu.
·
Konsisten dalam kegiatan pengolahan.
H.
Langkah-Langkah Pengolahan
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengolah
bahan pustaka adalah sebagai berikut :
1.
Inventarisasi
Tahap pertama pengolahan koleksi buku adalah mendaftar
koleksi yang baru datang. Tahap mendaftar koleksi biasa dikenal dengan istilah
inventarisasi. Tahap inventarisasi memerlukan basis data inventaris, yang
semula dikenal dengan nama buku induk atau buku inventaris. Basis data
inventaris dapat dikatakan sebagai kumpulan catatan dalam bentuk matriks,
mengenai identitas setiap buku yang dimiliki oleh sebuah perpustakaan, yang
pada umumnya mencatat hal-hal sebagai berikut :
a.
Tanggal pemesanan
b.
Tanggal penerimaan
c.
Tanggal pembayaran
d.
Tanggal inventaris
e.
Nomor inventaris
f.
Judul
g.
Pengarang
h.
Edisi
i.
Kota terbit
j.
Penerbit
k.
Tahun terbit
l.
Jumlah eksemplar
m.
Bahasa
n.
Asal
o.
Harga satuan
p.
Keterangan
Sebelum dilakukan pencatatan data, perlu dilakukan
hal-hal sebagai berikut:
a.
Pemberian cap perpustakaan
Cap perpustakaan merupakan cap resmi perpustaskaan
sebagai pemilik koleksi. Setiap perpustakaan dapat meletakkannya pada halaman-halaman
tertentu yang sudah dipilih. Letak cap perpustakaan sebaiknya konsisten, selalu
berada pada tempat yang sama untuk setiap koleksi agar dapat menjadi ciri khas
perpustakaan.
b.
Pemberian cap inventaris
Cap inventaris adalah cap yang memuat keterangan
tentang nama instansi, tanggal, nomor inventaris. Cap tersebut dapat diletakkan
pada halaman judul atau halaman akhir buku.
c.
Pemberian nomor registrasi atau nomor inventaris
Nomor inventaris merupakan serangkaian kode yang terdiri
dari angka atau campuran angka dan huruf, yang dibuat untuk menunjukan identitas
setiap koleksi perpustakaan. Nomor inventaris dapat dibuat untuk mencerminkan status
asal koleksi yaitu berupa pembelian atau hadiah.
Pemberian nomor inventaris sebaiknya secara berkelanjutan dan setiap koleksi
hanya mempunyai satu nomor inventaris. Pemberian nomor inventaris dapat dilakukan
sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan setiap perpustakaan.[13]
2.
Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokkan yang sistematis dari
pada sejumlah objek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau
golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama (Hamakonda dan Tairas, 2002).[14] Fungsi
klasifikasi adalah sebagai alat penyusunan koleksi di rak, dan sebagai sarana
penyusunan entri bibliografis dalam katalog tercetak, bibliografi dan indeks
dalam tata susunan sistematis. Sedangkan tujuan klasifikasi adalah membantu
pengguna mengidentikkan dan melokalisasikan sebuah dokumen berdasarkan nomor
panggil dan mengelompokkan semua dokumen sejenis menjadi satu. Manfaat
klasifikasi antara lain sebagai berikut :
a.
Pustakawan dan pembaca dapat meneliti koleksi yang telah
ada di perpustakaan.
b.
Pustakawan dapat mengadakan keseimbangan koleksi agar
koleksi semakin lengkap.
c.
Mudah membuat bibliografi dari suatu subjek tertentu.
d.
Mudah menemukan subjek yang dibutuhkan.
e.
Mudah mengembalikan pada tempat yang sama atau semula.[15]
Sistem pengelompokkan atau pengklasifikasian
koleksi perpustakaan terdapat beberapa macam cara, antara lain adalah sebagai
berikut :
a.
Pengelompokkan/klasifikasi artifisial, yaitu sistem
pengelompokkan koleksi berdasarkan ukuran, warna ataupun data fisik lainnya.
b.
Pengelompokkan/klasifikasi fundamental,
yaitu sistem pengelompokkan koleksi berdasarkan subjek.[16]
Sistem klasifikasi adalah suatu bagan pengelompokkan
koleksi berdasarkan subjek atau bentuk, yang berfungsi sebagai alat untuk
mengelompokan dan menyusun koleksi di rak secara logis dan menentukan lokasinya
di rak. Dalam perkembangannya, sistem klasifikasi subjek ada yang menggunakan
notasi atau tanda berupa huruf dan ada juga yang menggunakan angka.
Sistem klasifikasi yang menggunakan tanda huruf lazim
disebut Sistem Klasifikasi Perpustakaan Kongres / Library of
Congress System. Notasi atau tanda huruf yang digunakan di dalam sistem
itu, yakni sebagai berikut :
A Karya Umum
dan Poligrafi
B Filsafat
dan Agama
C Sejarah
D Sejarah
Kuno (kecuali Amerika)
E – F Sejarah Amerika
G Geografi,
Antropologi
H Ilmu
Sosial
J Ilmu
Politik
K Hukum
L Pendidikan
M Musik
N Seni
P Bahasa
dan Sastra
Q Ilmu
Pengetahuan
R Kedokteran
S Pertanian
T Teknologi
U Ilmu
Kemiliteran
V Ilmu
Kelautan
Z Bibliografi
dan Ilmu Perpustakaan
Sistem klasifikasi dengan menggunakan kode atau notasi
angka, antara lain terdapat dalam Sistem Klasifikasi Persepuluhan Universal / Universal
Decimal Classification System (UDC) dan Sistem Klasifikasi Persepuluhan
Dewey / Dewey Decimal Classification System (DDC). Sistem klasifikasi
yang paling banyak digunakan perpustakaan adalah Dewey Decimal
Classification (DDC). DDC diciptakan oleh Melvil Dewey pada tahun 1873 dan
diterbitkan pada tahun 1876. DDC membagi ilmu pengetahuan manusia menjadi 10
kelas utama, masing-masing kelas utama dibagi menjadi 10 divisi, dan
masing-masing divisi dibagi menjadi 10 seksi, sehingga DDC mempunyai 10 kelas
utama, 10 divisi dan 1000 seksi.
000 Karya Umum
100 Filsafat
200 Agama
300 Ilmu Sosial
400 Bahasa
500 Ilmu Murni
600 Ilmu
Terapan
700 Kesenian,
hiburan, dan olahraga
800 kesusastraan
900 Sejarah dan
geografi
Di dalam klasifikasi DDC yang telah membagi kelas utama,
divisi, dan seksi masih diperlukan tabel pembantu. Tabel pembantu berbentuk
serangkaian notasi khusus yang digunakan untuk menyatakan aspek-aspek tertentu
yang selalu terdapat dalam beberapa subjek yang berbeda. Tabel pembantu yang
dipergunakan sebanyak 6 tabel pembantu, yaitu :
1.
tabel subdivisi standar (T1)
2.
tabel wilayah (T2)
3.
tabel subdivisi kesusastraan (T3)
4.
tabel subdivisi bahasa (T4)
5.
tabel ras, bangsa, kelompok etnis (T5)
6.
tabel bahasa-bahasa
3.
Katalogisasi
Katalogisasi merupakan proses pembuatan daftar
keterangan lengkap suatu koleksi yang disusun berdasar aturan tertentu.[17] Dalam
pengertian lain, katalogisasi merupakan proses pengorganisasian bahan pustaka
dan membuatnya dapat ditemukan kembali oleh pengguna perpustakaan pada saat ia
membutuhkan bahan pustaka. Adapun secara sederhana, pengertian katalogisasi
adalah proses pembuatan entri katalog sebagai sarana temu kembali informasi di
perpustakaan.[18]
Hasil pekerjaan katalogisasi adalah katalog yang memuat deskripsi atas fisik buku atau bahan pustaka
secara lengkap mencakup antara lain pegarang, judul, penerbit, jumlah halaman,
koleksi, ilustrasi dan sebagainya.[19]
Ada dua macam kegiatan dalam pembuatan katalog, yaitu
katalogisasi deskriptif (descriptive cataloging) dan katalogisasi subjek
(subject cataloging). Katalogisasi deskriptif merupakan salah satu tahap
proses katalogisasi yang mendeskripsikan bahan pustaka secara fisik dan
menentukan titik temu pendekatan (access point). Adapun katalogisasi
subjek merupakan tahap proses katalogisasi lain, yang dikelompokkan ke dalam
dua bagian, yaitu penandaan tajuk subjek suatu bahan pustaka secara verbal dan
penentuan nomor klasifikasi bahan pustaka secara nonverbal.
Charles Ammi Cutter dalam Rules for A Dictionary
Catalog menjelaskan bahwa tujuan katalog perpustakaan adalah sebagai
berikut :
a.
Memberikan kemungkinan seseorang menemukan sebuah buku
yang diketahui berdasarkan pengarangnya, judulnya, atau subjeknya.
b.
Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan dari
pengarang tertentu, berdasarkan subjek tertentu, atau dalam jenis literatur
tertentu.
c.
Membantu dalam pemilihan buku berdasarkan edisinya
atau berdasarkan karakternya. [20]
Adapun bentuk fisik katalog perpustakaan ada 4 macam,
yaitu katalog kartu, katalog buku, katalog berkas, dan katalog online (OPAC).
4.
Kelengkapan pustaka
Pembuatan kelengkapan pustaka adalah kegiatan menyiapkan
dan membuat kelengkapan pustaka agar pustaka itu siap dipakai, mudah
dipergunakan, dan untuk memelihara agar koleksi tetap dalam keadaan baik.
Kegiatan itu antara lain :
a.
Pembuatan label buku yang berisi nomor panggil atau kode
klasifikasi, tiga huruf pertama pengarang, dan satu huruf pertama judul buku.
b.
Kartu buku dan kantong buku.
c.
Slip buku atau slip tanggal kembali,
d.
Kartu katalog, sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan
perpustakaan. Kartu dijajarkan sebagai pedoman dan dijajarkan menurut sistem
tertentu (abjad/kamus, nomor kelas). Kartu katalog adalah wakil koleksi,
oleh karena itu jajaran kartu katalog dan koleksi harus sama.
e.
Sampul, untuk menjaga agar buku (koleksi) tetap bersih
dan tidak mudah rusak.[21]
5.
Penyusunan koleksi (buku) di rak
Setelah buku atau bahan pustaka selesai diproses dan
dilengkapi dengan berbagai kelengkapan, kemudian bahan pustaka tersebut harus
segera disusun atau diatur pada rak buku untuk dilayankan kepada pemakai
perpustakaan. Penyusunan buku di perpustakaan ada dua cara, yaitu :
1.
Penempatan yang tetap (Fix Locations), artinya
sekali ditempatkan, seterusnya berada di tempat itu, jika ada penambahan
koleksi akan ditaruh di tempat lain yang berdekatan dengan yang sudah ada.
2.
Penempatan relatif atau tidak tetap (Relative
Locations), artinya penempatan koleksi dapat berubah atau berpindah karena
koleksi yang sama subjeknya harus terkumpul pada satu tempat, sehingga terpaksa
menggeser atau pemindahan yang sudah ada.[22]
BAB III
PEMBAHASAN TOPIK MASALAH
A.
Pengolahan Koleksi Buku di Perpustakaan Fakultas
Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kegiatan yang ada di perpustakaan merupakan suatu sistem
yang saling menunjang. Secara garis besar kegiatan tersebut meliputi pengadaan,
pengolahan dan pelayanan pemakai. Di dalam bab ini penulis akan membahas
mengenai kegiatan pengolahan bahan pustaka yang ada di Perpustakaan Fakultas
Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pengolahan bahan pustaka merupakan langkah yang harus
dilakukan dalam suatu perpustakaan, sejak bahan pustaka masuk ke perpustakaan
sampai siap untuk dimanfaatkan atau dipinjam oleh pemakai. Pengolahan bahan
pustaka adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah bahan pustaka tersebut
selesai diproses oleh tim pengadaan atau penerimaan, bahan pustaka yang
diterima dari tim pengadaan ditetapkan menjadi koleksi perpustakaan. Adapun kegiatan
pengolahan yang dilakukan Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut :
1. Pemberian subjek buku (Tajuk Subjek)
Setelah buku diterima dari bagian pengadaan maka tahap selanjutnya adalah pemberian subjek buku yang nantinya akan dicantumkan
dalam katalog berupa topik. Pemberian subjek ini juga
digunakan untuk menentukan kelas buku pada klasifikasi. Dalam menentukan subjek
buku dapat diambil dari judul buku, daftar isi, dan isi buku.
2.
Klasifikasi
Klasifikasi adalah penentuan masalah atau subjek yang dibicarakan oleh
koleksi tersebut. Setelah subjek bukunya diketahui, kemudian mencari kelas buku
pada daftar klasifikasinya dan dilanjutkan dengan memberikan nomor klasifikasi
pada koleksi tersebut. Klasifikasi merupakan inti dari pengolahan koleksi buku pada
sistem penyimpanan yang nantinya akan digunakan dalam menentukan mudah atau
tidaknya penemuan atau pencarian kembali bahan koleksi tersebut.
Sistem klasifikasi yang digunakan
oleh Perpustakaan Fakultas
Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Dewey Decimal
Classification (DDC) edisi 21. Nomor klasifikasi ini merupakan salah satu komponen dari nomor buku.
Nomor buku terdiri dari :
a)
Nomor klasifikasi ialah notasi
klasifikasi masalah yang dibicarakan buku tersebut sesuai dengan DDC.
b)
Kode nama pengarang, ialah tiga
huruf pertama nama pengarang ditulis dengan huruf
kapital, dan satu huruf pertama dari judulnya.
3.
Penginputan data buku ke database
Setelah buku diklasifikasikan
kemudian langkah selanjutnya ialah menginput buku tersebut ke dalam database
yang tujuannya untuk mengetahui data-data buku tersebut serta untuk mempermudah
dalam proses pencarian temu kembali. Software yang digunakan Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta untuk penginputan dan untuk menjalankan proses
pencarian informasi yaitu software Sipisis.
Software Sipisis merupakan sebuah
program aplikasi yang mendukung perkembangan perpustakaan menjadi lebih maju
dari sistem manual menjadi sistem otomasi.
4.
Pemberian
tanda kepemilikan
Buku yang sudah diklasifikasikan dan di input ke database, kemudian diberikan tanda kepemilikan
dengan di cap atau di stempel di 3 tempat antara lain di halaman judul, di
bagian dalam isi buku, dan halaman akhir buku. Sedangkan untuk stempel nomor induk di cap pada halaman judul.
5. Pemberian nomor induk
Untuk pemberian nomor induk, masih dilakukan secara
manual dalam memberikan nomor induk pada setiap koleksi termasuk pada buku.
6.
Cetak label nomor kelas dan nomor
induk (barcode)
Setelah pemberian nomor induk dan label nomor kelas maka tahap selanjutnya adalah mencetak label dan barcode yang dilakukan secara komputerisasi.
7.
Penempelan label dan barcode buku
Dalam penempelan label ada 2 macam yaitu pelabelan nomor kelas dan pelabelan nomor induk (barcode). Untuk label nomor kelas dipasang pada punggung buku dengan ukuran 3 cm dari bawah buku. Sedangkan label nomor induk (barcode) dipasang pada bagian depan halaman buku.
8.
Membuat kartu kendali buku
Setelah penempelan label dan
barcode selesai, kemudian diteruskan dengan pembuatan kartu kendali buku yang
diletakan di bagian belakang buku. Pembuatan kartu kendali ini berfungsi sebagai
alat pengontrol buku yang dipinjam dan buku yang kembali.
9.
Penyusunan buku di rak
Setelah proses pengolahan
koleksi selesai maka buku tersebut sudah bisa dipinjam dan tahapan selanjutnya
adalah menyusun buku-buku baru ke dalam rak lalu mengabungkannya dengan
buku-buku yang lama. Penyusunan buku dilakukan berdasarkan subjek
dan nomor klasifikasinya.
B. Analisa SWOT
- Strength
(kekuatan)
Pada Perpustakaan
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta koleksi-koleksi yang ada
sangat bervariasi, hal tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan informasi
terhadap pengguna perpustakaan, oleh karena itu Perpustakaan Fakultas Psikologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus mengembangkan koleksi-koleksi yang
bermanfaat dan dibutuhkan oleh mahasiswa dalam proses pencarian informasi.
Selain itu komunikasi antar pustakawan sudah terjalin dengan baik dan sudah
dapat menjalin kerja sama yang baik.
2.
Weakness (kelemahan)
Dalam
pengadaan bahan koleksi pada Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta jangka waktunya tidak pernah ditentukan dan hanya sesuai
dengan anggaran dana yang turun dari akademik dengan cara mengajukan proposal terlebih
dahulu, hal ini mengakibatkan kurang berkembangnya perpustakaan tersebut dalam
perkembangan informasi.
3.
Opportunity (peluang)
Dalam pengadaan bahan koleksi, Perpustakaan
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan kerjasama dengan
Asia Foundation, APA (American Psychology
Association) dan LSM untuk
mendapatkan bahan pustaka, selain itu Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta juga mendapatkan hadiah dan sumbangan koleksi buku
dari sumbangan pribadi (dosen/mahasiswa/staf).
4.
Threat (ancaman)
Sarana dan prasarana yang ada
pada Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah cukup baik,
perpustakaan ini pun telah berbasis otomasi namun masih ada hal yang perlu
diperhatikan yaitu belum adanya user
education untuk para pemustaka yang bertujuan agar para pemustaka paham dan
mengerti cara menggunakan OPAC dan juga dapat mematuhi tata tertib yang berlaku
di perpustakaan karena sampai saat ini Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta belum
memiliki sistem keamanan yang memadai untuk menghindari terjadi pencurian buku.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah melakukan tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perpustakaan
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
- Dalam proses klasifikasi, Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menggunakan Dewey Decimal Classification (DDC) edisi 21. Sedangkan untuk menentukan tajuk subjeknya
menggunakan Daftar Tajuk Subjek (DTS).
- Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tidak terlepas dari masalah-masalah dalam hal
pengolahan. Seperti kesulitan menganalisis subjek, keterbatasan penguasaan
bahasa, dan lain sebagainya.
- Pada umumnya sistem pengolahan bahan pustaka di Perpustakaan
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sama halnya dengan proses
kegiatan di perpustakaan umum dan perpustakaan perguruan tinggi
lainnya. Mulai dari
inventarisasi, pengklasifikasian, pengatalogan, pengecapan, pelabelan, hingga
pengaktifan nomor induk.
- Langkah-langkah pengolahan bahan pustaka untuk buku yaitu pertama,
mencatat identitas buku ke dalam buku induk, mengisi kertas buram kerja,
menentukan tajuk subjek dengan menggunakan Daftar Tajuk Subjek (DTS) dan
menentukan nomor klasifikasi dengan menggunakan Dewey Decimal Classification (DDC)
dan seterusnya.
- Pada umumnya sebagian pemustaka yang
datang ada yang ahli dalam menggunakan OPAC dan ada yang tidak.
B.
Saran
Sesuai dengan pembahasan di atas penulis melihat
ada beberapa hal yang masih perlu mendapat perhatian dari para pengelola
Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di antaranya
adalah sebagai berikut:
- Perpustakaan perlu menambah rak kembali untuk penyimpanan koleksi.
- Sebaiknya di setiap sudut ruangan
diberikan atau ditambahkan cahaya lampu.
- Petunjuk-petunjuk
yang ada di rak koleksi sebaiknya lebih spesifik dengan menggunakan nomor
kelas berdasarkan kelas umum yang sudah ada di DDC 21, sehingga akan
memudahkan para pemakai yang ingin mencari koleksi di rak buku.
- Melakukan evaluasi secara berkesinambungan untuk mengetahui kekurangan dan memperbaiki kekurangan
tersebut agar ke depannya menjadi lebih baik lagi.
- Menerapkan kedisplinan dalam peraturan peminjaman koleksi, seperti
mempertegas sanksi peminjaman untuk koleksi yang terlambat dikembalikan.
- Mengadakan user education
untuk para pemustaka yang bertujuan agar para pemustaka paham dan mengerti
cara menggunakan OPAC.
DAFTAR
PUSTAKA
M. Amin Abdullah. Dasar-Dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Yogyakarta : Jurusan Ilmu Perpustakaan
dan Informasi, Fakultas Adab, 2007.
F.
Rahayuningsih. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta
: Graha Ilmu, 2007.
Abdul Rahman Shaleh. Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta
: Universitas Terbuka, 1995.
Noerhayati Soedibyo. Pengelolaan perpustakaan jilid I. Bandung : Alumni, 1987.
Sulistyo-Basuki. Pengantar
Ilmu Perpustakaan. Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama,
1993.
Sunarto
NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Yayasan Obor
Indonesia, 2003.
Sunarto NS. Tanggung Jawab
Perpustakaan : dalam
mengembangkan masyarakat informasi. Jakarta
: Panta Rei, 2005.
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : suatu pendekatan praktis. Jakarta : Sagung Seto, 2006.
Taslimah Yusuf. Materi Pokok Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta : Universitas Terbuka, 1996
[1] Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu
Perpustakaan, (Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama, 1993), hal. 51.
[2] Noerhayati Soedibyo, Pengelolaan
perpustakaan jilid I, (Bandung : Alumni, 1987), hal. 28.
[3] Ibid, hal. 1.
[4] Abdul Rahman Shaleh, Manajemen
Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1995), hal.17.
[6] Sulistyo – Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta
: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hal. 52.
[7] Abdul
Rahman Shaleh, Manajemen Perpustakaan Perguruan Tinggi, (Jakarta :
Universitas Terbuka, 1995), hal.17.
[9] Ibid,
hal. 51.
[10] Abdul Rahman Shaleh, Manajemen Perpustakaan
Perguruan Tinggi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1995), hal.18.
[11] Sulistyo – Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama, 1993), hal. 228.
[13] F. Rahayuningsih, Pengelolaan
Perpustakaan, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2007), hal. 38.
[15] Taslimah Yusuf, Materi Pokok Manajemen
Perpustakaan Umum, (Jakarta : Universitas Terbuka, 1996), hal. 95.
[16] M.
Amin Abdullah, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (Yogyakarta
: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab, 2007), hal. 165.
[18] M.
Amin Abdullah, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (Yogyakarta
: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab, 2007), hal. 130.
[19] Sunarto NS. Tanggung
Jawab Perpustakaan : dalam mengembangkan masyarakat informasi, (Jakarta : Panta
Rei, 2005), hal. 104.
[20] M.
Amin Abdullah, Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi, (Yogyakarta
: Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Adab, 2007), hal. 131.
[21] Sutarno
NS, Manajemen Perpustakaan : suatu pendekatan praktis, (Jakarta : Sagung
Seto, 2006), hal.184.
[22] Ibid, hal. 185
Tidak ada komentar:
Posting Komentar