Sabtu, 27 November 2010

Sejarah thesaurus


Sejarah thesaurus
Istilah thesaurus berasali bahasa Yunani dan berarti tempt menyimpan harta benda atau kekayaan.Dalam bahasa Inggris kata ini kemudian mendapat arti “ lexicon “ or “ treasury of word “
Dalam Shorter Oxford English Dictionary tahun 1736 untuk pertama kali tercatat penggunaan kata thesaurus dengan makna “ khazanah pengetahuan, seperti kamus, ensiklopedi, dan sebagainya “.
Kamus Amerika webster mendefinisikan thesaurus sebagai suatu “ buku berisi kata atau informasi mengenai bidang subjek tertentu atau suatu kelompok konsep, seperti kamus sinonim. “
Thesaurus paling terkena ialah Thesaurus of English Words and Phrases susunan Peter Mark Roget (1852). Kata dan istilah dalam thesaurus ini tidak di susun menurut abjad seperti lazimnya suatu kamus. Kata-kata di kelompokkan berdasarkan hubungan konseptual antar kata, atau seperti di katakan oleh penyusunnya : “ .... arranged not in aphabetical order as they are ini dictionary, but according to the ideas which they express.... “
Umumnya diPerpustakaan didunia menggunakan pedoman tajuk sabjek begitu pun perpustakaan FAH.
Hampir sama dengan tajuk subjek perbedaannya, dengan daftar tajuk subjek tidak menyebutkan hubungan hirarkis masing-masing tajuk. Sedangkan thesaurus menunjukan hubungan hirarkis .
Kegunaan thesaurus seperti kegunaan sebuah kamus dalam daftar kata-kata istilah tersebut, maka thesaurus berguna untuk membantu untuk menentukan dan menemukan istilah yang diberikan dan thesaurus sangat beguna bagi oran yang bertanggung jawab terhadap “indexing “ dan “ retneving” dalam bidang tertentu.
Fungsi dari pedoman thesaurus merupakan suatu alat pengawas kosa kata yang dipakai untuk menterjemahkan bahasa alamiah atau dikatakan bahasa manusia yang dipakai oleh pengindeksan dan pemakai jasa informasi kedalaman bahasa sistem yang lebih terbatas bahasa informasi atau bahasa indek.
Menurut strukturnya daftar kata yang berhubungan satu dengan yang lain secara tematik dan generik.
Ternyata di perpustakaan FAH ini masih menggunakan pedoman thesaurus meskipun di perpustakaan FAH tidak terlalu dikenal oleh mahasiswa.

Makalah Peta, Slide, Foto copy dan Tinta


Pendahuluan
peta merupakan salah satu jenis bahan  pustaka yang  sangat berguna untuk berbagai  macam  kepentingan
misalnya:
·        Untuk penelitian
·        Pendidikan
·        Untuk bisnis
·        Dan sebagainya
Karena pentingnya  peta  merupakan salah satu  koleksi  perpustakaan  yang perlu dirawat.
Peta mempunyai ukuran dan bentuk yang beragam  sehingga perlu penyimpanan dan  perawatan  sendiri.

Peletarian  koleksi
Peta adalah  sarana  referensi yang  memberikan informasi mengenai letak suatu daerah, keadaan politik, perdagangan, hasil tambang, bahasa dan  sebagaiya. Peta sangat berfungsi arsip yang merekam  sumber data  dari kegiatan manusia dalam kehidupan sosial dalam geografis.
Yang dimaksud dengan peta geografis  yaitu menunjukan rendah daratan atau kedalam  laut, ketinggian gunung, menunjukan letak suatu tempat pada garis lintang maupun garis bujur .
Sebelum orang  mengenal baca tulis,  orang mengenal peta untuk menunjukan suatu lokasi. Peta ini seperti halnya gambar dapat dipergunakan sebagai media komunikasi yang sangat baik.
Jangkauan peta jauh lebih luas dari pada gambar dalam  penyampaikan informasi. Karena itu media ini menjadi semakin berkembang dan tidak akan lekang oleh kemajuan  teknologi.
Perkembangan peta modern baru mulai abad ke-18. Peta tersebut dibuat berdasarkan teknologi yang semakin berkembang pada masa tersebut yaitu dengan menggunakan teleskop yang ditunjang oleh teknologi maju pada saat itu.
Keakuratan peta semakin sempurna berkat penyempurnaan peta yang sudah ada ditunjang oleh laporan  para penjelajah dunia yang semakin banyak.
Peta adalah bahan pustaka yang unik, tidak menyerupai buku, majalah, dan surat kabar, atau audivisual lainnya. Peta ini bahan perpustakaan yang sangat berguna untuk penelitian, pendidikan, dan pengajaran, maupun untuk keperluan bisnis.

Cara perbaikan peta
Perbaikan peta harus disesuaikan dengan penyebab kerusakannya, kerusakan peta dapatolongkan yaitu:
·        Kerusakan  kimiawi
·        Kerusakan  mekanisme
Kerusakan kimiawi biasanya disebabkan  oleh kandungan asam yang terdapat dalam kertas.
Sedangakan  kerusakan  mekanisme disebabkan oleh faktor luar misalnya, karena kelembaban, kekeringan, atau karena dilipat.
Cara penyimpanan yang sesuai dengan betuk dan ukuran  misalnya laci harizontal dan laci vertikal
Penyimpanan yang baik bagi peta ada 3 yaitu:
1.     Bentuk lemari dan rak
2.     Letak rak hendaknya sesuai dengan  lingkungan sehingga mudah dicapai oleh pemakai.
3.     Bahan dasar terbuat dari kayu yang baik atau besi baja.
Pengolahan koleksi  peta harus memperhitungkan dan  menyiapkan sistem penyimpanan serta perawatan sesuai dengan kondisi  perustakaan.
Cara penyimpanan harus diupayakan sedemikian  rupa sehingga jika diperlukan dapat  mudah dan  cepat ditemukan kembali  dan juga dsirkulasi  udara dalam ruang penyimpanan serta penerapan harus cukup.

Slide
Slide merupakan salah satu  jenis bahan audio visual yang banyak digunakaan diperpustakaan, terutama untuk mendukung  pengajaran  dan penelitian,. Audio-visual berasal dari kata Latin .
Audio dari kata audire  yang berarti mendengar  sedangkan Visual dari kata visus yang berarti kata melihat.
Karena bentuknya yang kecil, slide harus dibaca dengan alat yang disebut Proyektor.
Pemakaian proyektor yang pertama oleh Athanasius Kirchener pada tahun 1646, telah mengalami berbagai perkembangan.
Berkembangnya hal ini tentu juga karena berkembangnya pengguna listrik dan teknik fotografi.
Pada abad  ke-19, melalui penemuan-penemuan beberapa orang seperti:
·        Niepse
·        Eastman
·        Edison
·        Dll.
Diterima baik dan alat tersebut menjadi amat berguna bagi dunia pendidikan.
Dan di abad ke-20 menujukan kematangan dan kemajuan dalm membuat alat-alat proyeksi dan bahan – bahan materialnya.
Ada beberapa macam- macam ukuran slide
Yaitu:
1.     3 ¼ x inch  yaitu lantern slide
2.     2 ¼ x 2 ¼  inch
3.     4 x 5 inch
4.     2 x 2 inchi
Yang benar-benar penting bagi pengguna pendidikan atau yang lazim diperggunakan  diperpustakaan adalah lantern slide 2 x2 inch slide.
1.     Lantern Slide
Slide jenis ini sudah dikenal sejak perang dunia II dan dianggap sebagai kakek dari pengaajaran visual. Dan biasanya dibuat dari sepotong gelas tipis, permukaannya dapat berupa emulsi fotografi, lapisan gelatin atau gelas jernih.
Suatu jenis baru dari lantern slide diproduksi oleh  Polarold Company. Seperti ciri semua produk palaroid land, gambar nya dapat muncul seketika lewat kamera. Faktor ini menyebabkan digunakannya kembali lantern slide dalam dunia pendidikan.
Keuntungan dari jenis ini ialah;
·        Ukurannya besar hingga dapat lebih menggambarkan detail.
·        Dapat dibuat sendiri dengan tangan yaitu,dibuat diatas gelas jernih
·        Dapat digunakan sebagai bahan pengajaran yang membantu para guru
·        Murid dapat menggunaan dalam membuat laporan, dalam menguraikan / menggambarkan suatu masalah
·        Dapat untuk memperagkan suatu material baru , latar belakang suatu diskusi dll.
Cara membuat lantern slide dengan tangan
Yaitu:
·        Tempatkan sebuah slide  gelas tipis yang bersih diatas slide holder, ini untuk memudahkan pekerjaan
·        Buat lebih dulu online gambarnya secara tipis dengan pensil diatas permukaannya, kemudian diwarnai. Hanya dengan crayon slide yang khusus. Sekarang bannyak alat-alat lain sepert nylon tip pen, cat air, pensil dan lain-lain.
·        Kaca jernih juga dapat dipakai,tetapi permukaan nya yang licin mengharuskan dipakainya alat yang khusus, yang dapat melekat pada permukaan air.

2.     Slide 2 x 2
Dunia pendidikan sekarang lebih banyak menggunakan slide 2 x 2 inch dari pada lantern slide.
 Hal ini dsebabkan oleh kemajuan teknologi dan faktor-faktor yang menguntungkan, misalnya:
·        Bahanya tidak mudah pecah, karana bukan dari gelas/kaca tetapi dari film ukuran 35cm
·        Ringan dan mudah dikirim
·        Pembuatannya praktis
·        Harganya relatif murah.
Dan ada juga kelemahannya:
·        Karena ukurannya yang kecil, terbatas akibatnya kalau diproyeksikan untuk gambar yang besar tidak bisa
·        Perlu khusus ditambahkan 1 film lagi
Karena kepraktisan pembuatan slide 2 x 2 ini maka banyak perpustakaanyang mempunyai club foto yang menyediakan  kamera foto 35mm lengkap dengan kamar gelap untuk film hitam putih.
3.     Slide dengan suara
Suara yang mengiring gambar-gambar slide dapat berupa komentar, tetapi dapat pula dibarengi suara ilustrasi musik sound effect.
Karena dalam hal ini diperlukan 2 tape recorder untuk masing-masing suara
Sound effect itu bersifat:
·        Buatan/ artifical, misalnya dengan merengutkancellophane untuk effects gemeretaknya api.
·        Asli atau hidup, misalnya suara pintu ditutup.
·        Rekaman, misalnya rekaman suara-suara dilapangan terbang .
·        Suara-suara rekaman ini dapat dibeli ditiko-toko kaset atau dapat direkam sendiri.
Dalam penyajian slide bersuara ada 5 fungsi  lengkap yang berkoordanasi satu dengan yang lain:
·        Komentar atau narasi.
·        Pemutaran dari sound effect hasil rekaman, baik yang hidup maupunyang artifical.
·        Perbuatan dari suara slide effect advance.
·        Proyeksi dari slide yang dibuat denga suara tersebut.
·        Perekaman dari pita akhir yang berisi elemen 1,2,3 diatas
·        Pekerjaan semacam ini memerlukan suatu team work yang baik.

4.     Proyektor untuk slide
Prokyektor  slide mudah penggunaan nya, harganya pun relatif murah  tergantung pada besar kecilnya kekuatan watt-nya dan juga otomatis/ yang semi oomatis.
Keistimewaannya adalah memungkinkan nya pembicara berdiri bebas dimuka kelas, semetara penyajian slide berlangsung terus  dengan menggunakan remote control. Harus lah berhati-hati dalam menggunakan yang semi otomatis maupun yang otomatis
5.     Pemeliharaan slide
·        Penyimpanan slide perlu dilakukan secara hati-hati.
·        Tempat penyimpanan harus kompak dan tidak menghabiskan rungan yang tersedia, bebas dari cahaya luar, debu, dan kelembaban.
·        Karena warna pada slide belum abadi mudah pudar oleh cahaya langsung dari lampu maupun dari matahari.
·         Dan hindari membiarkan slide dari berserakan diatas meja, karena akan mudah sekali terkena sinar langsung atau pun debu.
·        Slide juga rawan sekali terhdap goresan, karena sekali kena goresan maka akan terproyeksi goresan tersebut dan gambarnya akan rusak.
·        Debu yang menempel pada permukaan slide harus dibersihkan dengan hati-hati dengan pembersih khusus dari kain atau kertas yang lunak.
·        Kelembaban juga sangat berbahaya bagi slide sebab mudah tumbuh jamur,dan merusak bahan warna.
Dalam pengguna slide, harus memperhatikan proyektornya agar lestari tidak  ada kerusakan dalam kabel putus atau lensa kotor. Sehingga dapat meggangu kalau hendak diperggunakan.
Seperti pemeliharaan bahan pustaka pada umumnya kontrol ruangan dari temperatur dan kelembaban harus ketat. Hanya pada film lebih baik kalau suhu udaranya lebih dingin lagi dari suhu yang ideal untuk buku.
Kalau suhu untuk buku yang ideal 18 derajad celcius, maka pada film sebaiknya lebih rendah dari itu bahkan dapat samapai serendah 4 derajad .
Yang  jelas binatang tidak akan menjamah dan jamur tidak akan dapat tumbuh pada temperatur itu.
6.     Kelebihan slide
Kita sudah mengetahui cara menggunakan kamera untuk keperluan potret-meotret dengan film hitam putih atau berwarna maka kita akan dapat pula membuat slide. Kemudian ditempatkan di dos khusus atau palastik  yang transparan, khusus penyimpanan slide.
Tempat slide ini tersedia di toko film. Slide ini dapat di tempat kan secara berkelompokan atau tunggal, tergantung dari keperluannya.

Foto kopi dan Tinta
Foto copy adalah bagian dari kegiatan pelestarian bahan pustaka. Pada kenyataan banyak perpustakaan menggunakan alat ini, terutama perpustakaan khususnya yang koleksinya sebagian besar  adalah majalah profesional yang memuat artikel mutakhir bagi para  pembaca.
Untuk menjaga sebuah buku misalnya, buku tersebut sudah lapuk, hendaknya foto copy nya yang dipinjem kan kepada pemustaka perpustakaan. Buku yang tidak pat dipinjamkan keluar,bisa dibuat foto copyan. Jadi bukunya tidak  dikhawatirkn hilang atau rusak.
Tetapi mesin foto copyberbahaya bagi buku atau majalah berjilid, banyak buku atau majalah berjilid rusak penggunaannya karena di foto copy. Apabila  memperoleh copyan yang bagus, punggunng buku atau majalah di letakkan kuat-kuat agar bisa datar , sehingga foto copyan tidak berbayang hitam. Hal ini yang dapat merusak kan penjilidan, benang putus, atau kertaas robek karena kena tarikan atau lem jilidan patah-patah dan lepas.
Pada dasarnya tinta adalah campuran bahan pewarna dengan air, bahkan cairan dari buah yang berwarna atau tumbuhan berwarna,maupun darah hewan dapat dipergunakan sebagai tinta.
Orang mesir telah mengenal tinta semenjak 2500 tahun sebelum masehi.  Pada saat yang sama orang china juga suadah mengenal tinta yang dibuat dari campuran jelaga dengan kanji, kemudian dkeringkan, dan tinta kering tersebutdiberi air dan menimbulkan warna hitam.
Macam-macam tinta ada 4 macam yaitu:
1.     Bahan dasar tinta
ialah mineral yang berupa garam besi misalnya “ferro sulfat” dicampur dengan rendaman kulit kayu oak  “ semacam kayu jati”  tetapi daunnya kecil diberi pewaran agak gelap. Hasilnya berwarna biru kehitam-hitaman tinta macam ini dipergunakan untuk menulis  selama berabjad-abjad.
2.     Macam tinta

Pada dasarnya ada 3 macam tinta yaitu :

tinta tulis,
 tinta tulis meninggalkan tulisan yang bersih pada kertas, meresap dengan baik tetapi tidak tembus dan cepat kering.
Tinta seharusnya memiliki kualitas tulis yang bagus tidak meninggalkan kristal pada pena atau  pulpen.

 tinta cetak,
bersifat lebih kental dari tinta tulis, biasanya dikemas dalam kaleng  aau tube.
Tinta cetak untuk mencetak ada dalam bebagai warna agar memberikan daya tarik yang tinggi sesuai dengan keperluan.
Bentuk tinta yang lain bisa juga dimasukkan kedalam tinta cetak ialah karbon dan pita mesin ketik atau pita komputer bahan dasarnya juga seperti tinta cetak tetapi dikemas dalam pita dan dikeringkan .

 ball point

tinta ball poin terbuat dari bahan celup, pewarna dicapurkan dengan minyak dan damar. Jadi tinta ball dipindahkan dari tabung persedian kekertas melalui bola yang berputar yang terletak diujung pena.
Dan beberapa produk merek tertentu memiliki harga ang mahal

3.     Bahaya tinta pada kertas
Tinta yang bersahabat dengan kertas itu ternyata berbahaya juga bagi kertas, tinta meningkatkan keasaman pada kertas terutama pada tinta iron gall yang terbuat dari asam tanat dangaram besi. Tinya yang asam membuat buku menjadi berlubang, mengikuti gerakdari tulisan dalam buku tersebut.
Tetapi berkat kemajuan teeknologi pembuatan tinta berbagai kualitas tinta tersedia dan memberikan berbagai banyak pilihan bagi pemakai nya.

4.     Syarat yang diperlukan bagi tinta
Yang baik yaitu:

a.     Menghasilkan tuisan yang permanen an warna tinta menjadi hitam dalam waktu beberapa hari.
b.     Tinta harus dapat mengalir dengan cepat dari pena dan mengendap dengan baik dalam serat kertas tanpa menembus pada lembaran kertas.
c.      Tinta tersebut tidak mengumpuldalam botol.
d.     Bila terjadi korosi antara tinta dengan pena tulisan yang dihasilkan harus lekas kering.






 








Penutup

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Peta,  Slide , Foto copy dan Tinta Merupakan sumber informasi untuk menunjang penelitian  dalam kegiatan bahan pustaka.
Didalam bentuk peta memberikan pengetahuan yang harusdimiliki oleh petugas bahan pustaka di dalam penyimanan peta, Berbagi jenis-jenis kerusakan karena faktor kimiawi dan faktor mekanis.
Dan slide bagimana petugas  memelihara slide dengan hati-hati di dalam penyimpanan dari cahaya langsung, debu, serta kelembaban selalu dirawat setiap saat. Dan slide juga tidak bisa dibaca dengan mata telanjang,slide ini harus menggunakan nya dengan alat yang disebut proyektor
Sedangkan foto copy dan tinta, bagaimana caranya  untuk tidak terjadinya kerusakan pada lembaran buku.


Kata pengantar

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Allah swt yang maha pengasih dan maha pemurah.
Karena berkat kemurahannya lah tugas Pelestarian Bahan Pustaka ini dapat kami selesaikan sesuai  yang diharapkan. Dalam tugas ini kami membahas tentang “ Peta, Slide, Foto copy dan Tinta” .
Sangat diperlukan dalam bidang perpustakaan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa untuk mengikuti mata kuiah pelestarian bahan pustaka
Dalam proses ini, tentu nya kami berterima kasih kepada
Bapak
Telah banyak memberikan arahan-arahan  terhadap kami ,Tentang mata kuiah pelestarian bahan pustaka .
Demikian  makalah dari kami semoga bermanfaat.

Jakarta, 4 November 2010

Makalah
Peta, Slide, Foto copy dan Tinta



Oleh :
Rima gloria rizqy
Thoriko Amando
Danang Nur Cahyadi
Ariyadi Awaluddin

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN
 SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010

LAPORAN GEDUNG DAN PERLENGKAPAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA



LAPORAN GEDUNG DAN PERLENGKAPAN
PERPUSTAKAAN
UNIVERSITAS TERBUKA JAKARTA

Laporan
Diajukan untuk memenuhi tugas akhir dari mata kuliah
Gedung dan Perlengkapan Perpustakaan



Oleh:
Danang Nur Cahyadi
NIM. 108025000044


JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010


KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum wr. wb

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT dengan segala hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Desain Gedung & Tata Ruang yang kami ambil dari Perpustakaan Utama Universitas Terbuka.
Penulis mencoba membuat suatu Laporan Observasi yang diharapkan dapat memenuhi tujuan dari mata kuliah Desain Gedung & Tata Ruang yang diharuskan membuat suatu laporan observasi ke salah satu Perpustakaan dan di kumpulkan sebelum UAS (ujian akhir semester).
Hasil laporan ini tentu telah dibuat dengan persetujuan Dosen mata kuliah ini yaitu Bpk Kosam Rimbarawa,MLS. Adapun metode yang penulis tempuh adalah metode wawancara dengan beberapa staf serta para pengunjung Perpustakaan. Selain itu dalam laporan ini menyertakan lampiran foto-foto yang diambil di dalam dan di luar Perpustakaan.
Penulis sangat menyadari dalam penyusunan serta penulisan laporan ini masih banyak ditemukan kekurangan dan kesalahan yang merupakan keterbatasan literatur dan pengalaman maka laporan ini jauh dari kata sempurna oleh sebab itu, penulis selalu mohon kritik serta koreksi demi tercapainya suatu bentuk petunjuk yang baik untuk tujuan diatas dan akan selalu diperbaiki.
Dan tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak rasa terima kasih bagi semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.

Wassalamu’ alaikum wr. wb


Tangerang, 27 Mei 2010




Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Latar Belakang
BAB I
GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS TERBUKA
  1. Sejarah Singkat
  2. Visi dan Misi
  3. Kebijakan
  4. Keanggotaan
  5. Gedung Dan Fasilitas
  6. Tata Tertib
  7. Layanan Literatur
BAB II
PEMBAHASAN ANALISA GEDUNG DAN JUMLAH KOLEKSI PERPUSTAKAAN
  1. Gedung Perpustakaan
  2. Batas Permasalahan
  3. Pembahasan
  4. Jenis Koleksi
BAB III
HASIL PENELITIAN
  1. Hasil Penelitian
  2. Luas Gedung Perpustakaan ( UT )
  3. Jumlah Pemustaka Yang Dilayani Perpustakaan (UT )
BAB IV
ANALISIS DATA BERDASARKAN DATA RATIO
  1. Perhitungan Ruangan Dan Perabotan Perpustakaan ( UT )
  2. Luas Ruangan Yang Ideal Atau Layak
BAB V
HASIL ANALISIS BERDASARKAN DATA RATIO

BAB IV
PENUTUP
  1. Kesimpulan
  2. Saran
LAMPIRAN
Data Pusat Layanan Pustaka
Lay Out Denah Lantai. 3
Kegiatan Ruang Baca
Kegiatan Ruang Audio Visual Dan Sirkulasi
Foto Gedung Universitas Terbuka Dan Kegiatan Foto Copy
Peta Lokasi Universitas Terbuka



LATAR BELAKANG


Dalam pembangunan yang sedang berlangsung dengan pesatnya di Indonesia ini, berbagai sarana utama dan sarana pengunjung diperlukan demi tercapainya hasil – hasil yang memuaskan. Khususnya di bidang pendidikan dan pembinaan masyarakat dalam arti yang luas. Salah satu sarana penting ialah adanya perpustakaan baik ditingkat desa maupun ditingkat nasional.
Perpustakaan dalam arti tradisional adalah sebuah tempat koleksi buku, majalah, dan lain-lain. Walaupun dapat diartikan sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun Perpustakaan lebih umum dikenal sebagai sebuah tempat penyimpanan koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau Institusi dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli sekian banyak buku atas biaya sendiri.
Sehubung dengan itu Pemerintah telah menggariskan kebijakan-kebijakan tertentu diantaranya pembangunan Perpustakaan. Namun, masalah yang dihadapi dalam usaha pengembangan Perpustakaan meliputi berbagai segi. Salah satunya keterbatasan Pustakawan atau Petugas yang dipercayakan memimpin suatu Perpustakaan untuk mendapat ide misalnya dibidang perencanaan suatu Perpustakaan.
Tulisan ini bertujuan untuk membantu Pustakawan atau Petugas yang diserahi tanggung jawab untuk membangun Perpustakaan diseluruh Indonesia dalam pembangunan rencana gedung dan pengaturan tata ruang Perpustakaan. Tujuan tersebut diatas berdasarkan pertimbangan bahwa di Indonesia belum banyak buku – buku petunjuk, serta pengaturan perabotan, perlengkapan untuk kantor-kantor pada umumnya.   








BAB. I
GAMBARAN UMUM
PERPUSTAKAAN UMUM UNIVERSITAS TERBUKA

  1. Sejarah Singkat

Pusat Layanan Pustaka Universitas Terbuka (selanjutnya disingkat Puslata UT) didirikan tak lama setelah diresmikannya Universitas Terbuka pada tanggal 4 September 1984. Puslata UT merupakan perpustakaan perguruan tinggi yang diproyeksikan sebagai perpustakaan pendidikan jarak jauh. Bahan-bahan pustaka yang dikoleksi cukup beragam terdiri dari bahan-bahan tercetak dan terekam.
Sebagaimana umumnya perpustakaan, Puslata menyediakan informasi berbagai bidang ilmu khususnya yang relevan dengan program-program studi di UT. Selain itu, koleksi Puslata dirancang sebagai bahan rujukan bagi pengembangan bahan ajar yang dgunakan oleh civitas akademika, tutor, penulis modul. dan kegiatan lainnya dalam rangka pelaksanaan tri dharma perguruan tinggi.
Pada tahun 1984, ketika kampus atau kantor pusat UT berada satu kompleks dengan kampus IKIP Jakarta, Puslata (waktu itu Perpustakaan UT) menempati sebuah ruangan berukuran sekitar 100 meter persegi. Ketika kampus UT pindah ke Pondok Cabe pada tahun1986, Puslata menempati sebuah ruangan seluas 150 meter persegi di lantai 1 Gedung Utama. Karena dirasa sempit, tak lama kemudian pindah ke ruang yang terletak di seberangnya dengan ukuran cukup besar yaitu sekitar 400 meter persegi. Kemudian pada tahun 1993, untuk ketiga kalinya Puslata pindah ke gedung bekas Pusat Distribusi. Kepindahan di tempat ini pun tidak bertahan lama dan bersifat sementara sambil menunggu selesainya pembangunan gedung perpustakaan.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sejak 2004 Puslata UT telah mengembangkan perpustakaan digital. Melalui jaringan internet, pengguna dapat mengakses perpustakaan UT di website : pustaka.ut.ac.id. Dengan fasilitas ini pengguna dapat melakukan browsing (penelusuran) tanpa harus datang ke perpustakaan. Bahkan para anggota Puslata UT dapat melakukan transaksi perpanjangan peminjaman melalui telepon.

B. VISI DAN MISI

Visi
Menjadi Perpustakaan yang unggul dalam penyebaran informasi tentang pendidikan terbuka dan jarak jauh di Indonesia.
Misi
  1. Menunjang terwujudnya iklim akademik yang bersifat ilmiah dengan menyediakan koleksi dan akses informasi berbasis teknologi informasi.  
  2. Memenuhi kebutuhan informasi di era globalisasi melalui kerjasama dengan berbagai lembaga dan pusat informasi. 
  3. Mendukung proses belajar mengajar, penelitian dan program pengabdian pada masyarakat. 
  4. Meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi di Perpustakaan.
  5. Mengembangkan jaringan kerjasama dengan Perpustakaan /lembaga lain.

Tugas dan Fungsi

Dalam Keputusan Rektor Universitas Terbuka Nomor: 112/J31/KEP/2005 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja di Lingkungan Universitas Terbuka (Jakarta: Biro Administrasi Umum dan Keuangan UT, 2005) disebutkan: 
Pusat Layanan Pustaka dan Informasi mempunyai tugas memberikan layanan bahan pustaka dan informasi untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Puslata mempunyai fungsi:
  1. Penyusunan rencana kegiatan Pusat.
  2. Pelaksanaan pengadaan dan pengolahan bahan pustaka.
  3. Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan pustaka.
  4. Penghimpunan dan penyebaran informasi kepustakaan.
  5. Pemberian layanan referensi.
  6. Pengembangan dan pembinaan jaringan kemitraan dengan perpustakaan dan sumber informasi lainnya.
  7. Pemeliharaan bahan pustaka.
  8. Pengembangan sistem informasi.
  9. Pendokumentasian hasil kegiatan unit-unit di UT.
  10. Pelaksanaan urusan tata usaha Puslata.
  11. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan penyusunan laporan kegiatan.
Dalam Rencana Operasional UT 2005-2010 menyebutkan beberapa program kegiatan yang dilaksanakan oleh Puslata UT, antara lain:
  1. Program: Pengembangan dan pemeliharaan sistem dan aplikasi ICT untuk layanan akademik dan administrasi yang ramah pengguna. 
    Indikator: Tersedianya sistem dan aplikasi ICT untuk layanan akademik dan administrasi akademik yang ramah pengguna.
  2. Program: Peningkatan layanan pustaka bagi mahasiswa UT baik secara mandiri maupun bekerjasama dengan mitra. 
    Indikator: Tersedianya layanan pustaka bagi mahasiswa UT baik secara mandiri maupun kerjasama dengan mitra.
  3. Program: Sosialisasi layanan pustaka bagi Mahasiswa UT baik secara mandiri maupun kerjasama dengan mitra. 
    Indikator: Realisasi penyebaran dan pemanfaatan kartu akses layanan pustaka di perpustakaan lokal.
  4. Program: Dokumentasi hasil penelitian secara terpusat. 
    Indikator: Tersedianya data dan informasi hasil penelitian secara sistematis dan mudah diakses baik secara tercetak maupun terpasang (online).
  5. Program: Publikasi hasil penelitian dalam jurnal ilmiah. 
    Indikator: Publikasi hasil penelitian dalam jurnal ilmiah (nasional dan internasional) minimal 10% dari seluruh penelitian.
  6. Program: Pengembangan sistem pangkalan data (database) administrasi akademik yang akurat.  


C. KEBIJAKAN

Kebijakan Umum
  1. Meningkatkan kemampuan manajemen Perpustakaan agar mampu menumbuhkan professionalisme dan budaya ilmiah.
  2. Meningkatkan mutu layanan informasi sesuai dengan perkembangan dan tuntutan para staf pengajar, peneliti, pengabdian pada masyarakat dan mahasiswa pada umumnya.
  3. Menyempurnakan pengembangan dan pemanfaatan fasilitas teknologi Informasi.
  4. Meningkatkan dan mengembangkan mutu staf Perpustakaan.
  5. Mengembangkan kerjasama berbagai pihak baik secara internal/ eksternal.
Kebijakan Pengembangan Koleksi
  1. Bahan pustaka yang menunjang kegiatan pendidikan Universitas Terbuka.
  2. Bahan pustaka yang menunjang kegiatan penelitian Universitas Terbuka.
  3. Bahan pustaka yang menunjang kegiatan pengabdian kepada masyarakat Universitas Terbuka.
  4. Bahan pustaka yang menunjang penyelenggaraan kegiatan Universitas Terbuka.
  5. Bahan pustaka yang berhubungan dengan pendidikan tinggi terbuka dan jarak jauh.

D.
KEANGGOTAAN
Untuk menjadi anggota Puslata UT dengan persyaratan mendaftarkan terlebih dahulu sesuai kriteria sebagai berikut:
Dosen dan Staf UT
  1. Terdaftar sebagai staf akademik atau administrasi di lingkungan UT
  2. Menyerahkan 1 lembar foto berwarna ukuran 3 x 4 (berlaku mulai Januari 2007)
Penulis Modul UT
  1. Hanya dapat menjadi anggota selama masa penulisan bahan ajar UT
  2. Memperlihatkan Surat Penugasan
  3. Menyerahkan 1 lembar foto berwarna ukuran 3 x 4 (berlaku mulai Januari 2007)

Informasi selengkapnya hubungi: 
Bagian Sirkulasi Puslata UT 
telpon: (021) 7490941 pes 2204 email: pustaka@mail.ut.ac.id


E. GEDUNG DAN FASILITAS

Gedung
Jika pada tahun-tahun sebelumnya aktivitas perpustakaan berpindah-pindah dari satu gedung ke gedung lainnya, maka sejak tahun 2000 Pusat Layanan Pustaka UT menempati gedung tersendiri yaitu Gedung Perpustakaan. Gedung berlantai empat ini letaknya bersebelahan dengan Gedung Fakultas. Luas keseluruhan pedung perpustakaan kurang lebih dua ribu meter persegi. Jadi luas rata-rata setiap lantai sekitar lima ratus meter persegi.
Peruntukan gedung ini yaitu pada lantai pertama digunakan untuk ruang staf dengan berbagai kegiatan antara lain: ruang pimpinan, tata usaha, pengolahan, layanan sirkulasi, dan penyimpanan bahan pustaka berupa dokumen. Lantai dua diperuntukkan bagi ruang koleksi bahan pustaka berupa buku. Lantai tiga digunakan untuk koleksi referensi, bahan ajar utama UT (modul), karya penelitian. Sedangkan lantai empat diperuntukkan bagi koleksi majalah dan jurnal yang sudah dibundel, koleksi album foto, dan koleksi bahan ajar berbentuk terekam (audio/video).



Fasilitas
Gedung perpustakaan juga dilengkapi beberapa fasilitas. Layanan fotokopi dan scan terdapat di lantai pertama. Ruang salat (mushola) tersedia di lantai dua. Di lantai tiga tersedia ruang preview, yang dapat dimanfaatkan untuk mereview bahan ajar terekam (audio/video) lengkap dengan sarananya berupa audio/video player. Di ruang ini pula terdapat koleksi vcd berisi pengetahuan umum dan khusus. Fasilitas lain di lantai tiga yaitu tersedianya sebuah server yang diperuntukkan bagi kegiatan perpustakaan. Perangkat komputer (server) ini sudah terintegrasi dengan jaringan UT (LAN) dengan website: www.pustaka.ut.ac.id. Sedangkan pada lantai empat digunakan untuk koleksi bundel majalah dan jurnal, koleksi album foto, dan ruang pertemuan.
            Di luar gedung, persisnya di sayap kanan, tersedia fasilitas taman yang dilengkapi dengan tempat duduk permanen terbuat dari batu bata dan semen. Agar terlindung dari sinar matahari dan hujan, tempat duduk itu dilengkapi pula dengan atap yang Bergenteng. Berbagai jenis tanaman hias sengaja dipilih untk menambah asri lingkungan perpustakaan. Dengan demikian diharapkan pengujung dapat memperoleh kenyamanan, di samping ketenangan karena gedung perpustakaan UT jauh dari keramaian lalu-lintas kendaraan maupun kebisingan suara mesin.

Jam Layanan

Perpustakaan Universitas Terbuka buka pada setiap hari kerja, kecuali Sabtu dan Minggu. Sedangkan waktu bukanya mulai pkl. 08.30 sampai dengan pkl. 15.30.
Aktivitas perpustakaan hampir tidak mengalami masa istirahat, terutama petugas sirkulasi (peminjaman/pengembalian). Kecuali hari Jumat, karena sebagian besar staf perpustakaan melaksanakan shalat Jumat sehingga diberlakukan jam istirahat mulai pkl. 11.30 hingga pkl. 13.00.
Pada jam buka tersebut pengunjung dapat melaksanakan kunjungannya di perpustakaan sekaligus melakukan transaksi. Namun demikian sebelum pengunjung melakukan kunjungan maupun transaksi, beberapa ketentuan harus dipatuhi terlebih dahulu. Ketentuan itu mencakup tata tertib pengunjung dan tata tertib yanag berkenaan dengan peminjaman koleksi, seperti yanag terlihat di bawah ini.
Hari
Jam Buka
Istirahat
Jam Tutup




Senin-Kamis
08.30
-
15.30




Jum'at
08.30
11.30-13.00
15.30




catatan: berdasarkan Waktu Indonesia Barat
 
F. TATA TERTIB
Tata Tertib Pengunjung
  1. Setiap pengunjung wajib mengisi buku tamu.
  2. Pengunjung dari luar UT harus menyerahkan kartu identitas diri untuk ditukar sementara dengan tanda pengenal/tamu.
  3. Tas, jaket, topi harus dititipkan di locker.
  4. Tidak boleh membawa makanan/minuman/merokok ke ruang baca/koleksi.
  5. Tidak boleh mencoret, merobek, atau merusak koleksi/buku.
  6. Tidak boleh membuat gaduh/berisik, yang berakibat mengganggu pengguna/pembaca lain.
  7. Bersikap sopan selama berada di lingkungan Puslata.
  8. Setiap pengunjung wajib menaati tata tertib yang berlaku.
Tata Tertib/Peraturan Sirkulasi 
(khusus anggota Puslata UT)
  1. Setiap anggota yang akan meminjam koleksi / buku harus membawa Kartu Anggota Puslata.
  2. Kartu Anggota Puslata tidak boleh dipinjamkan kepada orang lain.
  3. Setiap Anggota Puslata dapat meminjam maksimal 10 buku.
    • Lama peminjaman 2 (dua) minggu dan dapat diperpanjang apabila tidak ada pengguna lain yang akan meminjam.
    • Pemberitahuan perpanjangan juga dapat dilakukan melalui telepon.
    • Perpanjangan untuk ketiga kalinya, koleksi buku yang dipinjam harus dibawa.
    • Khusus bagi karyawan yang melaksanakan tugas belajar dapat meminjam koleksi buku selama satu semester.
  4. Keterlambatan pengembalian pinjaman dikenakan denda sebesar Rp. 500,- (lima ratus rupiah) / buku per hari.
  5. Kartu anggota yang hilang dikenakan biaya penggantian kartu baru sebesar Rp. 5000,- (lima ribu rupiah)
  6. Menghilangkan koleksi / buku milik Puslata diwajibkan untuk :
    • mengganti dengan koleksi / buku yang sama; atau
    • mengganti koleksi / buku dengan subjek yang sama (yang disetujui oleh Kepala Puslata).
  7. Peminjam tidak boleh merusak, mencoret, merobek isi koleksi / buku.
  8. Setiap anggota wajib menaati tata tertib yang berlaku.

Layanan Cetak

Perpustakaan menyediakan sarana foto copy bagi pengguna yang ingin memfotokopy bagian-bagian tertentu dari artikel yang diperlukan. Selain itu terdapat juga alat pemindai (scanner) dan mesin pencetak (printer). 
 
Jasa
Harga
Kuantitas



Fotokopi
150,-
perlembar



Cetak
500,-
perlembar



Scan
2000,-
perlembar




G.
LAYANAN LITERATUR
Penelusuran Informasi 
Jika pada masa sebelumnya penelusuran koleksi perpustakaan UT masih menggunakaan sistem manual, maka sejak 2003 Puslata sudah menerapakan sistem penelusuran dengan sistem OPAC (Online Public Access Catalog). Melalui sistem ini pengguna dapat mengakses (menelusur) perpustakaan kapan pun dan dari manapun. Sistem ini sudah terintegrasi dengan jaringan UT melalui alamat: pustaka.ut.ac.id. Dari situ penelusur dapat menelusur melalui beberapa kata kunci antara lain pengarang, judul, subjek, nomor kelas.
Penelusuran Artikel
Layanan ini diberikan bagi pengguna yang membutuhkan artikel full text untuk topik tertentu dengan penelusuran dilakukan pada berbagai sumber yang ada di perpustakaan.

Penelusuran Bibliografis

Layanan yang disediakan adalah penelusuran judul artikel buku dari berbagai sumber baik yang ada di perpustakaan maupun melalui internet.


Layanan Multimedia

Layanan Audio Visual adalah bagian yang melayani pengguna untuk memanfaatkan koleksi Audio Visual seperti CD-ROM, kaset video maupun audio, disertai dengan sarana pelengkap seperti komputer multimedia, televisi, video player [dalam format beta, vhs, VCD, maupun DVD], perangkat audio, dan infokus.

Selain itu, layanan Audio Visual juga menyediakan layanan pemutaran film video secara gratis untuk film atau VCD koleksi Puslata UT, yang terdiri dari koleksi umum [seperti National Geographic, Harun Yahya, dll.] dan video bahan ajar UT.


Layanan Referensi 
Layanan ini diberikan kepada pengguna yang membutuhkan informasi yang bersumber pada koleksi referensi.

Layanan Jurnal 

Perpustakaan menyediakan berbagai judul jurnal, pengguna dapat memfoto copy atau membaca di tempat.

Layanan Sirkulasi

Layanan Sirkulasi adalah bagian yang melayani peminjaman, pengembalian, pemesanan dan perpanjangan peminjaman koleksi. Puslata UT memberikan layanan sirkulasi kepada anggota sesuai dengan peraturan yang berlaku (saat ini hanya berlaku untuk Karyawan di lingkungan UT Pusat dan UPBJJ Jakarta). Perpanjangan peminjaman online (menggunakan e-mail/telepon/fax), atau pemesanan peminjaman (online booking, saat ini dalam tahap pengembangan).
 Syarat Keanggotaan
  • Staf Akademik dan Administrasi UT
  • Penulis Modul
  • Mahasiswa UT yang berlokasi disekitar Jabodetabek (direncanakan akan dimulai tahun 2008)
Koleksi Yang Dapat Dipinjam
  • Buku teks
  • Modul (BMP) cetak
  • Bundel Jurnal dan Majalah 



Peminjaman & Pengembalian Koleksi
  • Anggota (karyawan UT & penulis modul) dapat meminjam maksimal 10 buku selama 2 minggu.
  • Keterlambatan pengembalian buku akan dikenakan denda sesuai dengan aturan yang berlaku.

Perpanjangan
Peminjaman yang telah habis masa pinjamnya, dapat kembali memperpanjang pinjaman selama 2 minggu.



BAB. II
PEMBAHASAN
ANALISA GEDUNG DAN JUMLAH KOLEKSI PERPUSTAKAAN


A. Gedung Perpustakaan

Aspek yang kita bahas dalam kesempatan ini adalah aspk gedung, ruang, prabot dan perlengkapan. Di Indonesia jarang sekali pembangunan gedung perpustakaan yang benar-benar membuat perencanaan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan tersebut. Di dunia pendidikan baru perguruan tinggi yang bener-benar menyadari pentingnnya suatu perpustakaan, mereka memikirkan sarana itu dengan serius. Tetapi kebanyakan perguruan tinggi swasta yang baru berdiri sedikit terlambat atau mengenyampingkan dulu pembangunan sarana ini. Karena lebih mementingkan membuat jurusan-jurusan dan fakultas-fakultas demi perkembangan perguruan tinggi tersebut. Tetapi sadar atau tidak mereka pasti membutuhkan perpustakaan yang baik dan bermutu untuk menunjang perguruan tersebut, terutama dalam kwalitas belajar dan mengajar, dimana mereka dapatkan dari universitas tersebut.

 Dari hasil pengamatan dan observasi penulis membuat laporan tentang Perpustakaan Umum Universitas Terbuka dan penulis mendapatkan permasalahan-permasalahan yang terdapat di perpustakaan tersebut, yaitu :

  1. Bagaimanakah keadaan tata ruang Perpustakaan Umum Universitas Terbuka sekarang ini dan apakah perlu adanya perubahan dalam tata letak ruang Perpustakaan Umum Universitas Terbuka jika perlu bagaimana tata ruang yang lebih baik ?
  2. Apakah luas bangunan sekarang ini bersifat hemat serta efisien terhadap jumlah koleksi dan masyarakat (pemustaka) ?
  3. Bagaimanakah pemakaian perabot dan perlengkapan Perpustakaan Umum Universitas Terbuka apakah sudah mengacu kepada Standar Nasional Indonesia untuk ruang dan perabot perpustakaan ?

B. Batas permasalahan

Mendesain tata letak ruang Perpustakaan Umum Universitas Terbuka terhadap luas bangunan, jumlah koleksi serta jumlah pemustaka yang mengacu kepada Standar Nasional Indonesia untuk ruang dan perabot perpustakaan.

C. Pembahasan
Dalam tugas ini, kasus yang diambil adalah Perpustakaan Umum Universitas Terbuka yang berlokasi di JL. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang, Tangerang. Berikut adalah data-data yang terkait dengan perpustakaan ini :

D. Jenis Koleksi



1)      Buku                                                                     
a)      Judul 20.510
b)      Eksemplar 28,418
2)      Jurnal
a)   Judul 33
b)   Eksemplar 33
3)   Tesis
      a)   Judul 203
      b)   Eksemplar 203                       
4)   Disertasi
      a)   Judul 203
      b)   Eksemplar 203
5)   Laporan Penelitian  
a)   Judul 1.371
b)      Eksemplar 1.371
6)      Modul
a)   Judul 1.818
b)   Eksemplar 3.750
7)   Audio Video
      a)    Judul 5.037
      b)    Eksemplar 5.037
8)   Dokumentasi BMP
      a)    Judul 1.284
      b)    Eksemplar 1.284
9)   Audio Video
      a)    Judul 5.037
      b)    Eksemplar 5.037
10)   Dokumentasi BMP
      a)    Judul 1.284
      b)    Eksemplar 1.284
11)   Dokumentasi UT & Diknas
      a)    Judul 1.948
      b)    Eksemplar 1.948
12) Bundel Jurnal
      a)    Judul 2.066
      b)    Eksemplar 2.066
13) Jumlah Judul
      a)    Judul 35.029
      b)    Eksemplar 44.869





BAB III
HASIL PENELITIAN

A.                HASIL PENELITIAN

Penulis mengambil tempat penelitian di Perpustakaan Utama Universitas Terbuka (UT) yang terletak di Jalan Cabe Raya, Tangerang, Banten yang berada di dalam kampus UT.

B.                 LUAS GEDUNG PERPUSTAKAAN ( UT )

Luas gedung perpustakaan UT Lt.4 adalah 566.729m² yang terdiri dari ruang arsip, ruang baca, ruang nonton bersama, ruang diskusi & audio, ruang audio visual, ruang IT, ruang internet, ruang karyawan. Semua ruangan tersebut dikaitkan dengan aspek sirkulasi udara, cahaya, perabotan, dekorasi, warna, lokasi ruangan dan kebisingan.

C.        JUMLAH PEMUSTAKA YANG DILAYANI PERPUSTAKAAN ( UT )

Di perpustakaan ( UT ) jumlah pemustaka yang dilayani berjumlah 1.165 orang / pemustaka yakni sivitas akademika ( UT ) meliputi : dosen, karyawan, peneliti dan mahasiswa. Catatan bagian layanan keanggotaan aktif perpustakaan memperlihatkan bahwa yang paling banyak memanfaatkan perpustakaan jasa informasi adalah mahasiswa, peneliti, dan kedua umumnya jasa perpustakaan dirancang dan dibangun untuk pemakai sejenis mahasiswa dan peneliti.




BAB IV
ANALISIS DATA BERDASARKAN DATA RATIO

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di Perpustakaan ( UT ). Akan melakukan analisis data dari hasil penelitian yang dilakukan di perpustakaan UT. Di dalam analisis ini, penulis menggunakan pedoman data ratio untuk melakukan penilaian terhadap perpustakaan UT apakah perpustakaan tersebut dapat dikatakan baik/layak, kurang baik/kurang layak dan tidak baik/tidak layak untuk dikatakan sebagai perpustakaan perguruan tinggi dan pedoman data ratio yang digunakan penulis dalam menganalisis data adalah IFLA.

A. PERHITUNGAN RUANGAN DAN PERABOTAN PERPUSTAKAAN   
           
Penghitungan ruangan dan perabotan dilakukan untuk mempermudah penulis melakukan analisis data yang lebih akurat dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dapat diperoleh data untuk menghitungan jumlah besar ruangan yang digunakan oleh perpustakaan UT dan penghitungan dilakukan dengan cara berikut :

  1. Luas Ruangan : 31.45 m X 18.02 m = 566.729 m²
  2. Ruangan di Perpustakaan ini terdiri dari 8 bagian ruangan dengan berbagai sarana dan kebutuhan pemustaka, sebagai berikut :
    • Ruang Arsip                   : 15m X 5.70m : 85.5m²
    • Ruang Baca                    : 4.07m X 3.50m : 14.245m²
    • Ruang Nonton Bersama : 6.00m X 6.00m : 36m²
    • Ruang Diskusi & Audio : 3.95m X 3.50m : 13.825m²
    • Ruang Audio Visual       : 6.00m X 5.70m : 34.2m²
    • Ruang IT                         : 6.00m X 3.00m : 18m²
    • Ruang Internet                : 6.00m X 6.00m : 36m²
    • Ruang karyawan             : 6.00m X 3.00m : 18m²
  3. Ruang baca maksimal 50 orang pengunjung
  4. Rata-rata pengunjung Perpustakaan mencapai 20 – 30 pemustaka / pengunjung pada setiap harinya.

  1. Peminjaman bahan pustaka maksimal 4 bahan pustaka (2 fiksi dan 2 non fiksi)
  2. jumlah pengguna perpustakaan : 1.165 orang
    • Mahasiswa : 591 orang
    • Karyawan   : 16 orang
    • Dan Masyarakat Umum selebihnya
7.      Pengadaan dan penambahan buku setiap tahun : 113 eksemplar / tahun.
  1. Petugas Perpustakaan 1 orang karyawan dan 1 orang pembina Perpustakaan (Pengajar / Dosen)
  2. Sumber bahan pustaka : Penerbit, Dinas Pendidikan dan mahasiswa atau Perpustakaan itu sendiri.
  3. Sarana dan prasarana yang ada pada Perpustakaan UT Lt. 4 :
·         Lemari Koleksi Double face 10uah = P : 2m; L : 0.5 m; T : 1.85 m
·         Lemari Koleksi Single face 7 buah = P : 1 m; L ; 0.5 m; T ; 1.5 m
·         Lemari Single dan double face memiliki 5 tingkat
·         1 buah Lemari single face ada yang digunakan sebagai lemari tempat menyimpan koleksi kaset pembelajaran
·         2 Buah Lemari kecil dan 1 buah lemari surat kabar masing-masing ukurannya adalah = P : 0.9 m; L : 0.3 m; T : 1 m
·         Buku administrasi perpustakaan : Buku untuk peminjaman buku, Jurnal kegiatan perpustakaan, Buku Tamu, Buku Induk Perpustakaan, Buku Pengunjung Perpustakaan
·         Bangku dengan meja baca 9 buah
·         Meja Sirkulasi 1 buah + kursi 1 buah
·         Meja Koordintor / Pembina Perpustakaan 1 buah + Kursi 1 buah dan 1 set komputer
·         Lemari katalog (Belum difungsikan sebagaimana mestinya)
·         Papan pengumuman, televisi, VCD / DVD, AC, Kipas angin, Alat peraga pembelajaran (alat peraga fisika dan geografi / globe dan peta)
·         Papan program kegiatan Perpustakaan.


B. LUAS RUANGAN YANG IDEAL ATAU LAYAK
Dikarenakan penulis menggunakan data ratio IFLA sebagai pedoman untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian, maka untuk penghitungan luas ruangan yang ideal, baik atau layak penulis menggunakan runus yang telah ditentuka oleh IFLA untuk menghitung sebuah ruangan agar dapat mengetahui apakah ruangan tersebut ideal/layak, tidak layak/tidak ideal untuk dikatakan sebagai ruangan yang da di dalam perpustakaan.

Rumus untuk menghitung luas ruangan menurut IFLA yakni :
1.      Ruang Koleksi : 45%
2.      Ruang Baca : 25%
3.      Ruang Perlayanan : 15%
4.      Ruang Lain-lain : 10%
5.      Ruang Staf : 5 %

Rumusnya
PRESENTASE RUANGAN × SELURUH LUAS RUANGAN



    • Ruang Koleksi               : 45% ÷ 100 × 566.729m² = 255.02m²      
      
    • Ruang Baca                    : 25% ÷ 100 × 566.729m² = 141.68m²
             
    • Ruang Pelayanan            : 15% ÷ 100 × 566.729m² = 85m²

    • Ruang Lain-lain              : 10% ÷ 100 × 566.729m² = 56.67m²

    • Ruang Staf                                  : 5% ÷ 100 × 566.729m² = 28.33m²





BAB V
HASIL ANALISIS BERDASARKAN DATA RATIO

            Dari hasil penelitian yang didapatkan oleh penulis, kemudian penulis menganalisis hasil penelitian tersebut sengan menggunakan pedoman data ratio IFLA untuk dapat mengetahui apakah perpustakaan UT dapat dikatakan baik/layak, kurang baik/kurang layak dan tidak baik/tidak layak sebagai salah perpustakaan perguruan tinggi yang ada di Indonesia.

Dan Hasil Analisis Penulis berdasarkan Data Ratio IFLA adalah sebagai berikut :
1.      Perpustakaan Universitas Terbuka dapat dikatakan baik/layak sebagai salah satu perpustakaan perguruan timggi yang ada di Indonesia dalam hal Penyediaan jumlah koleksi.
2.      Perpustakaan Universitas Terbuka dapat dikatakan baik/layak sebagai salah satu perpustakaan perguruan timggi yang ada di Indonesia dalam hal Penyediaan Ruang koleksi.
3.      Perpustakaan Universitas Terbuka dapat dikatakan baik/layak sebagai salah satu perpustakaan perguruan timggi yang ada di Indonesia dalam hal Penyediaan Ruang Baca.
4.      Perpustakaan Universitas Terbuka dapat dikatakan baik/layak sebagai salah satu perpustakaan perguruan timggi yang ada di Indonesia dalam hal Penyediaan Ruang Pelayanan.
5.      Perpustakaan Universitas Terbuka dapat dikatakan baik/layak sebagai salah satu perpustakaan perguruan timggi yang ada di Indonesia dalam hal Penyediaan Ruang Lain-lain.
6.      Perpustakaan Universitas Terbuka dapat dikatakan baik/layak sebagai salah satu perpustakaan perguruan timggi yang ada di Indonesia dalam hal Penyediaan Ruang Staf.
7.      Perpustakaan Universitas Terbuka dapat dikatakan kurang baik/kurang layak sebagai salah satu perpustakaan perguruan timggi yang ada di Indonesia dalam hal Penentuan Jarak Antar Perabot (Jarak Antar Perabot Rak yang satu dengan Rak yang lain)
8.      Perpustakaan Universitas Terbuka dapat dikatakan kurang baik/kurang layak sebagai salah satu perpustakaan perguruan timggi yang ada di Indonesia dalam hal Penentuan Jarak Antar Perabot (Jarak Antar Meja Kursi Ruang Baca Yang Satu Dengan Yang Lain).


BAB VI
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data, Perpustakaan ( UT ) dapat dikatakan perpustakaan yang baik dan layak sebagai perpustakaan Perguruan Tinggi. Karena, perpustakan ( UT ) sudah dapat memenuhi beberapa persyaratan utama yang telah ditentukan oleh IFLA. Persyaratan yang sudah dipenuhi oleh perpustakaan UT adalah :

1.      Kelayakan dalam hal penyediaan ruang koleksi
2.      kelayakan dalah hal penyediaan ruang baca
3.      kelayakan dalam hal penyediaan ruang lain-lain
4.      kelayakan dalam hal penyediaan ruang pelayanan
5.      kelayakan dalam hal penyediaan ruang staf

Namun, perpustakaan UT juga memiliki hal-hal ketidak layakan menurut IFLA. Akan tetapi, ketidak layakan tersebut tidak berpengaruh besar terhadap perpustakaan UT karena ketidak layakan tersebut bukan merupakan syarat utama sebuah perpustakaan yang telah ditentukan oleh IFLA.

Hal-hal ketidak layakan yang ada didalam perpustakaan UT yaitu :
1.      Ketidak layakan dalam hal penentuan jarak antara perabot ( jarak antar rak yang satu dengan rak yang lain )
2.      Ketidak layakan dalam hal penentuan jarak antara perabot ( jarak antar meja dan kursi yang satu dengan meja dan kursi yang lain )






B.     Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka ada beberapa saran yang dapat penulis ungkapkan yaitu :

1.      Pimpinan dan staf perpustakaan UT hendaknya melakukan renovasi dengan memperhatikan factor-faktor yang berkaitan dengan tingkah laku pemakai.
2.      Untuk variable gedung dan perabot renovasinya perlu ditingkatkan denagan memanfaatkan masukan dari pemakai.
3.      Perpustakaan UT harus lebih memperhatikan jarak antara perabot (jarak antar rak yang satu dengan rak yang lain atau jarak antar meja dan kursi yang satu dengan meja dan kursi yang lain)        



ALUR-ALUR KENDARAAN MENUJU PERPUSTAKAAN UT

Angkutan Taksi

Berikan ke pengemudi taksi denah lokasi Universitas Terbuka.
· Jika naik taksi dari Bandara Soekarno-Hatta, sebaiknya melalui Tangerang perkiraan                                                                                                         biaya Rp 175.000,- (Seratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah)     
· Jika naik dari Stasiun Kereta Api Gambir, perkiraan biaya Rp 175.000,-
· Jika naik dari Stasiun Ketra Api Senen, perkiraan biaya Rp 175.000,-
· Jika naik dari Pelabuhan Tanjung Priok, perkiraan biaya Rp 250.000,-

Angkutan Non Taksi 

A. Dari Bandara Soekarno-Hatta ke UT

Soekarno-Hatta – Blok M: Bus Damri Airport Jurusan Blok M; Terminal Blok M – Terminal Lebak Bulus: Metro Mini No. 611 atau 79, Patas AC Bianglala No. 76 atau 45.




B. Dari Terminal Bus Pulo Gadung
Terminal Bus Polo Gadung – Terminal Lebak Bulus: Bus City Link NE-3 dan Kowan Bisata.

C. Dari Terminal Kampung Rambutan.
Terminal Kampung Rambutan – Terminal Lebak Bulus: Koantas Bima 509.

D. Dari Terminal Kalideres

Terminal Kalideres – Terminal Lebak Bulus: Metro Mini 85.

E. Dari Stasiun Kereta Api Gambir

Depan Stasiun Kereta Api Gambir – Terminal Lebak Bulus: Bus Patas AC Mastrans No. P.20 P.22

F. Dari Stasiun Kereta Api Senen
Dari Terminal Senen – Terminal Lebak Bulus: Bus Patas AC Mastrans No. P20, P22, Kopaja P20 dan Bus Patas AC Bianglala No. 76.

G. Dari Stasiun Kereta Api Kota
Halte depan Stasiun Kota – Blok M: Bus Trans Jakarta. Terminal Blok M – Terminal Lebak Bulus: Metro Mini No. 611 atau 79, Patas AC Bianglala No. 76 atau 45. Dari Terminal Lebak Bulus – UT (lokasi): Naik angkutan kota No. D-15 (warna putih jurusan Pamulang) atau No. 106 (warna biru, jurusan Parung), Turun di UT (Lokasi).