Selasa, 06 Maret 2012

KONSEP PERAYAAN MAULID NABI 1433H

1.     MUQADIMAH
Dengan nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji hanya milik Allah SWT tuhan semesta alam. Shalawat dan salam untuk Muhammad Rasulullah segenap alam. Salam penghormatan dan doa dihaturkan bagi para keluarga, sahabat dan semua orang yang berjuang membela syariat hingga akhir zaman.
Upaya pembaharuan pemikiran Islam mempunyai alur yang begitu panjang, sejak umat Islam mengadakan sentuhan dengan dunia barat, selalu saja umat Islam membuka diri untuk saling memahami makna dan hakekat pembaharuan. Pembaharuan pembaharuan itulah yang mampu merubah dunia islam menjadi lebih baik, tentunya perubahan ke arah positif. Namun perubahan itupun tak semestinya meninggalkan tradisi lama yang baik. Ungkapan ini senada dengan ungkapan sebagian ulama yang mengatakan “Almuhafadzah ‘alalqodim al sholih wal akhdzu bil jadiid al aslah” ( menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik ). Berdasarkan ungkapan itulah sang penulis berani menuangkan konsep maulid melalui metode berbeda yang penulis namakan dengan Metode Maulid Artistik.
2.     DASAR PIMIKIRAN
Pemuda, remaja dan pelajar Islam khususnya merupakan aset yang mesti dijaga fitrahnya, karena mereka merupakan estafet / kepanjangan tangan dalam meneruskan perjuangan bangsa dan agama. Dalam kaitannya maka pemuda, remaja dan pelajar harus dibekali dengan IPTEK serta jiwa yang berkarakter. Peran aktive Pemerintah sangat berperan di dalam menciptakan pendidikan yang berkarakter, sehingga pemerintah harus mampu menciptakan suatu sistem pendidikan yang mengarah kepada keseimbangan jiwa dan raga, jasmani dan rohani serta intelektualitas dan hati nurani. Semua itu bermuara dalam suatu sistem pendidikan yang berkualitas. Namun saat ini pemuda dan pelajar dibenturkan dengan kondisi arus informasi yang tak terbendung,  mengakibatkan kesulitan dalam memfilterisasi arus informasi yang sangat berdampak luas kepada perkembangan dan kemajuan bangsa. Arus informasi dan westernisasi mengalir begitu deras keseluruh lapisan masyarakat mulai dari masyarakat ekonomi kelas rendah hingga ekonomi kelas atas hal itu sangat berdampak kepada perubahan karakter, sikap dan moral baik secara individu ataupun masyarakat secara luas khususnya pemuda dan pelajar.
Yang menjadi pertanyaan mendasar, apa antisipasi dalam memfilter arus negatif , ini bukan hanya kewajiban pemerintah semata namun ini juga menjadi kewajiban setiap warga negara untuk menemukan jawabannya dan berusaha berperan aktif secara maksimal dengan terus mencari filternya dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dalam membangun pemuda dan pelajar yang berkarakter yang berdasarkan pada Peraturan Mentri Pendidikan Nasional (PERMENDIKNAS) Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan Kompetensi guru diantaranya kompetensi pedagogik yakni kemampuan didalam memahami karakter siswa dari berbagai aspek yang mampu menstimulus kecerdasan spritual dan emosional atau saat ini dikenal dengan Emotional Spritual Quetiont (ESQ). Oleh karena itu perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu moment terpenting untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan spritual yang sangat dibutuhkan untuk memfilterisasi budaya-budaya negatif yang bertentangan dengan kultur bangsa Indonesia dan kehidupan beragama. Menurut penulis Methode dalam pelaksanaan substansi maulid  saat ini sudah baik, namun mesti diadakan pemolesan metode agar tidak monoton yang dapat menimbulkan  kejenuhan pada pelajar dan pemuda dalam  pelaksanaan maulid. Menurut penulis pelaksanaan maulid tidak mesti menghadirkan penceramah, namun yang terpenting membangun substansi maulid yang mampu membangun karakter, memiliki pesan moral dan berkesan bagi pelajar dan masyarakat luas pada umumnya. Sehingga pelajar terinspirasi untuk dapat berpikir kreatif, dinamis, logis, imaginative dan agamis. Itu semua bisa muncul jika metode suguhan dalam penyampaian substansi maulid yang diberikan bersifat dialog serta mengikutsertakan peran pelajar secara aktive. Mungkin penulis dapat memberikan sedikit ilustrasi bahwa penyampaian pesan dan moral tidak mesti dengan ceramah namun dapat disampaikan dalam berbagai aspek, mungkin dengan drama, teater, teatrical, puisi ataupun dengan cara mendongeng yang dikemas dengan baik namun tidak mengurangi substansi dari tujuan maulid itu sendiri tentunya. Oleh karena itu Sejarah nabi dapat disampaikan melalui drama, puisi, teater, teatrical ataupun cerita melalui dongeng dengan kemasan yang menarik, disesuikan dengan kebutuhan audience/pelajar agar mampu menstimulus daya imajinasi, membangunkan potensi serta dapat menyalurkan bakat yang dimliki pelajar. Pendekatan-pendekatan seperti ini menurut penulis sesuai dan seiring dengan kurikulum berbasis karakter yang dikedepankan oleh pemerintah saat ini. Di sini penulis mengutif dua definisi yang dianut A Chaedar  Alwasilah (dalam pengantarnya untuk versi terjemahan buku Elaine B Johnson, Contextual Teaching and Learning ) sebagai berikut : (1)”A relatively permanent change in response potentiality which occurs as a result of reinforced  practice” dan (2) “a change in human disposition or capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth”. Dari dua definisi ini  penulis menarik kesimpulan bahwa proses penyampaian materi itu harus mampu melahirkan nilai karakter positif yang mampu memupuk benih kesuburan  dalam hidup dan kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara serta pencapaian kualitas anak didik yang paripurna. Dengan demikian perayaan maulid mampu menselaraskan tujuan dari proses pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah saat ini.
Demikianlah konsep yang penulis tawarkan semoga dapat memberikan khazanah yang positive demi kebaikan dan kemajuan bangsa pada umumnya, dan pelajar Miftahussa’adah pada khususnya.                                                                                                                          Conceptor, Tangerang 19 Februari 2012
                                                                                                Imam Cahyadi S.IP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar