Jumat, 21 November 2014

ALAM PIKIRAN LIAR

Hujan dimalam itu tidak dapat aku lupakan. Entah kenapa masih ada saja bayang-bayang yang masih menetes  di memori ku. Terkadang ingin aku lupakan semua yang pernah aku lakukkan seperti ombak yang menghapus jejakmu di pantai. Lama kita tak berjumpa bagi ku itu lebih baik agar waktu bisa berjalan dengan normal. Tulisanmu di kertas itu sudah ku bakar seperti sebuah kebakaran rumah yang besar karena sebuah amarah yang membumbung tinggi di angkasa. Sesungguhnya alangkah baiknya kalau saja aku tidak mengingatmu lagi agar malaikat yang ada bersamaku tidak merasa sakit karena sayapnya terkena percikan api. Aku sadar memang tidak mudah untuk melupakan luka yang tersayat oleh benda tajam. Dalam kesunyian dan kesepian pasti saja aku memikirkan hal yang mungkin sebuah teka teki KuasaNya. Tetesan air yang datang selalu membuat perasaanku seperti tersayat tetapi selalu ku ingat bahwa buah yang berwarna merah tidak selamanya manis. Malaikatku selalu berbisik agar menjauh dan melepaskan ikatan itu. Aku yang hanya seorang manusia yang lemah ingin sekali melepaskannya tetapi semua seperti samudra yang menghantam karang yang berdiri kokoh di tepi Pantai. Semua seperti sebuah dongeng untuk anak-anak tk yang sering aku dongengkan. Sungguh berdarah - darah aku bertarung dan tetap saja kalah. Pertarungan itu sangatlah berat aku kalah telak dengan Pangeran tampan itu. Sekarang aku mengerti betapa bersinarnya bintang itu saat masih di angkasa tetapi saat aku melihatnya kini terlihat mendung seperti tertutup awan hitam. Pikirku, apakah bintang itu tidak bahagia? ah, itu hanya pikir ku. terlihat di kejauhan bintang itu bersanding dengan komet. Aku yang hanya anak akar yang hanya bisa mencakram tanah tetapi tidak bisa mencengkram langit tidak akan mungkin mendapatkan keindahan yang ada di angkasa. Malaikatku hanya kamu yang bisa menerangiku karena malaikat terbentuk dari cahaya bukan dari berlian maupun emas. kamu yang selalu menggenggam harapanku keras tanpa ada penyesalan. Mendampingiku berlari ke jalan yang lurus meskipun aku lelah engkau selalu menyemangatiku dan memberikan air kehidupan yang murni. Terima Kasih Malaikatku.