Kamis, 22 Desember 2016

Terima Kasih Ayah 
           Cerita ini berawal dari sebuah pertemuan singkat dengan teman dekatku. Aku bertemu dengannya pada malam hari sewaktu pulang kerja dan memang sudah ada janji bertemu dengannya sebelumnya. sebenarnya jika aku bertemu dengannya sangatlah jarang dikarenakan masing-masing dari kita memiliki kesibukan sendiri. Temanku yang ini memang benar-benar istimewa kenapa aku bilang istimewa karena temanku ini bukan teman biasa menurutku Dia benar-benar luar biasa dan aku sangat menyukainya meskipun tak aku ungkapkan. 
           Aku mengajaknya makan malam sambil berbincang-bincang dia memiliki satu cerita yang membuat Aku merasa tertarik untuk mendengarnya. Dia bercerita bahwa suatu hari lalu ada temannya yang berduka atas kematian suaminya. Jauh sebelum suaminya meninggal, istrinya pernah bercerita kalau "saja aku meninggal lebih dulu maukah kau memandikan jenazahku ayah". Sang istri bertanya kepada suaminya dan suaminya menjawab "kamu kenapa ngomongnya begitu". "Ga pa pa cuma mau tanya aja. Tapi, kamu jawab yah" Jawab sang Istri. Sang suami menjawab "gak perlu kamu tanya, itu sudah menjadi kewajibanku". Sang istri sangat puas dengan jawaban sang suami sehinga waktu terus berlalu dan dalam perjalanan rumah tangganya mereka dikaruniai 2 orang anak. Tak disangka beberapa tahun setelah mereka dikarunia anak ke 2 suaminya meninggal dunia dikarenakan kecelakaan pesawat. Sempat sang istri tak percaya kalau sang suami telah tiada pekerjaan sang suami adalah polisi tetapi saat kejadian memang sang suami tidak menceritakan kalau dia ingin pergi untuk bertugas disana hanya ingin dines luar saja. Sang istri yang mengetahui bahwa sang suami telah tiada sungguh sangat tak percaya. Beberapakali sang istri jatuh pingsan dan anak-anak mereka yang masih kecil belum tahu apa-apa dan hanya terdiam saja. Saat jenazah sang suami ingin dimandikan sang istri lalu berkata kepada pak ustad kalau dia ingin memandikan jenazah sang suami. Pak ustad pun bertanya "Apa ibu tegar untuk memandikan jenazah suami ibu". Jawab sang istri "Iya pak. saya siap untuk memandikan jenazah suami saya". Dengan sedikit menetaskan air mata sang istri berbicara "ayah seharusnya eangkau yang memandikan jenazahku bukan seperti ini". Perlahan sang istri membasuh bagian wajah dengan mengucapkan "Terima kasih ayah selalu memberikan senyum diwajahmu kepada keluargamu meskipun aku tahu bahwa kau sangat lelah sepulang kerja". Perlahan sang istri membasuh tangan sang suami dan berkata"Terima kasih ayah dengan tangan ini engkau memberikan riski kepada keluargamu". Terakhir sang istri membasuh badan dan bagian kaki suaminya dengan berkata "Terima kasih ayah dengan kaki ini engkau rela berlari-lari untuk mengejar impian keluargamu. Dan Penghormatan terakhir sang istri kepada suaminya adalah ucapan "Terima Kasih atas keikhlasanmu selama ini dan aku akan menjaga dan merawat Anak-anak kita". 
           Cerita temanku benar-benar membuat saya sedih dan terharu hingga tak sadar mata ini berkaca-kaca karena ketegaran seorang istri dan keikhlasan seorang suami. Saya juga mendengar kalau sang istri dan anak-anaknya kembali ke kampung halaman dan akan menetap disana untuk waktu yang lama.